Strategi Permainan Dinamis Kalahkan Serangan Agresif
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah tim yang menang pada babak perempat final Liga Futsal Mahasiswa 2018 memiliki kemampuan beralih strategi dari pola menyerang ke pola bertahan secara dinamis. Hal itu membuktikan, serangan membabi-buta saja tak cukup untuk memenangkan sebuah pertandingan futsal antara hidup dan mati menuju babak semi final.
Kesabaran menerapkan strategi dinamis itu membuat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonimi Indonesia (STEI) mampu menumbangkan Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang lebih diunggulkan, Rabu (12/12/2018). Pemain UKI yang menekan sejak awal pertandingan tak kesulitan mengoyak gawang STEI yang dijaga dengan rapat.
Disiplin tinggi STEI dalam bertahan membuat pemain UKI hilang kesabaran dan beralih mengandalkan tendangan jarak jauh yang justru tak dapat memberi ancaman berarti. Sebaliknya, pemain STEI perlahan justru mampu membangun serangan efektif yang merontokkan semangat bertanding UKI.
Laga yang berlangsung sengit di GOR Ciracas, Jakarta Timur, itu akhirnya dimenangkan STEI dengan skor 2-1. Pada babak semi final, yang akan berlangsung pada Kamis (13/12), STEI akan menghadapi pemenang laga antara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bhakti Pembangunan (STIE BP) melawan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Pelatih STEI Ananda Afrizal mengatakan, anak asuhnya berhasil bermain dengan sabar dan efektif memanfaatkan peluang. "Hari ini kami menunjukkan, ketabahan hati lebih berharga daripada kekuatan kaki," ujarnya saat ditemui usai pertandingan.
Adapun Pelatih UKI Surya Darma mengakui, anak asuhnya tidak berhasil bermain dengan kepala dingin dan memanfaatkan sejumlah peluang yang mereka miliki. "Kami punya peluang dua kali lipat lebih banyak dari STEI, tetapi justru mereka yang mampu mencetak gol dua kali lipat lebih banyak," katanya.
Hal serupa juga terjadi pada laga Institut ABFI Perbanas melawan Universitas Budi Luhur (UBL). Pemain Perbanas yang tampil kalem justru mampu menyudahi perlawanan UBL yang bermaing ngotot dengan skor 6-2.
Sejak awal laga, UBL menerapkan tempo permainan cepat dan menyerang. Bahkan, tak jarang penjaga gawang UBL ikut maju membantu serangan. Pada menit-menit awal, strategi itu mampu mengejutkan pemain Perbanas yang tampak kewalahan meredam serangan bertubi-tubi UBL.
Namun, Perbanas justru mampu unggul dua gol lebih dulu memanfaatkan kelengahan barisan pertahanan UBL yang terlalu asyik menyerang. Serangan Perbanas yang mengandalkan operan pendek efektif sukses enam kali mengoyak gawang UBL.
Pelatih Perbanas Vennard Hutabarat mengatakan, mereka mampu menang karena mental pemainnya sudah terasah dan akhirnya mampu keluar dari tekanan. "Kami menghabiskan banyak waktu untuk berlatih keras agar kolektivitas tim terbangun dan mental individu terasah," kata mantan kapten Tim Nasional Futsal Indonesia itu.
Pada babak semi final, Perbanas akan menghadapi pemenang laga antara juara bertahan D3 Perpajakan Trisakti (Tax Usakti) melawan Bina Sarana Indonesia (BSI). Vennard memandang Tax Usakti sebagai saingan terkuat Perbanas untuk mewujudkan mimpi meraih gelar juara pada tahun ini.
Tahun lalu, Tax Usakti mengalahkan Perbanas lewat adu penalti setelah skor imbang 4-4 bertahan hingga waktu normal berakhir. "Tim yang berhak menang adalah tim yang bekerja lebih keras, jika sudah mencapai final kalah atau menang tak terlalu kami pikirkan," ujar Vennard.(E06)