JAKARTA, KOMPAS Hingga hari keempat Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC), para perenang nasional masih mendominasi nomor-nomor yang dipertandingkan. Namun, bagi mereka, tantangan terbesar dalam kejuaraan ini adalah melawan diri sendiri untuk mencapai waktu terbaik yang pernah diraih.
”Sebenarnya olahraga individu seperti ini targetnya melewati waktu terbaik dari diri sendiri. Mengalahkan waktu terbaik itu lebih menantang,” kata perenang nasional Fadlan Prawira setelah pengalungan medali juara pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan putra di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Waktu terbaik dari Fadlan pada nomor ini 4 menit 22,73 detik, yang dibuat pada SEA Games Kuala Lumpur 2017. Di IOAC, Fadlan yang mewakili klub Aquarius Bandung menjadi juara dengan catatan waktu 4 menit 24,81 detik.
Pemenang kedua diraih Athalarik Maulidio dari klub ESC Bandung (4 menit 36,81 detik). Adapun pemenang ketiga diraih I Putu Wirawan dari klub Bali Pari Badung (4 menit 38,84 detik).
Salah satu perenang andalan Indonesia, Triadi Fauzi, menambahkan, target perenang di setiap kejuaraan adalah mencapai atau melewati waktu terbaiknya. Namun, untuk mencapai itu dibutuhkan latihan dan jam bertanding yang berkesinambungan.
Triadi yang mewakili klub ESC Bandung, saat turun di nomor 50 meter gaya dada putra, hanya mampu menempati posisi kedua dengan waktu 25,16 detik. Padahal, waktu terbaik yang ia torehkan pada SEA Games 2017 adalah 24,01 detik.
Triadi kalah cepat dari Glenn Victor dari klub MNA Surabaya, yang mencatatkan waktu 24,28 detik. Pemenang ketiga diraih Abrian Adri Nyoman dari klub ESC Bandung (25,24 detik).
Glenn menilai, meski mulai muncul perenang-perenang muda potensial, keberadaan mereka belum mampu menggantikan perenang senior di level internasional. Hal itu didasarkan selisih waktu antara perenang muda dan perenang senior yang masih terpaut cukup jauh.
Ia menambahkan, percepatan regenerasi perenang muda membutuhkan banyak kejuaraan nasional, seperti Kejuaraan Renang Antarperkumpulan Seluruh Indonesia dan IOAC.
”Perenang itu butuh banyak pertandingan. Jadi, latihan dan pertandingan itu harus sama banyaknya,” ujarnya.
Dominasi perenang nasional juga terjadi pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri. Azzahra Permatahani dari klub Belibis Pekanbaru menjadi yang tercepat dengan waktu 4 menit 53,86 detik.
Pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri, Adinda Larasati Dewi dari klub HIU Surabaya juga menjadi yang tercepat dengan waktu 28,19 detik.
Sementara itu, Gagarin Nathaniel Yus (Klub ACS Jakarta) memenangi nomor 100 meter gaya dada putra (1 menit 3,39 detik). Nomor 100 meter gaya dada putri dimenangi Vanessae Evato (Belibis Pekanbaru) dengan waktu 1 menit 10,52 detik. (E13)