DUBAI, KAMIS - Otoritas sepak bola dunia, FIFA, mengkaji kemungkinan percepatan ekspansi peserta Piala Dunia. Format baru turnamen sepak bola akbar itu, yaitu dengan 48 peserta, bisa saja diterapkan mulai 2022 mendatang di Qatar.
Format baru 48 tim peserta pada babak utama Piala Dunia semestinya baru akan diberlakukan pada 2026 mendatang di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Namun, FIFA membuka kemungkinan format baru itu diadopsi empat tahun lebih cepat dari jadwal awal.
”Jika ekspansi peserta Piala Dunia jadi 48 tim memang hal bagus, lantas mengapa tidak kita percepat? Untuk itulah, kami mendalami apakah hal baru itu bisa diterapkan mulai 2022,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino, Rabu (2/1/2019), di Dubai, Uni Emirat Arab.
Mengacu pada sejarah, format Piala Dunia memang berubah-ubah untuk memenuhi tuntutan zaman. Pada awal masa kelahirannya, yaitu 1930, Piala Dunia hanya diikuti 13 tim. Mulai 1982, pesertanya bertambah menjadi 24. Ekspansi berlanjut pada 1998, dengan 32 tim seperti kita kenal saat ini.
Dengan format 48 tim, negara-negara di kawasan Asia punya peluang lebih besar dari sebelumnya untuk tampil di hajatan sepak bola paling prestisius itu. Asia akan mendapat tambahan jatah tim perwakilan, yaitu dari sebelumnya empat menjadi delapan tim peserta.
”Kami masih menunggu hasil studi kelayakan. Ini akan diputuskan sebelum kualifikasi,” ujar Hassan al Thawadi, Sekretaris Jenderal Panitia Pusat Qatar 2022, Oktober lalu.
Infantino juga menegaskan, kepastian ekspansi 48 tim diterapkan pada Piala Dunia Qatar bakal diketahui pada Maret mendatang atau menjelang dimulainya kualifikasi. Menurut Infantino, ada satu syarat terpenting untuk mewujudkan percepatan ekspansi tersebut.
Syarat itu adalah berupa kesediaan negara-negara tetangga Qatar untuk membantu sebagai tuan rumah kedua Piala Dunia 2022. ”Jika ada negara tetangga terdekat (Qatar) yang bersedia menggelar sebagian laga, itu akan menguntungkan kawasan tersebut dan tentunya seluruh dunia,” ujar Infantino.
Masalahnya, Qatar tengah diembargo dan dimusuhi sejumlah negara tetangganya, seperti Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Pengucilan itu dilakukan karena Qatar, negara kecil yang kaya akan minyak mentah, diduga mendanai sel-sel teroris di negara-negara kawasan Timur Tengah itu. Namun, tuduhan itu telah dibantah keras Qatar.
”Ketegangan politik memang tengah terjadi di kawasan itu. Kuncinya kini ada di para pemimpin negara-negara itu. Barangkali, lebih mudah membicarakan proyek bersama (Piala Dunia) ketimbang hal-hal rumit lainnya,” ucap Infantino.
Pemerintah Qatar kini tengah mempercepat proyek infrastruktur dan pembangunan delapan stadion baru untuk menyambut Piala Dunia 2022. Total anggaran 6-8 miliar dollar AS atau setara Rp 86 triliun-Rp 115 triliun telah dikucurkan untuk pesta bola sebulan penuh itu. (AFP/Reuters/JON)