Dewan Tinju Dunia (WBC) menyatakan tidak ada yang salah dengan keputusan juri yang memutuskan hasil imbang pada pertarungan juara dunia kelas berat WBC Deontay Wilder melawan penantangnya Tyson Fury pada perebutan gelar kelas berat WBC di Staples Centre, Los Angeles, akhir pekan lalu. Hasil imbang itu membuat Fury tidak puas dan berambisi menantang ulang Wilder.
"Ketiga juri pada pertandingan itu adalah orang-orang terhormat di komunitas tinju. Mereka memiliki kredibilitas tinggi dan memegang teguh kehormatan". Pernyataan itu dikeluarkan oleh kantor resmi WBC yang berpusat di Mexico City, Selasa (4/12/2018) waktu setempat.
Seperti ditulis laman khusus tinju boxingscene.com, WBC mengatakan bahwa pertandingan antara Wilder dan Fury adalah pertarungan yang dramatis dan sensasional. "Tidak ada hasil yang jauh lebih bagus dari keputusan juri yaitu imbang," tulis pernyataan resmi WBC.
Pada pertandingan Sabtu (1/12) lalu, ketiga juri memberikan skor berbeda. Juri pertama memberikan nilai 115-111 untuk Wilder, juri kedua 114-112 untuk Fury, dan juri ketiga memberi nilai imbang, 113-113. Di akhir ronde ke-12, kedua petinju melayangkan protes kepada para juri. Penggemar kedua petinju menuding juri telah "merampok" mereka.
Di tengah protes keras kedua pihak, WBC memberi apresiasi terhadap Wilder dan Fury yang bertanding sportif serta pihak-pihak penyelenggara pertandingan. Hasil imbang itu menjadikan Wilder tetap memegang sabuk juara dunia WBC. WBC juga memuji dedikasi Komisi Atletik California (CSAC) yang mampu menyeleksi para juri dan ofisial yang netral. Namun WBC mulai mempertimbangkan sistem penilaian terbuka yang selama ini belum diadopsi oleh Amerika Serikat dan Inggris.
Sementara itu Fury masih penasaran dengan hasil seri melawan Wilder. Manajemen Fury memastikan mereka akan kembali menantang Wilder. Meski banyak pihak menyangsikan Wilder bersedia menerima tantangan itu, namun Fury optimistis Wilder akan menyanggupi demi mempertahankan harga diri.
Keinginan kubu Fury ditanggapi positif Wilder. Dia mengatakan, berminat untuk tanding ulang melawan Fury secepatnya untuk memastikan siapa petinju yang terbaik dari keduanya. Wilder mengusulkan waktu pertandingan pada bulan Maret atau April, meski promotornya memnyatakan tak mungkin secepat itu.
Duel kedua petinju kelas berat ini berjalan cukup brutal. Wilder menjatuhkan lawannya dua kali, yang kedua di ronde ke-12. Namun, Fury yang bertubuh lebih tinggi mengontrol jalannya pertandingan, menyebabkan kedua petinju akhirnya merasa sama-sama dirampok oleh wasit.
"Ada banyak opini, begitu banyak emosi terlibat pada duel yang pertama," kata Wilder. "Duel kedua akan menjadi pembuktian, siapa yang memenangi laga pertama? Hal itu saja sudah cukup untuk membangkitkan semangat," kata Wilder. (Reuters)