JAKARTA, KOMPAS - Percepatan regenerasi pemain tim nasional dengan melibatkan tim U-18 ke dalam Liga Basket Indonesia menjadi kurang efektif karena jumlah laga sedikit. IBL tidak bisa menambah jumlah laga karena jadwal padat.
Wacana keterlibatan tim nasional bola basket U-18 ke dalam musim reguler Liga Basket Indonesia atau IBL gagal terwujud pada seri kedua Jakarta, 7-9 Desember 2018. Timnas baru siap berlaga pada seri keempat, Januari 2019. Mundurnya jadwal mengurangi efektivitas wacana itu karena timnas hanya berkesempatan tanding lima kali dari rencana tujuh kali.
Sebelumnya, Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) mewacanakan keterlibatan timnas U-18 mengikuti setiap seri IBL 2018-2019. Timnas akan berhadapan dengan semua tim di IBL untuk mempercepat regenerasi pemain nasional. Tujuan akhirnya adalah percepatan prestasi jelang Kejuaraan Dunia FIBA 2023 saat Indonesia menjadi tuan rumah.
Namun, rencana yang diagendakan mulai dari seri kedua IBL itu mundur ke seri keempat. Perubahan itu menyebabkan timnas U-18 hanya akan berlaga dalam lima seri. Masalahnya, di dalam lima seri itu, timnas hanya bertanding masing-masing satu kali. Pihak IBL hanya dapat memfasilitasi satu pertandingan dalam setiap seri karena jadwal yang sangat padat.
”Kami sudah kosongkan satu pertandingan untuk hari Sabtu. Tidak bisa lebih karena sudah sangat padat,” kata Direktur IBL Hasan Gozali.
Jadwal IBL semakin padat mu- sim ini karena pada seri pertama di Semarang, Satria Muda Pertamina Jakarta dan Pelita Jaya Basketball tidak bisa tampil karena pelatih dan hampir setengah pemain mereka membela timnas. Konsekuensinya, jadwal kedua tim ini dipindahkan di antara seri kedua hingga kedelapan.
Menurut Hasan, pihaknya sudah menginformasikan hal ini kepada semua tim di IBL. Untuk itu, IBL selalu siap jika timnas bergabung. Meski demikian, dia tidak akan menambah jumlah seri ataupun jumlah laga timnas pada setiap seri. Perubahan akan mengganggu jadwal kompetisi keseluruhan yang direncanakan selesai sebelum Pemilihan Umum 2019 pada April.
Efektivitas
Mundurnya jadwal pelibatan timnas U-18 itu semakin menguatkan pertanyaan tentang efektivitas wacana Perbasi itu. Apalagi, sebelumnya pelatih timnas senior, Fictor ”ito” Roring, kurang sependapat dengan ide tersebut. Menurut dia, uang yang dikeluarkan untuk akomodasi pemain mengikuti seri IBL tidak sebanding dengan pengalaman yang didapat.
”Kan, biaya tiap seri besar pindah-pindah kota terus, sedangkan hanya satu gim tiap seri. Itu enggak efektif,” kata Ito yang saat ini juga melatih Pelita Jaya.
Cara terbaik, menurut Ito, adalah dengan membuat kamp pelatihan timnas yunior di Jakarta. Timnas bisa bertanding dengan tim-tim asal Jakarta yang membutuhkan latih tanding sebelum kembali menjalani seri IBL.
Di sisi lain, kehadiran timnas akan mengganggu alur kompetisi. Karena itu, tim-tim di IBL kemungkinan tidak akan bermain serius. Mereka akan menghindari potensi pemain cedera dan kelelahan.
Beberapa tim, antara lain Satya Wacana, sudah merencanakan tidak menurunkan pemain asing jika harus bertanding dengan timnas. Mereka akan menyimpan kekuatan terbaiknya untuk bisa menembus play off.
Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih mengatakan, timnas batal tampil di seri Jakarta karena mereka sedang menyiapkan 15 pemain yang akan masuk program jangka panjang pemusatan latihan nasional.
Selain itu, pihaknya juga sedang berupaya mendatangkan pelatih asing, menurut rencana dari Serbia, Mengenai minimnya jumlah pertandingan, Perbasi akan bernegosiasi kembali dengan IBL.
Menurut Danny, wacana timnas bergabung ke dalam kompetisi IBL menjadi cara paling efektif mempercepat perkembangan pemain. ”Karena, percuma pemusatan latihan terus. Mereka butuh lawan tanding agar punya tolok ukur dan menambah pengalaman,” ujarnya.
Persiapan senior
Sementara itu, tim senior disiapkan menjalani program pemantapan setelah lolos ke kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Program itu akan bergulir setelah final IBL. Arki Dikania Wisnu dan kawan-kawan akan menjalani dua ajang penting, yaitu kualifikasi Piala Asia pada November 2019-Februari 2020 dan SEA Games di Filipina pada Desember 2019.
Manajer timnas Andiko Ardi Purnomo menyampaikan, pihaknya sedang menyiapkan program pelatnas jangka panjang ke luar negeri. ”Kami sudah berkomunikasi dengan Amerika dan Australia untuk latihan di sana, tetapi tak tertutup kemungkinan di Asia, seperti Korea Selatan,” katanya.
Dalam program jangka panjang itu, timnas juga akan disertakan dalam turnamen-turnamen pendek. Pola ini telah dilakukan saat persiapan timnas Asian Games 2018. Mereka mengikuti kejuaraan di Taiwan. (KEL)