Setelah mencetak gol ke gawang Liverpool di Stadion Parc des Princes, Paris, Perancis, Kamis (29/11/2018) dini hari WIB, bintang Paris Saint-Germain, Neymar, menari bersama Kylian Mbappe di pojok lapangan. Neymar patut bergembira karena ia sekarang menjadi pemain Brasil paling produktif di Eropa.
Golnya malam itu adalah yang ke-31 di Liga Champions. Koleksi itu menyamai pencapaian Rivaldo, mantan pemain Barcelona dan AC Milan. Namun, Neymar berada di atas nama-nama besar Brasil lainnya, seperti Kaka (30 gol), Jardel (28 gol), Giovane Elber (27 gol), dan Jose Altafini (24 gol).
Tidak sia-sia pula PSG membeli Neymar dengan harga tinggi demi memperkuat lini depan tim dan mengejar trofi yang belum pernah mereka dapatkan, yaitu trofi Liga Champions. Dengan didampingi Mbappe dan Edinson Cavani di lini depan, Neymar semakin berbahaya.
Pada musim ini, Neymar mencetak 10 gol di Liga Perancis dan 4 gol di Liga Champions. Pada musim lalu, musim pertamanya di Paris, Neymar total mencetak 19 gol di Liga Perancis dan 6 gol di Liga Champions. Angka ini masih bisa terus bertambah karena PSG masih berpeluang melaju ke babak 16 besar setelah mengalahkan Liverpool, 2-1.
Namun, Neymar memiliki sisi lain yang membuat lawan-lawannya sebal, terutama kubu Liverpool yang baru saja melihat Neymar menari-nari. Bagi para pemain dan Pelatih Liverpool Juergen Klopp, Neymar semakin gemar berakting, berpura-pura jatuh dan cedera saat berlaga.
”Saya ingin tahu berapa banyak waktu yang PSG buang (dengan berpura-pura cedera), hal ini membuat kami sangat frustrasi. Ketika Anda bermain melawan PSG, Anda tahu bahwa Anda akan berhadapan dengan dia (Neymar),” kata bek Liverpool, Andy Robertson.
Reputasi Neymar sebagai pemain yang gemar berpura-pura jatuh dan kesakitan semakin populer saat Piala Dunia Rusia 2018. Saat itu, ketika Brasil melawan Meksiko, Neymar terjatuh dan berguling-guling seolah cederanya sangat parah.
Padahal, Neymar masih baik-baik saja. Hal itu sempat menjadi olok-olok di media maya. Neymar mendapat status baru sebagai pemain yang pintar bersandiwara.
Aksi semacam itu sebenarnya kerap muncul di lapangan sepak bola, tidak hanya oleh Neymar. Tujuannya antara lain untuk mengulur waktu atau mengarahkan wasit memberi kartu kuning atau merah kepada pemain tim lawan. Hasilnya, emosi lawan kerap terpancing, seperti kubu Liverpool.
”PSG sangat cerdik, terutama Neymar, tetapi pemain (PSG) lainnya sebenarnya juga bertingkah sama. Kami tidak bisa tenang menghadapi situasi ini dan kami seperti tukang jagal karena melakukan banyak pelanggaran,” kata Klopp seperti dikutip The Guardian. (REUTERS/DEN)