Ronaldo Penyelamat Si ”Nyonya Besar”
Cristiano Ronaldo menegaskan pengaruhnya yang besar di Juventus. Ia menjadi penyelamat Juve meskipun untuk kali pertama tidak tampil penuh pada laga kontra Atalanta, Rabu malam.
BERGAMO, RABU Juventus pada musim ini bisa dikatakan sebagai ”tim Cristiano Ronaldo”. Tim juara musim dingin di Liga Italia itu kini bak berwajah dua, yaitu dengan dan tanpa Ronaldo. Ia membuat Juve terhindar dari kekalahan saat bertamu ke Atalanta, Rabu (26/12/2018) malam.
Untuk pertama kalinya di Liga Italia musim ini, Juve bermain tanpa Ronaldo di skuad inti. Eks pemain Real Madrid tersebut diistirahatkan, yaitu sebagai pemain cadangan pada laga itu. Pelatih Juventus Massimiliano Allegri sengaja melakukan itu agar energi Ronaldo tak terkuras pada putaran kedua musim ini.
Di sisi lain, untuk kali pertama Liga Italia menggelar boxing day, yaitu laga-laga yang digelar setelah hari Natal. Pada musim-musim sebelumnya, Liga Italia selalu diliburkan minimal dua pekan
setelah Natal. Liburan musim dingin itu dimundurkan ke awal Januari 2019 pada musim ini. Perubahan baru jadwal itu kian mendorong Allegri menyimpan Ronaldo yang kini berusia 33 tahun Namun, celakanya, Juve tampil lesu dan kurang bertaji tanpa pemain berjuluk CR7 itu.
Mereka kesulitan membuat serangan pada 75 menit pertama laga yang digelar di Stadion Atleti Azzurri, Bergamo, itu.
Satu-satunya gol Juve pada periode waktu itu bahkan tercipta dari keberuntungan serta kesalahan fatal Atalanta. Gol Juve pada menit kedua laga itu tercipta akibat bunuh diri bek tengah Atalanta, Berat Djimsiti.
Setelah gol cepat itu, Juve bak tertidur. Mereka banyak ditekan sehingga berujung ke gol pertama Atalanta oleh gol pertama Duavan Zapata pada menit ke-24. Juve kian tertekan dan tampak tidak terorganisasi. Puncaknya, mereka harus bermain dengan 10 orang menyusul kartu merah Rodrigo Bentancur, menit ke-56.
Untuk kali pertama musim ini, Juve berada dalam bayang-bayang kekalahan setelah Atalanta kembali membuat gol lewat Zapata pada pertengahan babak kedua. Dalam situasi terjepit itu, Allegri pun tidak punya pilihan lain selain memainkan Ronaldo.
Kehadiran CR7 pada menit ke-65 laga itu langsung berdampak signifikan ke permainan Juve. Mereka lebih percaya diri merebut kembali jalannya laga dan kreatif dalam menyerang. Ronaldo lantas membuat gol lewat tandukkan kepalanya pada menit ke-78.
Golnya itu membuat Juve belum terkalahkan di 18 laga Liga Italia. Mereka masih unggul jauh, yaitu sembilan poin atas Napoli, pesaing terdekatnya. Napoli bertamu ke markas Inter Milan pada laga Kamis dini hari tadi.
Keunggulan jauh itu membuat Juve dipastikan merengkuh status sebagai juara musim dingin di Liga Italia. Putaran pertama Liga Italia musim ini bakal berakhir pada akhir pekan ini, yaitu saat Juve menjamu Sampdoria.
Adapun tambahan satu gol itu mendekatkan Ronaldo ke salah satu ambisi pribadinya, memuncaki daftar pencetak gol tersubur di Liga Italia. Total gol Ronaldo di Liga Italia 12 gol, atau terpaut satu gol dari Krzysztof Piatek, striker Genoa yang memuncaki daftar itu dengan 13 gol.
Menariknya, dalam kurun 18 tahun terakhir, Juve tidak pernah gagal juara pada akhir musim setelah meraih gelar juara musim dingin Liga Italia. Tren itu berjalan selama tujuh musim, salah satunya musim 2017-2018. Pengecualian itu hanya terjadi pada musim 1999-2000.
