SOLO, KOMPAS Tim panjat tebing Jawa Tengah bersaing ketat dengan tim panjat tebing Jawa Timur di ajang Kejuaraan Nasional Panjat Tebing XVII 2018, di GOR Manahan, Solo, Jawa Tengah. Hingga Kamis (29/11/2018), tim Jateng dan Jatim sama-sama mengoleksi tiga medali emas. Namun, Jatim untuk sementara ini masih lebih unggul karena koleksi medali peraknya lebih banyak dari Jateng.
Jateng meraih emas dari nomor-nomor speed world record (WR) estafet putra, speed WR estafet putri, dan boulder beregu putri. Sementara Jatim menguasai nomor-nomor lead beregu putra, lead beregu putri, dan boulder beregu putra.
Jateng juga mengoleksi tambahan dua perak dari boulder beregu putri dan perunggu dari lead beregu putri. Sementara Jatim meraih tiga perak dari speed WR estafet putra dan putri serta boulder beregu putri.
Tim Jawa Barat dan Bali yang sama-sama menurunkan atlet-atlet muda belum bisa mengimbangi kekuatan Jateng dan Jatim. Jabar mendapat dua perak dari nomor lead beregu putra dan putri, sedangkan Bali mendapat tiga perunggu dari boulder beregu putra dan putra serta lead beregu putra.
”Kami memang menyiapkan mereka bukan untuk kejurnas ini, tetapi untuk pra-PON dan PON nanti (2020 di Papua). Saya yakin di pra-PON nanti, anak- anak kami akan lebih kuat dan bisa bersaing dengan Jateng dan Jatim,” ujar Oemar Sumaryono, manajer tim Jabar.
Hal yang sama dilakukan tim Bali dan DI Yogyakarta yang 90 persen atletnya adalah atlet muda yang disiapkan untuk mencapai puncak penampilannya di PON 2020. DI Yogyakarta hanya mengikutsertakan satu atlet senior, yaitu Seto, yang tergabung di pelatnas 2018.
Atlet yang memiliki dasar kuat di nomor boulder ini menjadi salah satu kandidat cukup kuat untuk pelatnas 2019 karena penguasaannya di ketiga nomor utama.
Secara umum, hingga kemarin nomor-nomor beregu sudah selesai dipertandingkan sehingga pada Jumat (30/11) ini akan dimulai nomor-nomor perorangan. Kualifikasi untuk nomor lead perorangan putra dan putri yang sedianya digelar kemarin malam akhirnya dibatalkan karena hujan lebat di arena kejurnas.
Dua atlet panjat tebing yang menjuarai nomor speed pada seri Piala Dunia 2018, Aries Susanti Rahayu dan Aspar Jaelolo, turun di semua nomor yang menjadi komponen dari nomor kombinasi, yaitu lead, boulder, dan speed. Akan tetapi, keduanya mengakui, di lead dan boulder memang masih membutuhkan latihan lebih keras.
”Memang, di lead dan bouldernya saya masih kurang. Pada kejuaraan Asia di Jepang, saya di lead enggak sampai setengahnya, di boulder juga. Makanya, harus latihan lebih keras di kedua nomor itu,” ungkap Aries yang membela tim Jateng.
Aspar pun berjuang keras untuk bisa segera menguasai nomor boulder. ”Kalau untuk lead, butuh waktu lebih panjang. Makanya, saya akan konsentrasi lebih kuat di boulder dulu. Kalau speed dan boulder-nya bagus, harapan (meraih medali) di Olimpiade (Tokto 2020) lebih besar,” kata atlet DKI Jakarta itu.
”Jalurnya susah-susah, begitu juga volume poinnya. Sekarang ini cenderung besar-besar,” ujar Aspar tentang kesulitan lead dan boulder. (OKI)