BANDUNG, KOMPAS Tuan rumah tim putri Bandung Bank BJB Pakuan takluk dari Jakarta BNI 46 di GOR C-Tra Arena, Bandung, Minggu (23/12/2018). Pada laga penutup putaran pertama Proliga 2019 tersebut, mereka kalah meski merebut set pertama, 1-3 (26-24, 15-25, 23-25, 19-25).
Hingga akhir putaran pertama, Jakarta PGN Popsivo Polwan menjadi tim putri terbaik dengan sembilan poin. Jakarta BNI 46 yang empat kali menang dari lima laga berada di peringkat kedua.
Juara bertahan Jakarta Pertamina Energi berada di urutan ketiga, disusul Bandung Bank BJB Pakuan di peringkat keempat dengan dua poin dari kemenangan 3-2 atas Jakarta Elektrik PLN. Adapun Elektrik, juara Proliga 2015-2017 yang musim ini diperkuat para pemain muda, berada di posisi juru kunci.
Asisten Manajer Bank BJB Pakuan Adik Rega Pahla menyatakan, permainan tim kali ini cukup bagus meski tidak mencapai target dua kemenangan di kandang sendiri.
”Seri di Bandung adalah penampilan terbaik tim kami pada putaran pertama. Semua bermain total dan menampilkan kemampuan terbaik. Hasil ini akan dievaluasi untuk strategi pada putaran kedua,” katanya.
Perjuangan keras tuan rumah terlihat sejak set pertama. Dipimpin pemain asal Thailand, Kokram Pimpichaya, Bank BJB Pakuan menyelesaikan set pertama dengan skor 26-24. Di luar dugaan, mereka tampil rapi saat menyerang atau bertahan.
Di set kedua, strategi tuan rumah mulai terbaca. BNI 46 mencuri angka dengan menempatkan bola di wilayah kosong. Hal itu membuat perolehan angka di set ini cukup jauh.
Di tengah ketatnya pertarungan pada set ketiga, konsentrasi pemain tuan rumah terganggu setelah wasit meniup peluit pelanggaran karena tim Bank BJB Pakuan menyentuh bola empat kali. Pelatih Teddy Hidayat melontarkan protes, tetapi tidak digubris wasit.
Adik menyayangkan kepemimpinan wasit. Peringatan yang dianggapnya salah sasaran itu mengganggu konsentrasi pemain. ”Saya kecewa dengan keputusan wasit. Kami kehilangan momentum,” ujar Adik. Setelah kejar-mengejar angka, BNI 46 menutup set ketiga dengan 25-23.
Pada set keempat, BNI 46 semakin tak terbendung. Ditambah beberapa pemain Bank BJB Pakuan yang kerap ceroboh dalam bertahan, banyak poin terbuang dan BNI menutup laga dengan kemenangan.
Antiklimaks
Hasil ini menjadi antiklimaks penampilan apik Bank BJB Pakuan melawan Elektrik sehari sebelumnya.
Pelatih Jakarta BNI 46 Risco Herlambang menyatakan, tim asuhan sempat terbawa irama permainan lawan sehingga gagal memenangi set pertama. Namun, di set kedua Risco mulai mengganti strategi dengan melakukan serangan cepat.
”Saya kaget melihat permainan lawan. Penerimaan bola mereka bagus, berbeda dengan pertandingan sebelumnya. Maka, di set kedua saya mengganti strategi,” katanya. Risco berujar, pola permainan tim di putaran kedua akan berubah. Ia khawatir, jika tetap menggunakan pola seperti saat ini, serangan akan mudah terbaca lawan. (RTG)