Perenang Muda Usik Senior
Kemunculan para perenang muda dari daerah di podium kejuaraan nasional menandakan regenerasi atlet renang berjalan. Mereka pun berpeluang besar masuk pelatnas.
Jakarta, Kompas Kemunculan perenang-perenang daerah di podium juara menunjukkan pembibitan dan regenerasi atlet renang di Indonesia berjalan.
Dalam Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, perenang daerah yang kebanyakan masih muda bisa tampil mengimbangi perenang senior, bahkan ada yang mencatatkan waktu tercepat dan menjadi juara.
Dalam kejuaraan yang bergulir di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Senin (3/12/2108), perenang muda asal klub BOA, Kabupaten Bekasi, Muhammad Fachri, mengungguli perenang senior Gagarin Nathaniel Yus dari klub ACS Jakarta. Fachri merebut medali emas nomor 50 meter gaya dada setelah mencatatkan waktu 28,57 detik.
Fachri sebenarnya tidak diunggulkan. Saat penyisihan, catatan waktunya 28,87 detik, lebih lambat dari Gagarin (28,69 detik). Di final, Fachri juga sempat berenang di belakang lawan. Namun, menjelang finis, pemuda itu berhasil melewati perenang senior Gagarin dengan selisih waktu 0,32 detik. Di peringkat ketiga ada perwakilan klub MNA Jakarta, Dennis Tiwa (29,07 detik).
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Harlin E Rahardjo mengatakan, penampilan Fachri di luar dugaan. ”Baru pertama kali Fachri bisa mencatatkan waktu secepat itu. Dia bahkan berhasil mengalahkan senior,” ujarnya.
Harlin mengatakan, kemunculan perenang daerah di podium, bahkan menjadi juara, menunjukkan, pembibitan dan regenerasi atlet renang di Indonesia berjalan. ”Banyak perenang yang tidak terdengar namanya tiba-tiba muncul menjadi tiga besar di podium,” ujarnya.
Persaingan pelatnas
Atlet-atlet muda seperti Fachri, menurut Harlin, berhak dipanggil ke pelatnas untuk memperkuat tim Indonesia menjelang SEA Games 2019. Di pelatnas, kemampuan Fachri akan diuji dengan perenang sprinter yang lebih senior, seperti Gagarin dan Indra Gunawan.
”Saya ingin menegaskan, tidak ada anak emas atau atlet senior sudah pasti dipanggil bergabung ke pelatnas. Dengan hadirnya atlet-atlet muda, perenang senior justru harus menunjukkan, prestasi mereka tidak akan disusul yunior,” ujar Harlin.
Gagarin mengatakan, setelah Asian Games 2018 dirinya belum menjalani latihan. Apalagi, saat ini dirinya harus membagi fokus renang dan kuliah.
”Sebenarnya tidak ada faktor kelelahan, hanya memang kurang latihan. Selanjutnya, saya harus melawan kemalasan untuk kembali berlatih lagi,” katanya.
Jaga performa
Di nomor 200 meter gaya kupu-kupu, perenang pelatnas Aflah Fadlan Prawira bersaing sengit dengan perenang non-pelatnas, Reza Bayu Prasetyo. Keduanya dari klub Aquarius, Bandung. Di jarak 150 meter, Reza memimpin dengan catatan waktu 1 menit 31,15 detik.
Adapun Fadlan ketika itu mencatatkan waktu 1 menit 31,28 detik. Menjelang finis, Fadlan meningkatkan tempo gerakan.
Fadlan menjadi juara setelah mengukir catatan waktu 2 menit 3,01 detik. Reza Bayu di peringkat kedua dengan selisih waktu tipis, 0,21 detik. Peringkat ketiga diisi perenang Pyramid, Jakarta, Azel Zelmi, dengan waktu 2 menit 6,41 detik. Fadlan juga meraih emas di nomor 200 meter gaya bebas putra dengan catatan waktu 1 menit 50,78 detik.
Perenang berusia 16 tahun, Azzahra Permatahani, menambah perolehan medali emas. Kemarin, dia menyabet emas nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 2 menit 16,39 detik. Azzahra dari klub Belibis, Pekanbaru, mengungguli perenang Aquarius, Bandung, Adinda Kusuma Ningrum, yang meraih perak (2 menit 18,37 detik). Hanna Christina yang membela klub Paswind, Solo, meraih perunggu (2 menit 26,04 detik).
Sebelumnya, Azzahra meraih emas dan memecahkan rekor nasional 200 meter gaya ganti. Dia juga meraih emas nomor 1.500 meter gaya bebas dan perak nomor 200 meter gaya dada.
Ketua Umum PB PRSI Anindya Novyan Bakrie puas melihat perenang muda dapat mengusik dominasi prestasi perenang senior. ”Semoga ada banyak perenang yang dapat lolos mengikuti kejuaraan dunia agar di SEA Games 2019 para perenang sudah lebih siap,” katanya. (DNA/E06)