JAKARTA, KOMPAS - Turnamen golf Indonesian Masters 2018 merupakan kesempatan bagi pegolf Tanah Air mengumpulkan poin demi tiket lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Turnamen ini juga jadi momentum bagi pegolf Indonesia untuk mengasah mental bertanding dan belajar dari pegolf papan atas dunia.
Turnamen bertajuk ”BNI Indonesian Masters presented by BTN, PT Lautan Luas, dan Bank Mandiri” ini akan bergulir pada 13-16 Desember 2018 di Royale Jakarta Golf Club, Halim, Jakarta Timur, dan diikuti 144 pegolf dari 23 negara.
Turnamen yang pertama kali digelar pada 2011 ini akan diramaikan dengan sejumlah pegolf papan atas dunia, seperti Justin Rose, Henrik Stenson, dan Shubhankar Sharma. Adapun tuan rumah Indonesia mendapatkan jatah 20 pegolf profesional dan 4 pegolf amatir.
Pegolf Tanah Air, Danny Masrin, saat ditemui pada acara Meet The Star Players of Indonesian Masters 2018, di Royale Jakarta Golf Club, Selasa (11/12/2018), mengatakan, kehadiran pegolf papan atas dunia, seperti Justin Rose dan Henrik Stenson, merupakan kesempatan emas bagi pegolf nasional untuk banyak belajar. ”Kalau mereka bisa bermain bagus, harapannya pemain-pemain kita juga termotivasi supaya ikut bermain bagus,” ujarnya.
Danny menambahkan, pada turnamen ini, ia berharap masuk 30 besar untuk bisa mendapatkan poin. Ia akan terus mengikuti berbagai kejuaraan internasional pada 2019 untuk meraih banyak poin demi tiket lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Untuk dapat lolos ke Olimpiade, kata Danny, jumlah poin yang dikumpulkan hingga 20 Juni 2020 harus mencapai peringkat ke-400 dunia. Ia saat ini masih berada di peringkat 900-an dunia.
”Soalnya, setiap kali main kalau tidak dapat poin, cepat jatuh (peringkatnya). Tetapi, kalau tiap kali main dapat poin, naiknya juga cepat,” kata Danny.
Pada 2019, beberapa turnamen golf yang akan diikuti Danny dan berpeluang meraih poin adalah kejuaraan di Singapura dan Jepang. Selain itu, ia juga berharap akan ada banyak turnamen golf di Indonesia sehingga memberi peluang bagi pegolf Tanah Air untuk mengumpulkan poin.
Antisipasi cuaca
Terkait dengan persaingan di Indonesian Masters, Danny menambahkan, tantangannya adalah perubahan cuaca. Berdasarkan pengalaman dari beberapa kejuaraan, banyak pegolf Indonesia yang awalnya unggul di beberapa par harus tertinggal saat hujan atau angin.
”Tetapi, saya lebih siap soalnya saya satu minggu istirahat sebelum Indonesian Masters dan sesuai perkiraan, permainan saya sekarang lebih enak dan bagus,” ujarnya.
Sementara itu, pegolf Inggris, Justin Rose, yang merupakan juara Indonesian Masters 2017, bertekad mempertahankan gelarnya. Pegolf peringkat kedua dunia ini menilai, tidak mudah untuk mengulangi pencapaiannya mengingat mulai muncul banyak pegolf dengan kualitas mumpuni dari Asia, seperti Sharma Shubhankar (India).
”Saya sering bermain di Asia dan melihat kekuatan dari pegolf Asia terus berkembang. Di sini kami akan menyaksikan banyak pemain muncul dari Asia,” kata Henrik Stenson, pegolf asal Swedia, yang meraih medali perak pada Olimpiade 2016. (E13/NIC)