JAKARTA, KOMPAS - Tim nasional tenis meja Paralimpiade terus menunjukkan tren positif setelah Asian Para Games 2018. David Jacobs dan rekan-rekan berjaya setelah meraih 5 emas, 2 perak, dan 3 perunggu di Kejuaraan Copa Tango Terbuka pada 30 November-2 Desember 2018 di Buenos Aires, Argentina.
Lima emas oleh atlet kursi roda Adyos Astan (kelas 4), Hana Resti (kelas 6-10), dan David Jacobs (kelas 10) di nomor beregu serta Leo Aritonang, Abdul Malik (kelas 8), dan David, Komet Akbar, Kusnanto (kelas 10) di nomor beregu.
Dua perak berasal dari Kusnanto dan Leo di nomor individu. Tiga perunggu dari Akbar dan Aminah (kelas 10) di nomor individu serta Astan yang berduet dengan atlet Kanada, Peter Isherwood.
Raihan timnas melanjutkan tren positif setelah Asian Para Games. Sebelumnya, dalam Kejuaraan Spanyol Terbuka 2018, pertengahan November, mereka meraih 5 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Salah satu atlet yang paling konsisten adalah David. Ia meraih masing-masing dua emas di Spanyol dan Argentina. Di Argentina, pemain berperingkat kedua dunia ini mengalahkan juara bertahan asal Brasil, Carlos Carbinatti, 3-1 (11-5, 11-8, 7-11, 11-2).
”Di Argentina, persaingan tidak terlalu ketat, tetapi saya tidak pernah datang ke sini sehingga sangat berharga bisa mengetahui tipe permainan mereka,” kata David saat dihubungi pada Senin (3/12/2018).
Menurut David, tipe permainan atlet benua Amerika lebih mengarah ke gaya Eropa yang konsisten pukulannya di kedua sisi. Berbeda, misalnya, dengan China yang mengandalkan kecepatan.
Dengan pengalaman di Argentina, David akan lebih waspada saat bertemu atlet benua Amerika, terutama di Paralimpiade Tokyo 2020. ”Mereka masih muda-muda, potensi ada, mungkin beberapa tahun lagi bisa berbahaya,” kata peraih dua emas di Asian Para Games 2018 itu.
Raihan dua emas membuat David semakin kokoh di peringkat kedua dunia. Dengan posisi saat ini, David hampir pasti aman menuju Paralimpiade 2020.
Meski juara, David mendapatkan evaluasi dari pelatih yang ikut berangkat ke Argentina, Bayu Widhie. Menurut Bayu, atlet berusia 41 tahun itu harus memperbaiki pukulan tangan sisi luar atau backhand.
”Karena untuk Paralimpiade, musuh-musuh pasti sudah mengetahui kelemahan David di backhand,” kata Bayu.
Sementara itu, Akbar semakin optimistis bisa melaju ke Paralimpiade. Dalam rilis peringkat terbaru, Akbar naik ke peringkat ke-20 dari sebelumnya ke-22 pada bulan lalu. Raihan emas beregu di Spanyol menambah poin dia dari 1.389 menjadi 1.409.
Akbar berpeluang mendekati 10 besar lewat satu perak dan satu emas di Argentina. ”Saya terus mengejar poin. Harapannya bisa menemani David tampil beregu di Tokyo,” ujarnya.
Kejuaraan di Argentina sekaligus mengakhiri agenda timnas pada 2018. Menurut rencana, mereka akan mengikuti enam kejuaraan pada 2019 untuk mengejar poin dalam kualifikasi Paralimpiade Tokyo 2020. (KEL)