Kisah penantian Inter Milan selama enam tahun berakhir dengan kekecewaan di rumah mereka sendiri. Inter yang berjaya di Liga Champions pada 2010 masih harus bersabar dan berbenah.
MILAN, RABU PSV Eindhoven menahan imbang Inter Milan, 1-1, dan membuyarkan mimpi Inter untuk kembali berjaya di Liga Champions. Laga di Stadion Giueseppe Meazza, Milan, Rabu (12/12/2018) dini hari WIB, membuktikan bahwa mental tim ”Nerazzurri”, julukan Inter, belum siap untuk menghadapi tekanan yang tersaji di kompetisi antarklub paling elite di Benua Eropa ini.
Pada laga itu, Inter tinggal membutuhkan kemenangan atas PSV yang merupakan tim terlemah di Grup B untuk lolos ke babak 16 besar. Kemenangan dengan keunggulan satu gol pun sudah cukup bagi Inter karena pada laga lainnya di Grup B, Barcelona dan Tottenham Hotspur juga bermain imbang 1-1.
Hasil imbang di Milan akhirnya membuat Inter dan Spurs sama-sama finis dengan delapan poin. Namun, Spurs berhak menempati peringkat kedua dan melaju ke babak berikutnya karena unggul dalam perhitungan head to head atas Inter. Spurs unggul satu gol tandang di Giuseppe Meazza pada laga pertama.
Mimpi buruk Inter pada laga kemarin bermula ketika pemain PSV yang berjuluk ”El Chucky”, Hirving Lozano, mencetak gol pada menit ke-13. Striker Inter, Mauro Icardi, baru bisa membalas pada menit ke-73. Skuad Inter yang malam itu bermain tanpa gelandang Radja Nainggolan dan Matias Vecino yang masih mengalami cedera akhirnya keluar dari lapangan dengan kepala tertunduk.
”Kami grogi, selalu kehilangan bola, taktik kami kacau, dan tidak bisa menghadapi tekanan,” kata Pelatih Inter Milan Luciano Spalletti. Ketika pemain merasa tidak tenang, pemain gagal membaca jalannya permainan.
Sebelum laga berlangsung, Spalletti dan skuadnya sudah merasakan ketegangan. Laga kontra PSV itu terasa sangat penting karena Inter berharap akhir yang manis setelah menanti selama enam tahun untuk kembali bertarung di Liga Champions.
Direktur Inter Milan Piero Ausilio kepada Sky Sport Italia, sebelum laga berlangsung, juga sudah mengingatkan bahwa klub sudah lelah menunggu lama. Inter ingin kembali berjaya seperti saat mengangkat trofi Liga Champions tahun 2010.
Optimisme sudah muncul karena pada pertemuan pertama di kandang PSV, Inter menang 2-1. Di Giuseppe Meazza, Inter juga bisa mengalahkan Spurs, 2-1, dan menahan imbang Barcelona, 1-1. Dengan melihat hasil tersebut, Inter seharusnya bisa mengatasi PSV dan lolos ke babak 16 besar.
Namun, Inter lebih dulu gagal mengatasi penyakit lama mereka yang masih sering kambuh, yakni ketidaktenangan pemain yang membuat konsentrasi mereka buyar. ”Mudah melihat ke belakang dan mengatakan bahwa kami seharusnya tampil baik. Namun, sekali lagi, kami tidak bisa mengendalikan tekanan,” kata Spalletti.
Penyakit inilah yang membuat Inter pada musim lalu hanya bisa merasakan puncak klasemen Serie A dalam waktu singkat. Inkonsistensi akhirnya membuat mereka berdarah-darah untuk finis di peringkat keempat dan dapat tiket ke Liga Champions.
Spalletti masih punya kesempatan untuk memperbaiki kekurangan ini di Liga Europa. Dengan finis di peringkat ketiga Grup B, Inter otomatis terlempar ke kompetisi antarklub kasta kedua di Eropa itu.
Sulit bagi Inter untuk bisa meraih trofi Serie A musim ini karena Juventus masih sangat kuat. Memperjuangkan trofi Liga Europa pun menjadi target yang realistis.
Duka Italia
Laga terakhir fase grup Liga Champions pekan ini juga menjadi duka bagi klub Italia lainnya, yaitu Napoli, yang tersingkir setelah kalah 0-1 dari Liverpool di Stadion Anfield, Rabu kemarin. Sama seperti Inter, Napoli finis di peringkat ketiga dan melanjutkan petualangan di Liga Europa.
Kekalahan di Anfield itu juga sangat menyakitkan karena Napoli sebenarnya tinggal membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar. Bahkan, Napoli bisa tampil sebagai juara grup apabila memenangi laga itu.
Namun, Napoli tidak bisa menahan bintang Liverpool, Mohamed Salah, mencetak gol indah pada menit ke-34. Sebaliknya, kiper Liverpool, Alisson Becker, mampu menahan tembakan striker Napoli, Arkadiusz Milik, pada menit-menit akhir laga.
Ini merupakan kekalahan pertama Napoli di Grup C Liga Champions musim ini. Oleh karena itu, Pelatih Napoli Carlo Ancelotti yang pernah memenangi tiga trofi Liga Champions ketika mengasuh AC Milan dan Real Madrid mencoba untuk tetap bangga.
”Meski hasil ini mengecewakan, kami sudah tampil melebihi harapan. Tidak ada yang perlu disesalkan,” kata Ancelotti.
Tersingkirnya Inter dan Napoli membuat Italia hanya menyisakan dua tim pada babak 16 besar Liga Champions, yaitu Juventus dan AS Roma. Dalam situasi ini, Roma boleh merasa bangga karena bisa bertahan di Liga Champions meski tampil buruk di Serie A. (AFP/DEN)