Samantha Edithso, Mutiara Baru Catur Indonesia
Lagu ”Indonesia Raya” berkumandang di Santiago de Compostela, Spanyol, saat Samantha Edithso (10) berdiri di podium tertinggi Kejuaraan Catur Kadet Dunia, Jumat (16/11/2018). Hari itu, Samantha membuat mata dunia catur internasional menoleh lagi ke Indonesia.
Samantha menjadi juara dunia catur untuk kategori putri U-10. Gelar juara dunia catur pada semua tingkatan yang sudah 29 tahun tidak pernah dirasakan Indonesia kini kembali diraih pecatur Indonesia.
Gelar itu menyempurnakan pencapaian Samantha yang juga meraih gelar juara dunia catur cepat pada 24 Juni 2018 di Belarus. Pada April tahun ini juga, Samantha menyabet gelar juara catur Asia untuk kategori catur cepat dan catur kilat pada Kejuaraan Catur Remaja Asia.
Pada kategori putri U-10, Samantha dapat disebut sebagai pecatur yang paling lengkap. Pelajar kelas VI SD itu bukan hanya unggul dalam catur klasik yang memerlukan pemikiran rumit dan perhitungan cermat, melainkan juga prima dalam catur cepat yang membutuhkan kecepatan nalar dan pengambilan risiko.
”Pada dunia catur, Indonesia dikenal memiliki bakat-bakat unik yang menonjol. Tidak banyak, mungkin satu atau dua dalam satu era. Pada era ini, Samantha adalah bakat unik yang menonjol itu dan dia sudah mulai terlihat di permukaan pada usia yang sangat muda,” kata Grand Master (catur) Utut Adianto, Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Pernyataan Utut tersebut mengacu pada kemunculan GM Cerdas Barus pada era 1980-an, GM Utut Adianto pada era 1990-an, dan GM Susanto Megaranto pada era 2000-an.
Tahun 2018 menjadi tahun yang sangat produktif bagi Samantha. Selain dua gelar juara dunia dan dua gelar juara Asia, Samantha juga meraih medali perak pada kategori U-12 (kelas yang lebih tinggi) pada Kejuaraan Catur Remaja Asia Timur di Shanghai, 4 Agustus lalu.
Samantha juga tampil sebagai pecatur putri termuda pada Olimpiade Catur 2018 di Batumi, Georgia. Meskipun statusnya sebagai pecatur cadangan, Samantha dimainkan delapan kali dari total sebelas babak. Samantha merebut enam kemenangan dan mengumpulkan tambahan rating 103,6 poin.
Tambahan poin rating sebanyak itu dalam satu ajang tergolong luar biasa. Hal itu hanya dapat dicapai pecatur dengan rating rendah, tetapi mampu mengalahkan para pecatur dengan rating tinggi.
Bersinar sejak kecil
Semua prestasi yang diraih Samantha berawal dari perkenalannya akan dunia catur pada kelas I SD. So Siau Sian, ibunda Samantha, mengatakan, pada awal semester kedua, Samantha merasa bosan dengan ekstrakurikuler melukis dan ingin masuk ke catur. Ibunya bingung karena Samantha belum dapat bermain catur saat itu, tetapi tetap memberi izin.
”Saya pikir, anak-anak pasti cepat berubah. Jika bosan, dia mungkin minta ganti ekstrakurikuler lagi. Saya tidak pernah mengira dia akan menjadi pecatur,” kata Cien-Cien, nama panggilan akrab ibunda Samantha.
Saat Samantha baru tiga kali berlatih, Cien-Cien dipanggil oleh almarhum Antono Darma, guru ekstrakurikuler catur. Menurut Antono, Samantha sangat berbakat dalam catur dan diperkirakan memiliki tingkat kecerdasan atau IQ 130.
Antono dipercaya untuk memberikan les privat guna meningkatkan kemampuan catur Samantha. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, Antono menyerah dan tidak sanggup memberikan les lagi karena kemampuan Samantha sudah di atasnya.
