Taktik Genius Sarri Kejutkan City
Manchester City kalah perdana pada Liga Inggris musim ini berkat olah taktik
Manajer Chelsea Maurizio Sarri. Ia menghadirkan ”striker palsu”.
LONDON, MINGGU Maurizio Sarri, Manajer Chelsea, sempat bercanda, dirinya tidak tahu caranya mengalahkan Manajer Manchester City Pep Guardiola. Namun, realitasnya, ia membekap City dan Guardiola dengan skor telak 2-0 pada lanjutan Liga Inggris, Minggu (9/12/2018) dini hari WIB.
Sebelum laga di Stamford Bridge, markas Chelsea di London, digelar, Sarri memang patut inferior atas sahabatnya itu. Dari tiga duel dengan Guardiola sebelumnya, ia selalu kalah, yaitu dua kali bersama Napoli dan sekali bersama ”The Blues”.
Tiga kekalahan beruntun itu memaksa Sarri memeras otaknya dalam duel kali ini. Ia pun melakukan hal tidak lazim di Chelsea pada laga itu. Untuk pertama kalinya musim ini, Sarri tak memasang satu striker murni Chelsea pun sebagai pemain mula.
Alvaro Morata, ujung tombak andalan The Blues, bahkan tidak dibawa meskipun ia segar bugar. Sarri lebih memilih memasang Eden Hazard, penyerang sayap, sebagai ujung tombak alias ”striker palsu” pada laga ini.
Hazard ditopang dua penyerang lincah lainnya, Pedro Rodriguez dan Willian, di lini sayap. Pada babak pertama, taktik Sarri ini belum bekerja efektif. Mereka lebih sibuk bertahan dan membendung serangan agresif City.
Permainan defensif Chelsea pada babak pertama laga itu menjadi kejutan kedua Sarri. Padahal, selama ini ia dikenal sebagai penganut fanatik gaya sepak bola menyerang dan penguasaan bola. Pada laga itu, Sarri membiarkan City mendominasi bola, yaitu hingga 61 persen, tetapi tanpa ampun memukulnya lewat serangan balik cepat dan bola-bola mati.
Pengecoh
Kombinasi taktik itu sama sekali tidak diduga Guardiola. City pun kebobolan dua kali melalui gol N’Golo Kante dan David Luiz. Kedua gol ini didesain Hazard yang berperan sebagai pengecoh bek-bek lawan. ”Awalnya saya mengira mereka bakal bermain dengan garis pertahanan tinggi seperti biasanya. Realitasnya, mereka menunggu bola dan bertahan lebih dalam. Ini tidak saya sangka,” ujar Guardiola.
Strategi khusus yang telah disiapkan Guardiola hancur berantakan pada laga itu akibat kejutan Sarri yang sejenak menanggalkan idealismenya. Serupa Sarri, Guardiola sengaja tidak memainkan striker murni pada laga itu karena ia butuh penyerang cepat yang bisa melewati bek-bek lawan di dalam situasi garis pertahanan tinggi.
Ia pun lebih memilih memainkan penyerang sayap, Raheem Sterling, di posisi striker untuk menutupi absennya Sergio Aguero yang cedera. Padahal, tim itu masih punya striker lain, Gabriel Jesus, di bangku cadangan.
Tanpa striker murni yang punya naluri gol mematikan di area penalti lawan, serangan bertubi-tubi City berujung kebuntuan. Mereka kesulitan mencetak gol meskipun mengepung area penalti Chelsea dan membuat setidaknya 14 serangan berbahaya.
”Kami memonopoli bola dan tampil luar biasa, kecuali untuk lima atau delapan menit. Adapun mereka hanya punya peluang minimal, tetapi membuat dua gol,” ujar Guardiola yang membela diri atas pilihan taktiknya itu.
Akibat kekalahan itu, City harus kehilangan posisi puncak di Liga Inggris yang sempat mereka kuasai sembilan pekan beruntun. Laga itu juga mengakhiri catatan mengilap City, yaitu 21 laga tidak terkalahkan di Liga Inggris.
Meski demikian, Guardiola tidak cemas City kini disalip Liverpool dengan selisih satu poin. ”Saya sudah berkata kemarin (Jumat) bahwa itu (tidak terkalahkan dalam satu musim) tidak mungkin terjadi. Kami bukan ingin menjadi invincible (tidak terkalahkan), melainkan ingin juara,” ujar Guardiola kemudian.
Sementara itu, Sarri menolak larut dalam euforia meskipun bisa menang meyakinkan atas City. Ia menilai, timnya harus belajar konsisten menjaga motivasi tanding. Mulai kini, ia ingin setiap pemainnya menganggap tim-tim kecil di Liga Inggris seperti City.
”Pada laga seperti ini sangat mudah menemukan motivasi, tekad, dan dosis tepat agresivitas. Namun, hal berbeda terjadi saat kami menghadapi tim-tim kecil. Padahal, di liga ini, kita juga melawan tim-tim seperti itu,” ujar Sarri.
Ia menyampaikan hal itu sebagai peringatan untuk para pemainnya. Akhir pekan ini mereka akan menghadapi tim papan tengah Brighton & Hove Albion. Sarri tidak ingin timnya mengulangi kesalahan sama seperti saat dikalahkan penghuni zona degradasi, Wolverhampton Wanderers, pekan lalu. (AP/AFP/JON)