JAKARTA, KOMPAS - Indonesia akan meneruskan tradisi menurunkan atlet-atlet pelapis di cabang atletik untuk berlomba pada SEA Games 2019 di Filipina.
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia berkomitmen memprioritaskan atlet pelapis untuk berlaga pada SEA Games 2019 di Filipina. Sementara atlet elite disiapkan mengikuti berbagai kejuaraan di level dunia demi tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.
”PB PASI dari beberapa SEA Games sebelumnya mengirimkan atlet-atlet lapis kedua, bahkan atlet remaja. Jadi, sekarang Kemenpora mengeluarkan kebijakan (utamakan atlet pelapis) ini, berarti pandangan kami sudah sama mengenai SEA Games,” kata Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung seusai penutupan Kejuaraan Nasional Estafet 2018 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12/2018).
Menurut dia, susunan atlet atletik yang diturunkan masih akan melibatkan sejumlah atlet senior agar Indonesia tetap bersaing. Namun, atlet yang disiapkan tetap didominasi atlet pelapis.
Pelatih tim nasional atletik, Kikin Ruhudin, mengatakan, atlet-atlet yang dipersiapkan ke SEA Games, sejak selesai Asian Games hingga saat ini, masih menjalani pemusatan latihan nasional di beberapa daerah, seperti Jakarta, Pangalengan, dan Bali. Mereka juga rutin disertakan dalam berbagai kejuaraan di dalam dan luar negeri.
”Latihannya masih umum untuk jaga kestabilan performa. Mulai intensif nanti bulan Maret (2019) dan atlet muda kita banyak yang sudah siap untuk SEA Games,” kata Kikin.
Sementara itu, atlet elite nomor 4 x 400 meter estafet putra, yang merebut medali perak Asian Games 2018, saat ini sedang menjalani persiapan mengikuti Kejuaraan Asia yang akan berlangsung April 2019. Di nomor ini, PB PASI sedang mencari pengganti Ahmad Fadlin yang pensiun serta menyisakan Lalu Muhammad Zohri (18), Eko Rimbawan (23), dan Bayu Kertanegara (21).
Atlet elite juga akan mengikuti kejuaraan dunia estafet pada Mei 2019 di Jepang. Dalam kejuaraan itu, jika mampu menembus babak delapan besar, otomatis mereka mendapatkan tiket ke Kejuaraan Dunia IAAF di Doha, Qatar, September 2019.
”Kalau di kejuaraan dunia itu, tim estafet nasional kembali masuk delapan besar, maka otomatis akan mendapatkan tiket ke Olimpiade,” kata Tigor.
Populerkan atletik
Selain membina atlet muda, PB PASI juga fokus mengembangkan olahraga atletik agar kian digemari masyarakat. Hal itu terlihat dalam Kejurnas Estafet 2018, yang melombakan tiga kategori kelompok umur. ”Kami belum mementingkan hasil. Fokusnya lebih agar atletik menarik bagi segala usia,” ujar Tigor.
Kejuaraan diikuti atlet-atlet dari 10 pengurus provinsi PASI dan klub atletik di Jabodetabek. Pada nomor estafet 4 x 100 meter putra U-18, medali emas diraih tim Jawa Tengah dengan catatan waktu 41,90 detik. Adapun kategori putri, emas diraih tim Jawa Barat (48,46 detik).
Untuk kategori U-20 putri, emas direbut tim Jawa Timur (4 menit 9,71 detik). Pada kategori U-20 putra, emas direbut tim Jabar (3 menit 18,48 detik). Pada kategori senior campuran, tim Jatim yang terdiri dari Prasha Riski, Dakwatul Anissa, Heru Astryanto, dan Sulastri meraih emas (3 menit 34,48 detik).
Tim dari Jateng merebut perak (3 menit 35,71 detik), sedangkan perunggu menjadi milik tim Jabar (3 menit 41,70 detik).
Silvia Nurmawati (18), atlet Jatim peraih emas pada kategori U-20, mengatakan, kejuaraan ini menjadi ajang mengasah mental berlomba. Silvia dan rekan-rekannya mengaku masih gugup saat lomba sehingga catatan waktunya belum optimal. (NIC/E13)