JAKARTA, KOMPAS Setelah saling menyusul, Stapac Jakarta menyudahi perlawanan Bogor Siliwangi, 67-65, pada seri II Liga Basket Indonesia atau IBL 2018-2019, Jumat (7/12/2018), di Britama Arena, Jakarta. Stapac yang bermain hanya dengan satu pemain asing sukses membalas dendam kekalahan pada seri I.
Stapac dan Siliwangi delapan kali kejar-mengejar angka pada kuarter terakhir. Pada awal kuarter, Stapac unggul 46-45 lewat dunk pemain asing Savon Goodman. Selisih skor kedua tim ini tidak pernah lebih dari tiga angka sampai laga usai.
Momentum kemenangan Stapac ada saat laga tersisa 42 detik. Rookie Stapac, Agassi Yeshe Goantara, mencetak tiga angka, memperlebar keunggulan Stapac, 66-63. Keunggulan ini tak mampu dikejar Siliwangi. Tembakan tiga angka Martavious Irving dari tengah lapangan saat detik terakhir tidak menyentuh ring.
Laga berakhir 67-65 untuk keunggulan Stapac. Kemenangan ini sekaligus menuntaskan dendam Stapac atas Siliwangi, yang pada seri pertama, pekan lalu, di Semarang kalah 52-61.
Stapac meraih kemenangan ini hanya dengan satu pemain asing, Goodman. Pemain asing satunya, Kendal Lee Yancy, belum siap bermain karena baru tiba di Jakarta pada Jumat pagi. Yancy merupakan pengganti dari Jordin Mayes yang cedera lutut parah saat seri pertama.
Goodman dengan tinggi 198 cm mampu mengungguli centre Siliwangi, Michael Phillip Vigilance Jr, yang lebih tinggi 8 cm. Goodman yang mencatatkan double-double, 17 poin, dan 14 rebound mendominasi di paint area. Stapac mencetak 36 poin di paint area, sedangkan Siliwangi hanya 26 poin.
Stapac yang dilatih Giedrius ”Ghibi” Zibenas tampil lebih baik dari seri pertama. Tiga pilar mereka, Kaleb Ramot Gemilang, Goantara, dan Abraham Damar Grahita, telah kembali dari tim nasional. Mereka berperan penting, terutama Kaleb yang mencatatkan 21 poin dengan akurasi tembakan mencapai 75 persen.
Meski menang, Ghibi tidak puas dengan penampilan timnya karena seharusnya Stapac menang mudah setelah unggul jauh 35-24 pada pertengahan laga. Namun, pada awal kuarter ketiga, Kaleb dan rekan-rekannya kehilangan fokus sehingga tersusul 44-45 pada akhir kuarter.
”Pemain kami masih belum benar-benar memperhatikan detail saat bertanding. Di paruh kedua, kami jatuh cinta pada penyerangan, beberapa pemain hanya memikirkan untuk menembak bola sampai melupakan bertahan. Hampir saja kami dihukum,” kata Ghibi seusai laga.
Dalam laga ini, Stapac membuat 20 kali turnovers. Ini harus diperbaiki karena mereka akan memainkan laga klasik pada Minggu melawan Satria Muda Pertamina Jakarta. ”Kami harus siap, kalau bermain seperti ini, kami akan dibuat malu oleh Satria Muda,” ujar Ghibi.
Di sisi lain, asisten pelatih Siliwangi, Paul Mario Watulingas, memuji penampilan timnya yang mampu menahan tembakan perimeter yang menjadi ciri khas Stapac. Terbukti, akurasi tembakan tiga angka Stapac hanya 26,7 persen. ”Kami mampu bangkit, tetapi sayang kurang momentum pada akhir laga,” ucapnya.
Pada laga lain, tim Ibu Kota, yakni Satria Muda, Pelita Jaya Basketball, dan NSH Jakarta, meraih kemenangan. Satria Muda menang 86-76 atas Satya Wacana Salatiga, Pelita Jaya unggul 89-65 atas Prawira Bandung, dan NSH mengalahkan Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, 67-54.
Selanjutnya, Satria Muda akan menghadapi Pelita Jaya (Sabtu) dan Stapac (Minggu). ”Kemampuan sebenarnya terlihat saat melawan Pelita Jaya dan Stapac,” kata elatih Satria Muda Youbel Sondakh. (KEL)