Saat itu, trofi juara dirampas Lazio dari tangan Juve setelah mereka menjadi terbaik pada musim dingin saat itu.
Bukan jaminan juara
Tim lainnya yang pernah gagal menjadi juara setelah meraih gelar musim dingin adalah Napoli, yaitu musim 2015-2016 serta 2017-2018 dan Roma di musim 2003-2004. ”Tim peraih gelar juara musim dingin memang kerap menjadi juara pada bulan Mei. Namun, itu bukan jaminan seperti dialami Napoli dan juga AS Roma,” tulis Football-Italia.
Sementara itu, AC Milan gagal menghadiahi kemenangan untuk penggemarnya. ”I Rossoneri” ditahan Frosinone, penghuni zona degradasi, 0-0, kemarin malam.
Milan bahkan beruntung bisa menghindari kekalahan pada laga ini menyusul campur tangan teknologi asistensi video wasit alias VAR. Jala gawang Milan sempat bergetar menit ke-38 menyusul gol pemain Frosinone, Andrea Beghetto. Namun, gol itu dianulir setelah VAR memperlihatkan pemain Milan, Hakan Calhanoglu, lebih dulu dilanggar dalam proses terciptanya gol tersebut.
Hasil imbang di markas Frosinone itu mempertegas tren negatif Milan selama Desember ini. Mereka tidak pernah menang pada empat laga terakhir di Liga Italia. Buruknya lagi, mereka tidak pernah bisa membuat gol pada keempat laga itu.
Tren buruk berupa tidak bertajinya serangan Milan pada empat laga beruntun itu adalah hal yang langka terjadi. Kali terakhir masalah itu terjadi sebelumnya adalah pada 1984.
Akibat hasil negatif itu, Milan tergusur dari peringkat keempat di Liga Italia. Padahal, mereka sempat bertahan di posisi itu selama empat pekan. Milan turun ke posisi keenam di bawah Lazio dan Sampdoria.
Situasi buruk itu membuat Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso, kini dalam tekanan besar. Milan kembali terancam gagal lolos ke Liga Champions, kompetisi yang empat musim terakhir tidak lagi pernah mereka ikuti.
Mengacu pada Football-Italia, pemilik Milan kian gerah dengan kinerja Gattuso. Mantan pemain Milan itu kini hanya punya satu kesempatan tersisa untuk mempertahankan jabatannya itu. Gattuso diwajibkan membawa Milan menang pada pekan berikutnya di Liga Italia kontra SPAL, Minggu (30/12) dini hari.
Arsene Wenger
Jika kembali gagal menang pada akhir putaran pertama Liga Italia itu, Gattuso bisa dipecat. Milan santer dikabarkan telah menyiapkan kandidat pengganti Gattuso, yaitu Arsene Wenger.
Mantan manajer Arsenal itu tidak lagi sabar melatih tim setelah berpisah dengan Arsenal musim panas lalu. Liga Italia menjadi tantangan baru bagi manajer berusia 69 tahun itu. Ia belum pernah merasakan atmosfer Serie A. Karier melatihnya banyak dihabiskan di Inggris, 22 tahun memimpin Arsenal.
Meskipun demikian, Gattuso mengaku tidak ambil pusing soal masa depan kariernya di tim itu. ”Saya hanya peduli akan kinerja tim ini dan tidak memikirkan posisi saya sendiri. Apa pun yang terjadi, saya siap bertanggung jawab atas performa tim ini karena saya merupakan kapten dari kapal ini,” ujar Gattuso.
Isu pergantian pelatih di klub itu menjalar hingga ke tim muda U-19 alias Primavera. Milan santer dikabarkan bakal segera memecat pelatih tim Primavera, Allesandro Lupi. Tiga bekas pemain Milan, Federico Giunti, Ibrahim Ba, dan Marco Simeone, menjadi kandidat pelatih tim yang tengah terpuruk di peringkat terbawah di Liga Primavera Italia itu. (Reuters/JON)