JAKARTA, KOMPAS Sejumlah tim dengan status debutan pada Liga Kompas Kacang Garuda U-14 menunjukkan karakternya sebagai tim berkualitas yang patut diperhitungkan hingga musim kompetisi berakhir pada 2019.
Bahkan, salah satunya, yaitu Salfas Soccer, menjadi kandidat terkuat untuk meraih trofi juara setelah merebut puncak klasemen sementara pada pertandingan terakhir tahun 2018.
Salfas merebut puncak klasemen dari Ragunan Soccer pada pekan ke-18 setelah menundukkan Villa 2000 dengan 4-2, Minggu (30/12/2018), di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Gol Salfas dicetak Adriano Saputra, menit ke-3 dan ke-28. Dua gol lain lahir dari kaki M Fauzan dan Iffat Nauval. Gol balasan Villa 2000 dihasilkan Ahmad Rafi dan Erlangga Maula.
Adapun Ragunan kehilangan posisi puncak klasemen setelah ditundukkan Siaga Pratama, 0-1. Gol kemenangan Siaga Pratama lahir dari sontekan luar penalti Ridho Adi.
”Kunci keberhasilan kami ada pada konsistensi anak-anak untuk terus berlatih. Mereka bermain bersama lebih dari delapan tahun. Jadi, kemampuan untuk saling memahami sudah terbangun dengan baik,” kata Pelatih Salfas Irwan Salam.
Irwan mengakui, sejak kompetisi bergulir, dirinya hanya memotivasi anak asuhnya untuk bermain baik agar tetap bertahan di kompetisi ini pada musim berikutnya. Motivasi itu ampuh membangkitkan semangat tim untuk terus berkembang.
”Agar pemain muda berkembang, selain mereka diberi kebebasan untuk menikmati pertandingan, juga ditentukan dari iklim kompetisi yang sehat,” ujarnya.
Prestasi tak kalah mentereng juga ditunjukkan tim debutan Big Stars Babek FA setelah menahan imbang tim papan atas Bina Taruna, 0-0. Meski meraih poin, tim ini masih berada di posisi ketujuh klasemen sementara. Adapun Bina Taruna yang saat ini menempati peringkat tiga kian tertinggal dari pemuncak klasemen dengan selisih empat poin.
Pemilik Big Stars Babek FA, Suriyadi, mengatakan, meski timnya berstatus promosi, mereka mampu bersaing dan berpeluang menembus lima besar karena kekompakan dan kesolidan tim yang telah dibangun sejak lama.
Semua itu tidak terlepas dari komitmen yang dibangun bersama orangtua, pelatih, dan pemain agar program latihan rutin digelar tiga kali sepekan.
”Kami juga bangun komitmen untuk sama-sama mengawasi anak-anak agar tidak bermain lebih dari satu liga,” kata Suriyadi.
Tim debutan lain yang saat ini masih bertahan di lima besar adalah Benteng Muda IFA. Namun, kemarin, Benteng Muda harus mengakui keunggulan Pelita Jaya yang menang 2-0.
Tiga tim debutan itu, termasuk Astam dan Bina Taruna Cibubur yang saat ini menghuni peringkat terbawah klasemen, bermain di kompetisi ini setelah lolos babak play off pada Mei lalu.
Kekalahan pertama
Sementara itu, kekalahan yang dialami Ragunan pada pekan ke-18, selain memaksa tim itu tergusur dari puncak klasemen, juga menjadi kekalahan pertama musim ini. Tim yang pada musim lalu menempati peringkat ke-10 klasemen akhir itu harus berjuang keras pada 2019 nanti.
”Performa tim sangat buruk karena banyak pemain yang sejak masa liburan latihannya kurang. Mungkin karena bebas, anak- anak juga kurang tidur, jadi cepat lelah,” kata Pelatih Ragunan Rasyito.
Ia mengakui, kekalahan ini membuat langkah mereka kian sulit untuk kembali ke puncak. Apalagi, Salfas terus menunjukkan perkembangan signifikan.
Selain itu, upaya mereka juga dihambat dengan sanksi pengurangan poin hingga akhir musim bersama Bina Taruna, Astam, Siaga Pratama, dan ASIOP Apacinti akibat sejumlah pemain mereka kedapatan bermain lebih dari satu liga.
Adapun Siaga Pratama, yang memberi kekalahan pertama kepada Ragunan, merangsek naik ke peringkat keenam menggusur Big Stars Babek FA. (E06)