SEMARANG, KOMPAS – Setelah menang pada dua laga sebelumnya, Bima Perkasa Yogyakarta bermain antiklimaks pada laga penutup seri pertama Liga Basket Indonesia (IBL) di GOR Sahabat, Kota Semarang, Minggu (2/12/2018). Melawan Prawira Bandung yang belum pernah meraih kemenangan, David Atkinson dan kawan-kawan tampil buruk dan kalah 57-73.
Pada hari pertama dan kedua, tim besutan Raoul Miguel Hadinoto itu menundukkan Bogor Siliwangi dan Satya Wacana Salatiga. Namun, permainan cepat dan agresif Prawira Bandung mampu merontokkan skema permainan Bima Perkasa. Hal itu diperparah dengan buruknya penyelesaian akhir sejumlah pemain.
Pada kuarter pertama, permainan sebenarnya cukup imbang. Kedua tim silih berganti menyerang. Pada akhir kuarter ini, Prawira hanya unggul 16-10. Pada kuarter kedua, pemain Bima Perkasa mulai keteteran. Tim pelatih Prawira menginstruksikan para pemain untuk terus bergerak mengejar bola dan menjaga setiap pergerakan lawan.
Perolehan poin Prawira banyak disumbangkan dari lemparan tiga angka. Di kubu Bima Perkasa, para pemainnya seperti mati kutu. Setiap upaya serangan yang dibangun selalu gagal. Bahkan, sepanjang delapan menit kuarter kedua, mereka hanya mencetak 2 poin. Kuarter ini ditutup dengan keunggulan Prawira 33-21.
Pada kuarter ketiga, dominasi Prawira semakin terasa. Guard asing Jamal Ray dan pemain lokal Hans Abraham bergantian mencetak poin. Pemain Bima Perkasa juga kian sering melakukan kesalahan. Bahkan, tampak frustrasi karena sejumlah usaha tembakan tidak membuahkan hasil. Kondisi ini tidak berubah pada kuarter keempat.
Raoul mengatakan, para pemain terlalu terburu-buru ingin menyelesaikan skema serangan. “Itu yang harus kami perbaiki. Inkonsistensi masih jadi masalah tim ini. Dua laga sebelumnya juga cukup menguras tenaga anak-anak,” kata dia.
Statistik mencatat, Bima Perkasa melakukan 21 kali kesalahan. Dari kesalahan-kesalahan itu, Prawira mampu menghasilkan 19 poin.
Kendati menang, Prawira Bandung menolak jemawa. Asisten pelatih Prawira Jerry Lolowang, mengaku masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Namun, dia mengapresiasi perkembangan timnya karena mulai memahami hal-hal detail yang pada dua laga pertama tidak dilakukan.
Target Hangtuah
Sementara itu, Hangtuah memenuhi target memenangkan dua laga dalam seri perdana di Semarang. Dalam laga ketat kemarin, mereka menundukkan perlawanan Bogor Siliwangi 77-74. Guard asing Gary Jacobs menjadi pencetak skor terbanyak dengan 30 poin.
Pelatih Hangtuah, Andika Supriadi Saputra mengatakan, raihan dua kemenangan di Semarang sesuai target awal. “Anak-anak berkembang walau mental dan jam terbang masih kurang. Secara khusus, saya mengapresiasi penampilan pemain-pemain lokal kami,” ujarnya.
Adapun NSH Jakarta membuktikan diri telah jauh berkembang dibandingkan musim lalu. Dari tiga gim, mereka mampu meraih dua kemenangan. Setelah menaklukkan Prawira Bandung pada hari pertama, pada laga ketiga mereka mengalahkan Pacific Caesar Surabaya 95-81. Pemain guard asing Dashaun Wiggins tampil gemilang mencetak 26 poin sedangkan centre Anthony Simpson menorehkan 24 poin dan 8 rebound.
Meski tampil hanya dengan delapan pemain, Stapac Jakarta berhasil menaklukkan Satya Wacana Salatiga cukup telak, 83-63. Selain tanpa tiga pilarnya yang bermain untuk timnas, Stapac juga kehilangan guard asing Jordin Mayes yang mengalami cedera robek ligamen lutut anterior (ACL).
“Kami mendedikasikan kemenangan ini untuk Jordin Mayes. Dia tidak akan main lagi untuk Stapac,” terang Giedrius Zibenas, pelatih Stapac usai laga.
Adapun Satya Wacana tampil tanpa centre asing Ronald Whitaker yang pada laga sebelumnya melakukan dua kali technical foul sejak kuarter kedua sehingga diusir wasit. Tak puas dengan penampilan Whitaker, pelatih Efri Meldi memutuskan menggantinya dengan pemain asing lain mulai seri kedua di Jakarta.
“Kami tidak akan memainkannya lagi. Kami sudah mengajukan penggantian dan menemukan pengganti yang akan bermain mulai seri kedua,” kata Efri.
IBL 2018-2019 akan berlanjut ke Seri 2 di Jakarta 7-9 Desember. Pada sistem kompetisi reguler IBL, 10 tim terbagi menjadi dua divisi, Divisi Merah dan Putih. Setiap tim dalam satu divisi maupun luar divisi akan berhadapan sebanyak dua kali. Artinya, semua tim selama musim reguler akan bermain masing-masing 18 kali.