CAGLIARI, MINGGU Manajemen AS Roma memutuskan ”mengurung” semua pemainnya di pusat latihan mereka di Trigoria, Roma, selama tiga hari sejak Minggu (9/12/2018) pagi waktu Italia. Keputusan itu diambil menyusul krisis yang melanda klub berjuluk ”Il Lupi” tersebut sejak awal musim ini.
Semua pemain dipaksa tinggal di pusat latihan dan berlatih intensif hingga Selasa (4/12) sore.
Selesai masa karantina tersebut, para pemain langsung bertolak ke Plzen, Ceko, untuk menjalani laga terakhir fase grup Liga Champions melawan Viktoria Plzen yang berlangsung pada Rabu (12/12) malam waktu setempat.
Laman La Gazzetta dello Sport melansir keputusan tersebut diambil oleh Direktur Olahraga AS Roma Monchi setelah tim itu bermain 2-2 melawan Cagliari di Sardegna Arena, Minggu dini hari WIB. Hasil imbang itu membuat Roma hanya menambah satu poin dan masih tertahan di peringkat ketujuh klasemen sementara Serie A dengan 21 poin. Roma sudah kalah empat kali, imbang enam kali, dan menang lima kali dalam 15 laga terakhir.
Hasil laga kontra Cagliari itu telah membuat Presiden AS Roma James Pallotta berang. Pada laga itu Roma sudah unggul 2-0 pada babak pertama melalui gol Bryan Cristante dan Aleksandar Kolarov. Namun, Cagliari mampu menyamakan kedudukan pada babak kedua melalui Artur Ionita dan Marco Sau.
Padahal, Cagliari hanya bermain dengan sembilan pemain. Pada menit ke-90+3, Darijo Srna dan Luca Ceppitelli diganjar kartu merah. Waktu itu Roma masih unggul 2-1. Namun, pada menit ke-90+5, Cagliari menyerang balik dan Sau mencetak gol setelah mendapat umpan terobosan yang gagal diantisipasi bek Roma.
Sau langsung merayakan gol itu dengan melepas seragamnya dan menyatakan bahwa mereka telah melawan kemustahilan. ”Saya ingin mendedikasikan gol ini untuk Davide Astori, rekan saya dulu di Cagliari (Astori kemudian pindah ke Fiorentina dan meninggal dunia pada 4 Maret 2018),” kata Sau, seperti dikutip laman Football-Italia.
Aksi Sau ini membuat Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco marah sekaligus tidak percaya timnya bisa dipermalukan lawan yang hanya bermain dengan sembilan orang. ”Pada 20 menit terakhir, psikis pemain kami sangat rapuh,” katanya.
Nasib karier Di Francesco pun turut rapuh. Setelah laga itu, beredar rumor bahwa Di Francesco akan dipecat. Namun, pelatih yang berhasil membawa Roma menembus semifinal Liga Champions musim lalu ini masih mendapat dukungan dari Monchi. Lagi pula, Roma belum mendapatkan kandidat pelatih pengganti yang kuat meski sudah beredar dua nama, yakni Vincenzo Montella dan Paulo Sousa.
Kali kedua
Ini merupakan kali kedua Roma mengurung para pemainnya di Trigoria pada musim ini. September lalu, para pemain sudah merasakannya setelah menelan kekalahan 0-2 dari Bologna dan mengakibatkan Pallotta marah besar.
Hasilnya pun positif. Roma menang empat kali di Serie A, termasuk kemenangan atas Lazio, 3-1. Mereka juga menang 5-0 ketika menjamu Viktoria Plzen di Liga Champions.
Namun, rentetan kemenangan itu kemudian menjadi sia-sia ketika Roma dikalahkan oleh tim papan bawah, SPAL, dengan skor 0-2 di Stadion Olimpico. Sejak saat itu Roma kembali tidak konsisten.
Hasil karantina di Trigoria kali ini diharapkan juga positif. Pada Desember ini, Roma masih akan menjalani empat laga Serie A, yaitu melawan Genoa, Juventus, Sassuolo, dan Parma. Ini ujian sulit bagi Roma karena Juventus belum terkalahkan, sedangkan Sassuolo dan Parma berada di posisi 10 besar. (REUTERS/DEN)