JAKARTA, KOMPAS Arena balap sepeda trek Jakarta International Velodrome (JIV) di Rawamangun, Jakarta, kembali akan menjadi tempat perhelatan ajang besar, yaitu Kejuaraan Balap Sepeda Trek Asia 2019 pada 8-13 Januari mendatang. Ratusan atlet balap sepeda dipastikan akan hadir di Jakarta, bahkan lima negara sudah mengajukan permintaan untuk melanjutkan pemusatan latihan di JIV.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari, Senin (17/12/2018), di JIV saat memberikan penjelasan sebelum penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk kerja sama pengelolaan dan pemeliharaan JIV.
”Kejuaraan Asia itu bobotnya lebih tinggi dari Asian Games karena semua negara Asia pasti mengirim atletnya ke Kejuaraan Asia untuk mengumpulkan poin Olimpiade.
Apalagi, tahun 2019 merupakan tahun terakhir pengumpulan poin ke Olimpiade. Jadi. Kejuaraan Asia pasti ramai sekali,” katanya. Oktohari menambahkan, para atlet balap sepeda trek dari beberapa negara di Asia itu akan berada di Jakarta minimal sepekan.
”Bahkan, lima negara sudah mengajukan permintaan untuk berlatih di velodrom kita ini. Mereka tahu betapa bagusnya kualitas velodrom yang kita punya ini karena ini memang salah satu velodrom terbaik di dunia untuk saat ini,” ujar Oktohari.
Ia menyebutkan, dua negara yang sudah mengajukan permintaan itu adalah Korea Selatan dan Tajikistan. ”Tiga lainnya saya lupa, tetapi sudah ada lima negara. Mereka ingin berlatih di sini sampai menjelang Piala Dunia seri ke-VI di Hong Kong, 25-27 Januari,” ucapnya.
Pemeliharaan
Untuk membiayai pemeliharaan JIV, lanjut Oktohari, PB ISSI juga tengah memberikan penawaran untuk menggelar Kejuaraan Dunia Trek dan Piala Dunia Trek di JIV.
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto, yang ditugasi mengelola dan merawat JIV oleh Pemerintah Provinsi DKI, langsung menyatakan setuju jika ada atlet dari negara lain yang ingin berlatih di JIV.
Namun, Oktohari mengingatkan perlunya dibangun fasilitas tambahan untuk menunjang operasional velodrom di Rawamangun itu.
”Velodrom kita ini bukan sembarang velodrom, melainkan velodrom yang per hari ini adalah velodrom terbaik di dunia. Namun, velodrom ini belum ada isinya.
Kalau ada yang berlatih di sini, kemudian haus, di mana bisa mendapatkan minum? Kalau lapar, di mana mencari tempat makan? Jadi, itu juga harus disiapkan dan kualitasnya juga harus kualitas dunia,” ujarnya.
Oktohari menegaskan, sejak 23 November 2018, UCI secara resmi menetapkan Indonesia sebagai satelite training UCI atau pusat pelatihan balap sepeda trek di Asia.
”Artinya, semua materi pelajaran UCI, semua produk UCI, semua produk sepeda terbaik di dunia akan dikirim ke sini. Mulai dari yang termurah sampai gratis,” katanya.
Dengan adanya JIV, Oktohari juga bertekad Indonesia bisa mengirimkan atlet nomor balap sepeda trek ke Olimpiade 2020. ”Kita harus mengatasi ketertinggalan kita dalam waktu dua tahun. Saya yakin itu bisa dilakukan,” ujarnya. (OKI)