Di tangan Simon McMenemy, tim nasional Indonesia akan mencoba bangkit dan menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Prestasi bersama timnas Filipina dan Bhayangkara menjadi modal.
JAKARTA, KOMPAS PSSI menunjuk mantan Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy sebagai pelatih tim nasional Indonesia selama dua tahun ke depan. Pengalaman, karakter, dan kedekatannya dengan Indonesia membuat Simon lebih memikat untuk dipilih.
Keputusan untuk memilih Simon diambil melalui rapat Komite Eksekutif PSSI yang berlangsung Kamis (20/12/2018). Kontrak Simon akan berakhir setelah Piala AFF 2020. ”Kami menjaring (nama-nama calon pelatih) selama satu bulan. Kualifikasi dan rekam jejak Simon ternyata sesuai dengan target yang kami tetapkan,” kata Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
PSSI baru sekadar memilih, tetapi belum mendiskusikan target secara spesifik dengan Simon, yang dikabarkan saat ini sedang berada di Inggris hingga awal Januari 2019. Namun, tantangan Simon sudah jelas terlihat, yaitu menyiapkan tim ”Garuda” menghadapi Piala AFF 2020 dan kualifikasi Piala Asia
2023, yang juga menjadi kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022. PSSI yakin Simon bisa menjalankan tugas dengan baik karena pernah membangun kekuatan timnas Filipina hingga menembus babak semifinal Piala AFF 2010. Pada laga semifinal tersebut, Filipina dikalahkan Indonesia dengan keunggulan agregat gol 2-0.
Setahun kemudian, Simon mulai mengenal Indonesia diawali dengan melatih Mitra Kukar. Dia mulai beradaptasi dengan budaya di Indonesia hingga berlanjut melatih Pelita Bandung Raya dan terakhir Bhayangkara.
Bersama Bhayangkara, Simon mengantar tim tersebut menjadi juara Liga 1 tahun 2017 dan mendapat penghargaan sebagai pelatih terbaik di Asia Tenggara versi FourFourTwo. Pada musim kedua, Bhayangkara tetap bisa finis di peringkat ketiga meski sudah kehilangan beberapa pemain, seperti Evan Dimas dan striker Ilija Spasojevic.
Dengan bekal melatih Bhayangkara, Simon sudah mengenal dekat para pemain timnas asal Bhayangkara. Selain Evan dan Spasojevic, masih ada Ilham Udin Armayn dan Putu Gede Antara.
Kedekatan ini menjadi nilai lebih karena Simon tidak butuh banyak waktu lagi untuk beradaptasi. Hal ini akan berbeda ketika PSSI menunjuk pelatih asing yang sama sekali belum pernah ke Indonesia.
Memahami pemain
”Simon termasuk pelatih yang cepat memahami psikis para pemain. Ia bisa membaca karakter dan memacu motivasi pemain,” kata Manajer Bhayangkara FC Sumardji ketika dihubungi secara terpisah. Ketegasan Simon juga menjadi kunci keberhasilan Bhayangkara selama ini.
Oleh karena itu, Bhayangkara ikut mendesak PSSI agar Simon yang kontraknya di klub habis pada akhir Desember ini ditunjuk menjadi pelatih timnas. Lagi pula Simon memang ingin merasakan tantangan baru. ”Di Indonesia, Simon inginnya melatih timnas setelah selesai dengan Bhayangkara,” kata Sumardji.
Simon pernah mengungkapkan hal itu pada September lalu ketika sudah ada rumor bahwa ia menjadi calon kuat pengganti Luis Milla, pelatih timnas sebelumnya. ”Sebuah kehormatan besar jika saya memang ditunjuk menjadi pelatih timnas,” katanya setelah Bhayangkara mengalahkan Perseru Serui, 1-0.
Masih mencari
Selain mengumumkan Simon sebagai pelatih tim senior, Joko juga mengumumkan bahwa Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-22, Rully Nere sebagai pelatih timnas senior putri, dan Bima Sakti sebagai pelatih U-16 putra.
”Kami masih punya waktu satu bulan ke depan untuk memilih pelatih timnas U-19 dan timnas U-16 putri,” kata Joko.
Adapun Indra fokus menyiapkan tim untuk menghadapi SEA Games 2019. Tim yang berlaga pada SEA Games ini juga dipersiapkan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
(DEN)