BARCELONA, SENIN-Tottenham Hotspur menjalani misi sulit untuk mengalahkan tuan rumah Barcelona pada laga terakhir penyisihan grup B Liga Champions, Selasa (11/12/2018) di Stadion Camp Nou. Spurs wajib menang jika ingin lolos ke 16 besar.
Misi Spurs menjadi sulit karena selama 20 tahun terakhir tidak ada tim Inggris yang dapat mengalahkan Barcelona di Camp Nou. Dari sisi kualitas pemain, pengalaman, dan prestasi di tingkat Eropa, Spurs juga tertinggal.
Pada klasemen grup B, Spurs berada di posisi kedua dengan tujuh poin, sama seperti Inter Milan di posisi ketiga. Spurs diuntungkan dengan gol tandang yang lebih baik sehingga posisinya berada di atas Inter Milan.
Namun, pada laga terakhir grup B, Inter Milan akan menghadapi PSV Eindhoven yang menempati posisi terakhir. Jika Inter menang dan Spurs gagal menang, posisi kedua akan direbut Inter dan Spurs harus turun kasta ke Liga Europa.
Spurs pernah mengalami kegagalan semacam itu pada musim 2016-2017 dan tidak ingin mengulanginya lagi. Manajer Spurs Mauricio Pochetino menargetkan kemenangan karena tidak ingin nasib mereka ditentukan oleh laga Inter melawan PSV.
”Laga yang akan kami hadapi akan sulit, tetapi kami harus dapat memenanginya. Barcelona memang sudah pasti lolos sebagai juara grup, tetapi pada Liga Champions kami tidak bisa berharap hadiah berupa kemudahan dari mereka. Kami siap bertarung dan mental kami harus 200 persen,” kata Pochetino.
Spurs datang ke Barcelona dengan kepercayaan diri tinggi karena baru saja membukukan dua kemenangan dalam empat hari terakhir melawan Southampton dan Leicester City. Namun, para pemain dalam kondisi kelelahan karena mereka harus menjalani lima laga dalam 14 hari.
Namun, Pochetino tidak dapat begitu saja merotasi pemainnya. Untuk melawan salah satu klub terbaik di dunia seperti Barcelona, Pochetino harus memainkan para pemain terbaik. Karena itu Spurs diperkirakan memainkan formasi andalan, 4-2-3-1 dengan Harry Kane sebagai ujung tombak. Kane yang sangat tajam mencetak gol didampingi tiga gelandang serang produktif, Christian Ericksen, Dele Alli, dan Son Heung Min.
Spurs tidak akan bermain bertahan untuk menghadapi Barca. Keempat pemain itu akan terus menekan pertahanan lawan agar Lionel Messi dan rekan-rekannya tidak leluasa mendominasi permainan.
Langkah Spurs akan lebih mudah jika mampu memenangi pertarungan pada lini tengah. Spurs dapat meniru gaya permainan Real Betis yang mengalahkan Barca, dua pekan lalu. Saat itu, Betis memperkuat pertahanan di dekat garis tengah untuk memotong aliran bola Barca. Setiap kali merebut bola, Betis langsung menyerang balik dengan cepat.
Klub berjuluk The Lilywhites itu memiliki kekuatan besar di lini tengah dan memiliki Kane yang cepat dan mematikan untuk melakukan serangan balik. Alli, Son, dan Ericksen juga siap untuk mencuri gol terlebih dulu guna menambah tekanan bagi Barca.
“Kami datang dengan kepercayaan diri tinggi dan semangat untuk menang. Kami tahu laga itu sulit, tetapi mereka juga manusia yang bisa berbuat kesalahan. Ini laga yang ingin saya jalani, melawan salah satu tim terbaik di dunia, bersama para pemain yang luar biasa,” kata Dele Alli.
Pada kubu Barcelona, tekanan bagi para pemain tidak setinggi pada Spurs. Mereka sudah pasti menjadi juara grup, apapun hasil laga nanti.
Hal itu membuat manajer Barca Ernesto Valverde leluasa jika ingin merotasi pemainnya. Barcelona juga menjalani jadwal yang padat dengan lima laga dalam 14 hari. Barca masih akan menjalani tiga laga lagi sampai 23 Desember.
Meskipun mungkin akan merotasi sebagian pemain, Barca tidak akan mengalah begitu saja kepada Spurs. Blaugrana tidak ingin rekor cantik tidak mudah dikalahkan tim asal Inggris menjadi rusak begitu saja.
“Saya belum tahu apakah kami akan memainkan Messi saat melawan Spurs. Satu hal yang pasti, kami tetap menginginkan kemenangan. Saya mungkin akan memainkan pelamin lapis kedua, tetapi pemilihan pemain itu tidak ada hubungannya dengan Inter Milan,” kata Valverde, kepada Calciomercato. (AFP/Reuters)