Juventus dan Atletico Madrid merupakan dua tim yang dalam satu dekade terakhir bisa menembus final Liga Champions, tetapi selalu gagal. Kini kedua tim akan saling menjegal pada babak 16 besar.
NYON, SENIN Duel antara Juventus dan Atletico Madrid merupakan salah satu laga babak 16 besar Liga Champions musim ini yang menjanjikan pertarungan sengit. Atletico yang musim ini mulai bangkit akan bertemu lagi dengan musuh lama yang sudah berganti baju, Cristiano Ronaldo.
Sejak musim 2013-2014 hingga musim 2016-2017, langkah Atletico di Liga Champions selalu diganjal Real Madrid yang masih diperkuat Ronaldo. Pemain berjuluk CR7 ini mencetak satu gol saat Real mengalahkan Atletico, 4-1, pada final tahun 2014. Musim berikutnya, Atletico disingkirkan Real pada perempat final.
Pada musim 2015-2016, Atletico kembali ke final bertemu Real. Lagi-lagi Real menang dan Ronaldo mencetak gol penentu kemenangan pada babak adu penalti.
Ronaldo dan Real kembali menyingkirkan Atletico di semifinal musim 2016-2017. Pada laga pertama, CR7 mencetak hattrick saat Real menang 3-0. Defisit tiga gol itu membuat Atletico gagal melangkah ke final meski pada laga kedua mereka menang 2-1. Tim berjuluk ”Los Colchoneros” itu kalah agregat gol 2-4.
Musim ini Atletico kembali bangkit setelah pada musim 2017-2018 mereka tersingkir pada fase grup dan kemudian menjuarai Liga Europa. Namun, proses pengundian babak 16 besar Liga Champions 2018-2019 yang berlangsung di Nyon, Swiss, Senin (17/12/2018), kembali mempertemukan Atletico dengan Ronaldo yang kini sudah berseragam Juventus.
Selama bermain di Real, Ronaldo total mencetak sebanyak 22 gol ke gawang Atletico dalam semua kompetisi kompetitif. Bersama Juventus sejak awal musim ini, Ronaldo cepat beradaptasi dan kini berada di peringkat kedua daftar pencetak gol terbanyak di Serie A dengan 11 gol. Bagi Atletico, Ronaldo tetaplah Ronaldo meski telah berganti kostum.
Direktur Atletico Madrid Clemente Villaverde pun sudah mengetahui bahaya di depan mereka, tetapi berusaha tetap berpikir positif. ”Kami tidak memikirkan Ronaldo. Ya, hanya satu tambahan pemain di dalam tim yang sudah hebat. Namun, kami juga memiliki senjata,” kata Villaverde, seperti dikutip laman UEFA.
Atletico memiliki Antoine Griezmann yang menjadi andalan untuk membobol gawang Juventus. Penyerang asal Perancis itu sudah mengemas 10 gol untuk Atletico di semua kompetisi. Di tangan Diego Simeone, Atletico pun kini masih kuat berada di peringkat ketiga klasemen Liga Spanyol dengan 31 poin, unggul dua poin atas Real Madrid.
Itu menjadi alasan bagi Wakil Presiden Juventus Pavel Nedved untuk tak meremehkan Atletico. Apalagi, Atletico pernah mengalahkan Juventus pada fase penyisihan grup musim 2014-2015.
”Kami sudah mendapat undian untuk melawan tim terbaik yang berada di pot kedua. Laga final masih terlalu jauh untuk dipikirkan,” kata Nedved, seperti dikutip laman Football-Italia. Nedved juga khawatir terhadap ancaman dari Griezmann.
Meski demikian, Juventus telah bersiap di ajang Liga Champions sejak awal musim ini dengan membeli Ronaldo. Kehadiran bintang asal Portugal ini diharapkan bisa mengakhiri kebuntuan Juventus untuk mengangkat trofi Liga Champions.
Menjadi tim yang mampu menjuarai Serie A selama tujuh musim secara beruntun masih terasa hambar jika tidak mampu menguasai kompetisi antarklub paling bergengsi di Benua Eropa tersebut.
Menyambut Ajax
Laga menarik lainnya pada babak 16 besar adalah duel antara Ajax Amsterdam dan sang juara bertahan Real Madrid. Ini merupakan duel di antara dua raksasa sepak bola Eropa. Jika Real merupakan juara bertahan, Ajax merupakan raksasa sepak bola yang mengalami masa kejayaan pada era 1970-an.
Ajax kini bangkit dengan barisan para pemain muda bertalenta, seperti bek Matthijs de Ligt (19) dan gelandang Frenkie de Jong (21). Bahkan, De Ligt baru mendapat penghargaan Golden Boy atau penghargaan untuk pemain muda berbakat yang diprakarsai surat kabar Italia, Tuttosport. Di tangan anak-anak muda ini, Ajax berharap setidaknya bisa menembus babak perempat final.
Namun, mereka harus bisa melangkahi Real. Misi ini tidak mudah karena Real tetap tim yang menakutkan di Liga Champions meski saat ini sedang terpuruk di Liga Spanyol. Tanpa sosok Ronaldo dan pelatih Zinedine Zidane, Real berusaha membentuk karakter baru.
”Ini akan menjadi laga yang sulit, tetapi juga indah. Saya masih melihat peluang (untuk menang). Kami harus bermain dengan berani dan percaya pada kualitas kami,” kata bek Ajax, Daley Blind.
Mantan kiper Ajax, Edwin van der Sar, menyemangati para pemain melalui cuitan di akun Twitter-nya. Dalam cuitannya, ia mengingatkan bahwa Ajax pernah mengalahkan Real di Stadion Santiago Bernabeu, 2-0, pada November 1994. (AP/DEN)