Samantha mulai mengikuti berbagai turnamen catur di tingkat Bandung untuk menguji kemampuannya. Pada tahun 2014, Samantha menjadi juara kelompok umur (KU) 7 tahun di tingkat Bandung dan Jawa Barat.
Pada 2015, saat berusia 7 tahun, Samantha menjadi juara KU 9 tingkat Jawa Barat dan juara kedua KU 7 pada kejuaraan nasional (kejurnas). Pada tahun yang sama, Samantha menjalani tes psikologi dan kecerdasannya mencapai 146 atau tergolong genius.
Pada 2016, ayah Samantha, Larry Edith, mengambil risiko untuk menguji anaknya bertanding di KU 13 putri pada Kejurda Jabar. Hasilnya, Samantha menjadi juara.
Samantha juga mengikuti KU 17 putri pada kejurnas dan menjadi pemenang kedua. Hasil yang mengejutkan itu membuat Percasi mulai tertarik kepada Samantha dan mengirimnya untuk bertanding ke luar negeri.
Pada Kejuaraan Sekolah Asia 2017 di Malaysia, Samantha mengikuti KU 17 putri dan menjadi juara pada catur kilat, juara kedua catur klasik, dan juara ketiga catur cepat. Nama Samantha mulai dikenal saat dia tampil prima pada kelompok usia dewasa di Turnamen Catur Selangor Terbuka 2017.
Peter Long, Kepala Institute for Chess Excellence Malaysia sekaligus pengamat catur Asia, menulis, dirinya terkesan pada Samantha sejak turnamen di Selangor. Pecatur yang sangat muda dan sangat kecil berlaga di kategori dewasa dan menunjukkan permainan bagus.
”Samantha memiliki langkah-langkah yang tidak terduga. Namun, dia masih harus memperkuat fondasi caturnya dan mengendalikan perasaan agar tidak bermain terlalu cepat karena akan menjadi ceroboh,” ujar Peter Long saat melihat permainan Samantha pada Kejuaraan Catur Remaja Asia di Chiang Mai.
Agar dapat belajar catur dengan lebih serius dan mengikuti berbagai turnamen, orangtua Samantha memindahkannya dari sekolah reguler ke homeschooling.
Pada kesehariannya, Samantha banyak belajar catur melalui internet. Ayahnya mencarikan bahan-bahan untuk dipelajari secara mandiri karena saat ini Samantha tidak memiliki guru catur secara permanen.
Anggota Dewan Pembina Percasi, Eka Putra Wirya, dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Percasi Kristianus Liem membantu perkembangan catur Samantha dengan mendatangkan pelatih secara temporer. GM Andrei Kovalev termasuk salah satu pelatih yang dikontrak untuk melatih Samantha.
Eka juga menjadi donatur utama Samantha untuk mengikuti berbagai turnamen internasional. Kristianus selalu menjadi pendamping Samantha ke luar negeri.
”Kami berharap Samantha dapat menjadi pecatur putri Indonesia yang meraih gelar grand master, bukan hanya woman grand master,” kata Eka.
Harapan itu sama dengan cita-cita Samantha sejak kecil. Pada usia 7 tahun, Samantha pernah menulis cita-citanya itu di tembok kamarnya dengan pensil.
”Tata Grandmaster Catur”, tulis Samantha, yang diabadikan dengan foto oleh ibunya.
Samantha Edithso
Lahir: Jakarta, 17 Februari 2008
Ayah: Larry Edith
Ibu: So Siau Sian
Adik: Samuel Tobias Edithso
Sekolah:
Kelas I-III: SD Santa Ursula, Bandung
Kelas IV-V: SD BPK Penabur International, Bandung
Kelas VI: Homeschooling Taman Sekar, Bandung
Prestasi:
2018, Juara 1 catur cepat Asia kategori U-12 putri
2018, Juara 1 catur kilat Asia kategori U-10 putri
2018, Juara 1 catur cepat dunia kategori U-10 putri
2018, Juara 1 catur (klasik) dunia kategori U-10 putri