Prestasi Asian Games Jadi Parameter
Prestasi Asian Games Jadi Parameter
Jakarta, Kompas- Prestasi yang diraih atlet Tanah Air pada Asian Games 2018 dijadikan parameter penetapan target prestasi di ajang olah raga lain, termasuk SEA Games 2019. Oleh karena itu, pemerintah mendorong dimulainya regenerasi atlet nasional melalui pelatihan serta kompetisi usia dini di seluruh cabang olahraga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai rapat evaluasi penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (15/12/2018), mengatakan, prestasi atlet Tanah Air pada ajang olahraga antar bangsa-bangsa se-Asia layak diapresiasi. Raihan para atlet di Asian Games itu diharapkan dapat memacu prestasi di ajang olahraga lainnya.
"Tadi dibicarakan (cara meraih prestasi olahraga). Nanti ada event SEA Games akan dimunculkan yang junior-junior dengan back up dari senior, sehingga nanti timbul (prestasi) beruntun," kata Kalla.
Rapat evaluasi terakhir Asian Games itu dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri PAN dan RB yang juga ketua kontingan atlet Asian Games Syafruddin, Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) Sjafrie Sjamsuddin, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, dan lainnya.
Terkait prestasi olahraga, pemerintah memang mendorong adanya regenerasi. Karena itu pemerintah meminta pengurus semua cabang olahraga untuk mengintensifkan latihan bagi altlet-atlet junior, serta menggelar kompetisi bagi atlet usia dini.
"Regenerasi itu penting sekali, karena itu saya minta kepada cabang olahraga untuk menyiapkan itu. Kompetisi usia dini, pertandingan usia dini menjadi hal wajib bagi semua cabang," kata Menpora Imam Narawi seusai rapat.
Dengan menggelar kompetisi usia dini diharapkan akan muncul bibir-bibit muda atlet Indonesia. Para atlet junior itu nantinya dilatih agar mampu bertanding pada ajang olahraga dengan level di bawah Asian Games, seperti SEA Games.
Sebab menurut Imam, pemerintah akan memberikan ruang lebih besar kepada atlet-atlet junior untuk bertanding di ajang SEA Games 2019. Pemerintah meminta pengurus cabang olahraga untuk tidak mengikutsertakan atlet-atlet senior, terutama yang sudah mengukir prestasi pada Asian Games 2018, pada SEA Games Manila, Filipina. Pasalnya, pemerintah ingin menaikkan level atlet berprestasi di Asian Games dan kejuaran internasional ke tingkat yang lebih tinggi. Di sisi lain pemerintah mengharapkan para atlet junior lebih percaya diri dalam berkompetisi.
"Atlet yang sudah berprestasi di Asian Games, olimpiade, dan kejuaraan dunia lain tidak harus turun level lebih rendah ke SEA Games. Ini agar lebih kompetitif dan menumbuhkan rasa percaya diri para atlet junior bertemu dengan atlet dari negara-negara lain," ujar Imam.
Untuk mendorong prestasi, Syafruddin mengingatkan pentingnya pelatihan serta pembinaan intensif selama 10 bulan menjelang SEA Games. "Sepuluh bulan itu harus training camp, intensif. Dan junior yang menjadi layer kedua harus konsisten mengikuti seniornya," ujar dia. Dengan pelatihan intensif diharapkan atlet-atlet Tanah Air akan kembali meraih prestasi pada SEA Games 2019.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjawab pertanyaan wartawan seusai rapat evaluasi penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2018 di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (15/12/2018).
Nilai "A plus"
Sementara itu Wapres Kalla mengatakan, banyak pihak, dari dalam maupun luar negeri, yang mengapresiasi penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang. Karena itu Ketua Panitia Pengarah Asian Games Indonesia itupun memberikan nilai A plus. "Jadi saya bilang kalau di sekolah ada nilai A, B, C, ini (Asian Games) dapat nilai A, A plus lagi," tuturnya.
Dijelaskan, ada tiga hal yang menjadi bahan evaluasi. Antara lain sarana olahraga, penyelenggaraan, dan prestasi. "Dan semua, tiga hal itu telah melampaui, di atas apa yang direncanakan," kata Wapres Kalla.
Tak hanya itu kekhawatiran akan kesulitan perawatan arena olahraga seusai Asian Games juga tak terbukti. Sebab ternyata semua arena yang dibangun masih bisa dimanfaatkan. Bahkan arena balap sepeda di Velodrome, Jakarta Timur yang awalnya dikhawatirkan akan membebani anggaran untuk perawatan justru bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Anies, sudah banyak klub sepeda dari luar negeri yang mengantre untuk menyewa arena balap sepeda untuk berlatih. Karena itu Pemprov DKI Jakarta berencana untuk melelang pengelolaan Velodrome. Pengelola itulah yang nantinya mengatur penyewaan sekaligus perawatan Velodrome.