Keindahan Pulau Bali menghadirkan kenyamanan sekaligus dilema bagi tim IBL yang menjalani seri ketiga di Denpasar, 14-16 Desember 2018. Kondisi santai dapat menenangkan pemain. Tetapi, jika terlena, pemain malah lupa jika mereka datang bertanding, bukan berlibur.
Dilema itu antara lain dirasakan oleh Hangtuah. Pelatih Hangtuah Andika Supriadi Saputra tak menampik pemainnya sedikit tergoda dengan suasana santai Bali. Akibatnya, mereka tampil kurang bergairah dan harus kalah dua kali, 56-66 atas Stapac Jakarta dan 74-86 atas Pacific Caesar Surabaya.
”Seri Denpasar ini bagus. Tetapi mindset anak-anak harus dibersihkan. Ini bukan jalan-jalan tetapi bertanding. Jujur saja memang sulit beradaptasi, kami yang di pinggir lapangan juga merasakan atmosfer liburan,” kata Andika.
Namun, pelatih yang membawa Hangtuah menjadi semifinalis musim lalu itu tidak melarang pemainnya untuk bepergian atau keluar malam. Menurut Andika, mereka sudah dewasa dan bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri.
Berbeda dengan Hangtuah, NSH Jakarta justru terinspirasi dengan suasana nyaman Pulau Dewata. Di laga pertama, NSH menumbangkan juara bertahan IBL Satria Muda Pertamina Jakarta 78-66.
Pada petang hari, sehari sebelum laga, pemain NSH menikmati matahari terbenam di pantai dekat hotel tim. Pemain NSH Dashaun Wiggins dan Andre Rorimpandey yang baru pertama kali ke Bali sangat menikmati pemandangan itu.
Mereka diberi kebebasan selama di Bali. Pelatih NSH Wahyu Widayat Jati mempunyai trik tersendiri untuk membuat pemain nyaman. ”Saya tidak peduli mereka mau jungkir balik di luar lapangan. Yang penting, ketika latihan dan tanding, mereka harus tampil 100 persen tanpa alasan apa pun,” tegas mantan pebasket nasional itu.
Tak berlaku
Kebebasan tidak berlaku untuk Stapac Jakarta. Pelatih Stapac Giedrius ”Ghibbi” Zibenas tidak menoleransi pemainnya bepergian keluar selama seri Bali. Pelatih yang terkenal dengan disiplin tinggi ini ingin pemainnya fokus bertanding.
”Kami di sini untuk bertanding, bukan berlibur. Mereka harus berkonsentrasi di setiap laga. Kami punya tiga laga di sini. Dan itu sangat penting untuk dimenangkan,” kata Ghibbi dengan wajah sangat kaku.
Bahkan, pemain Stapac yang asli Bali, Widyanta Putra Tedja juga harus merelakan tidak bisa pulang ke rumah. Dia hanya bertemu kedua orang tuanya yang menonton di GOR Merpati. Setelah itu, Widy harus naik ke bus untuk kembali ke hotel bersama tim.
”Senang sekali orang tua bisa menonton. Tetapi memang coach Ghibbi melarang seluruh pemain bepergian. Kan kami tujuannya fokus tanding. Jadi fokus dulu saja,” kata Widy.
Kedisiplinan Ghibbi berbuah manis. Stapac menyapu bersih seluruh gim di seri Denpasar. Mereka menaklukkan Satya Wacana Salatiga, Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, dan Hangtuah.
Tepat setelah laga terakhir melawan Satya Wacana, Ghibbi datang ke ruang konferensi pers dengan kaca mata hitamnya. Dia duduk di kursi wartawan dan memasang kaca matanya sambil merentangkan kedua tangannya di antara kursi. ”Ada apa? Saya di sini untuk berlibur. Tugas saya sudah selesai. Di manakah pantai terbaik di Bali?” tanyanya sambil tersenyum.