JAKARTA, KOMPAS Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia memutuskan menggelar seleksi nasional senam artistik pada Februari 2019. Ajang yang dijadikan seleksi SEA Games Manila 2019 itu menjadi pembuktian atlet muda berpotensi yang baru menginjak usia senior.
”Seleknas ini sengaja dibuat untuk mencari pesenam terbaik yang akan mewakili Indonesia di SEA Games nanti, terutama untuk melihat kualitas atlet muda,” kata Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Dian Arifin, Selasa (25/12/2018).
Seleknas tidak bersifat umum. PB Persani hanya memberikan undangan kepada pengurus provinsi untuk mendaftarkan atlet berpotensi. Adapun daerah dengan pesenam berpotensi meliputi DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau, dan Lampung.
Dari seleknas skala kecil itu, PB Persani mencari masing-masing enam atlet putra dan putri. Kendati demikian, satu slot di putra dan putri otomatis diambil oleh peraih medali Asian Games 2018, Rifda Irfanaluthfi dan Agus Adi Prayoko.
Keduanya sedang dalam program menuju kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Sisanya akan diperebutkan oleh atlet senior dan muda yang baru menginjak usia senior, 16 tahun. Momentum ini tepat bagi atlet muda untuk mengambil alih kursi di tim nasional.
Seperti di putri, ada empat atlet berpotensi dari Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta, yang untuk pertama kali mengikuti SEA Games. Mereka menjadi tulang punggung Indonesia dalam dua gelaran terakhir ASEAN School Games, yaitu Yogi Novia Laila Rahmadhani, Muthia Nur Cahya, Vilya Yoru, dan Regina Ananda Zulda.
Keempat pesenam itu akan menantang seniornya, Armartiani (20), Tasza Delvira (20), dan Amalia Fauziah (22), yang turun di SEA Games Kuala Lumpur 2017. Adapun pesenam senior putri, selain Rifda, belum menunjukkan potensi terbaiknya di nomor individu di SEA Games.
SKO Ragunan juga memiliki atlet berbakat putra, Abiyu Rafi (16). Dia sangat menjanjikan dengan raihan 3 emas, 1 perak, dan 2 perunggu di ASEAN School Games Kuala Lumpur 2018. Selain itu, Abiyu menembus 25 besar all-around atau gabungan nilai semua nomor pada Kejuaraan Asia Yunior, April 2018.
Abiyu berpeluang merebut posisi pelatnas. Adapun atlet senior putra Agung Akbar (24), Samsul Arifin (27), M Try Saputra (27), dan Muhammad Aprizal (23) gagal bersinar di Asian Games lalu.
Regenerasi
”Atlet muda, kan, masalahnya adalah kebersihan gerakan. Mereka juga masih minim pengalaman. Ini yang harus dibuktikan karena persaingan di Asia Tenggara tidak main-main. Makanya, kelolosan nanti bergantung pada hasil,” kata Dian.
Penilaian dalam seleknas akan diprioritaskan pada all-around. Baru setelah itu, PB Persani mempertimbangkan nilai di empat alat untuk putri dan enam alat untuk putra.
Pelatih SKO Ragunan, Murdasih, mengatakan, kemampuan atletnya sudah seimbang dengan atlet senior. Namun, mereka masih kalah pengalaman. Hal itu karena minimnya kesempatan berlomba di ajang internasional.
Karena itu, Murdasih berharap PB Persani memprioritaskan atlet muda di SEA Games untuk regenerasi. ”Kalau memang mau regenerasi, seharusnya mulai dari sekarang sebab Rifda juga baru meraih emas setelah tiga kali ikut SEA Games,” ujarnya. (KEL)