JAKARTA, KOMPAS - Regenerasi lifter nasional kian mendesak dan menjadi prioritas Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Binaraga, dan Angkat Berat Seluruh Indonesia. Untuk itu, tujuh daerah di Indonesia akan diberi bantuan peralatan eks Asian Games 2018 agar bisa melakukan pembinaan atlet yunior.
Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono mengatakan, selama delapan tahun berselang tidak ada atlet pelapis untuk lifter Eko Yuli Irawan. ”Sampai sekarang tidak ada satu atlet pun yang jumlah angkatannya mendekati Eko. Saya cari ke mana-mana belum kelihatan,” kata Djoko, Sabtu (22/12/2018).
Ia menambahkan, PB PABBSI tidak bisa menunggu perbaikan pembinaan atlet daerah melalui Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) atau sekolah khusus olahraga. ”Pokoknya sekarang, kalau kami lihat ada yang potensial, kami tarik ke pelatnas,” katanya.
Untuk mendukung pembinaan atlet daerah, Djoko akan menyalurkan peralatan bekas Asian Games ke tujuh daerah yang berkomitmen melakukan pembinaan, seperti di Aceh dan Bengkulu. Pemimpin kedua daerah itu mempunyai komitmen yang besar untuk melakukan pembinaan atlet angkat besi. Selain peralatan, PB PABBSI juga akan menyiapkan program dan memperkuat pelatih daerah demi peningkatan prestasi atlet.
Namun, rencana pemberian bantuan peralatan tersebut masih menunggu persetujuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Kami sudah sampaikan ke Kemenpora. Kami menunggu lampu hijau agar peralatan ini bisa segera disalurkan,” kata Djoko.
Selain melakukan regenerasi atlet, PB PABBSI juga masih terus berupaya agar enam atlet elite Indonesia bisa lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Sejauh ini baru empat atlet yang punya potensi ke Olimpiade, yaitu Eko Yuli (kelas 61 kg), Deni (67 kg), Sri Wahyuni Agustiani (49 kg), dan Acchedya Jagaddhita (59 kg). Keempat atlet ini menempati posisi delapan besar dunia dalam Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, November lalu.
Pelatih kepala tim angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, mengatakan, lifter kelas 73 kg, Triyatno, menjadi salah satu atlet yang diproyeksikan lolos Olimpiade. Pada Kejuaraan Dunia 2018, Triyatno menempati peringkat ke-14 dunia. ”Dengan latihan keras dan mengikuti lebih banyak kejuaraan, saya yakin peringkatnya bisa lebih baik,” kata Dirdja.
Dalam tes akhir tahun dan evaluasi lifter yang berlangsung di Jakarta, Jumat lalu, Triyatno membukukan total angkatan 333 kg (snatch 148 kg serta clean and jerk 185 kg). Jumlah angkatan itu lebih baik dari penampilannya pada Kejuaraan Dunia 2018, yakni 325 kg (snatch 145 kg serta clean and jerk 180 kg). (DNA)