Jakarta BNI 46 Berjuang Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu
Oleh
E06
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Tim bola voli putri Jakarta BNI 46 akan berjuang mati-matian di Proliga 2019 untuk memenuhi target tampil di partai final. Minimnya pemain bintang di tubuh tim dengan dua gelar juara Proliga itu, membuat mereka kini fokus mengasah stamina dan kerja sama tim untuk menambal kekurangan dalam melancarkan serangan mematikan.
Pada musim lalu, Jakarta BNI 46 tampil mengecewakan dengan hanya duduk di peringkat lima. Sejumlah pemain tim nasional yang dikontrak tim itu gagal mewujudkan mimpi membangkitkan kejayaan masa lalu dengan meraih gelar juara yang terakhir didapat pada 2010.
"Musim lalu jadi pelajaran bahwa pemain bintang bukan satu-satunya kunci menjadi juara," ujar Pelatih Jakarta BNI 46, Risco Herlambang, saat melatih anak asuhnya di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Menurut dia, kerja sama dan konsistensi permainan yang didukung stamina yang baik lebih penting untuk memenangkan pertandingan.
Meskipun tak diunggulkan di Proliga 2019, Risco yakin anak asuhnya justru akan tampil beringas. "Dengan tak ada yang mewaspadai kami, lawan akan lengah dan kejutan akan lebih mudah diciptakan," ujarnya.
Untuk menghadapi Proliga 2019, Jakarta BNI 46 akan lebih banyak diperkuat pemain muda. Selain itu, mereka juga merekrut dua pemain tim nasional, yaitu tosser Tri Retno Mutiara dan spiker Hany Budiarto. Dua pemain asing, yaitu spiker Lindsay Stalzer (Amerika Serikat) dan spiker Ajcharaporn Kongyot (Thailand) juga dikontrak untuk memperkuat daya gebrak tim.
Sejak 15 Oktober, Jakarta BNI 46 sudah mulai berlatih mempersiapkan diri menghadapi Proliga 2019. Meskipun jadwal latihan sempat bentrok dengan jadwal Livoli, Risco mengatakan, puas terhadap perkembangan permainan anak asuhnya.
Dalam latihan kemarin, kerja sama antarpemain Jakarta BNI 46 tampak sudah padu. Para pemain mampu meladeni dan memenangi reli panjang dengan lawan latih tanding mereka yang diperkuat mantan pemain tim nasional Loudry Maspaitella dan Samsul Jais.
Namun, masalah justru terlihat pada dua pemain asing mereka yang terlihat belum tampil garang dalam sesi latihan itu. Sepanjang sesi latihan, kedua spiker asing itu tak menampilkan spike keras yang menjadi andalan keduanya.
Risco mengatakan, hal itu disebabkan karena Lindsey baru bergabung latihan pada Selasa (27/11). Sedangkan Ajcharaporn masih belum pulih 100 persen dari cedera engkel yang dideritanya saat membela Thailand.
"Masih ada sedikit waktu tersisa, kami akan bantu mereka semaksimal mungkin agar segera dapat menunjukkan penampilan terbaiknya," ujar Risco. Padahal, kedua pemain asing itu diharapkan menjadi inspirator bagi para pemain Jakarta BNI 46 yang masih belum banyak pengalaman.
Sementara itu, Ketua Tim Jakarta BNI 46 Loudry Maspaitella mengatakan, berharap banyak pada Ajcharaporn untuk menularkan teknik bermain yang baik pada pemain Indonesia. "Para pemain Indonesia bisa belajar dari pemain Thailand yang memiliki teknik bermain yang baik dan disiplin dalam berlatih," ujarnya.
Selain itu, Loudry juga berharap, para pemain bisa tampil lepas justru dengan menyandang label tim tak diunggulkan. "Pemain akan tampil bagus justru ketika banyak orang meragukannya," katanya.
Tim bola voli putri Jakarta BNI 46 akan berangkat menuju Yogyakarta pada 6 Desember untuk bersiap melawan tim bertabur bintang Jakarta Pertamina Energi pada laga perdana 12 Desember. "Jika mampu menang di laga perdana itu, akan memuluskan perjalanan selanjutnya," ujar Risco. (PANDU WIYOGA)