JAKARTA, KOMPAS — Masa libur sekolah dimanfaatkan sejumlah pelatih tim Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menambah intensitas latihan para pemainnya. Selain harus mengikuti latihan tiga kali seminggu seperti biasa, para pemain diwajibkan menggunakan waktu luang jelang Natal dan Tahun Baru untuk berlatih secara mandiri mengasah keterampilan mengolah bola di rumah.
Sejak kompetisi memasuki paruh kedua, pekan lalu, persaingan semakin memanas karena setiap tim berambisi memenangi semua laga tersisa demi memperbaiki posisi di klasemen sementara. Tim papan atas ataupun tim papan bawah memiliki motivasi yang berlipat ganda untuk bersaing memetik kemenangan.
Pelatih Salfas Soccer Irwan Salam mengatakan, masa libur sekolah yang cukup panjang ini merupakan kesempatan emas baginya untuk menggembleng para pemain. ”Saat masa libur sekolah, enggak ada alasan pemain mengeluh capek karena mereka punya waktu beristirahat yang cukup,” ujar Irwan, Sabtu (22/12/2018).
Salfas yang saat ini berada di posisi kedua hanya berjarak satu poin dari Ragunan Soccer School yang memuncaki klasemen sementara. Kedua tim itu akan mengoleksi jumlah poin yang sama jika pada pekan ke-17 mereka sama-sama menang. Namun, untuk sementara, posisi Ragunan di puncak masih aman karena unggul agresivitas gol atas Salfas.
Hal itu dimungkinkan terjadi karena Ragunan hanya akan meraih dua poin jika menang melawan Pelita Jaya di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/12/2018). Ragunan, ASIOP Apacinti, Siaga Pratama, dan Astam merupakan empat tim yang menderita sanksi pengurangan satu poin pada setiap laga hingga akhir kompetisi karena pemainnya terbukti bermain juga di kompetisi lain.
”Dengan menambah intensitas latihan, kami berharap bisa mempertahankan tren selalu menang di empat laga terakhir,” kata Irwan. Kekalahan terakhir yang dialami Salfas terjadi pada pekan ke-12 saat mereka tumbang 0-1 di tangan Ragunan.
Irwan mewajibkan pemainnya selalu datang pada tiga kali latihan rutin dalam seminggu. Hal itu membuatnya lebih mudah memotivasi para pemain agar datang latihan saat libur karena mereka tidak memiliki beban tugas sekolah.
Selain itu, pemain Salfas juga didorong berlatih mandiri di rumah untuk menjaga stamina dan kesiapan mental bertanding. ”Kalau enggak punya teman main bola di kampung, ya kalau perlu main sendiri saja dengan tembok di halaman untuk mengasah kemampuan mengontrol bola,” ujar Irwan.
Mengasah mental
Hal serupa juga dilakukan Pelatih Villa 2000 Gary Setiawan yang menambah porsi latihan bagi pemainnya saat masa liburan. ”Sudah sewajarnya ketika libur sekolah, para pemain harus memberikan waktu, pikiran, dan tenaga secara penuh untuk tim,” katanya.
Gary juga menggunakan waktu libur sekolah para pemainnya untuk mengasah keterampilan khusus beberapa pemain yang dirasa masih kurang. Hal itu perlu dilakukan agar setiap pemain menemukan model bermain yang akan menjadi spesialisasinya.
Misalnya, gelandang bertahan Dimas Azhar Musyaffa digembleng latihan mengeksekusi penalti karena sebelumnya dua kali gagal mencetak gol dari titik putih. Terakhir kali, Dimas gagal mengeksekusi penalti saat berhadapan dengan Ragunan pada pekan lalu, yang akhirnya membuat Villa 2000 harus kalah 0-1.
Saat ini, Villa 2000 berada di posisi ke-10 klasemen sementara dengan mengoleksi 16 poin dari 16 kali bertanding. Pada pekan ke-17 ini, Villa 2000 akan menghadapi ujian berat bertanding dengan tim papan atas Benteng Muda IFA yang saat ini duduk di peringkat empat klasemen sementara.
Gary memastikan akan kembali menunjuk Dimas mengeksekusi seandainya Villa 2000 mendapat hadiah tendangan penalti dalam laga itu. ”Saya akan terus menunjuk Dimas sampai dia berhasil karena itu merupakan bagian dari latihan keras membentuk mental pemain,” ujarnya. (E06)