MANCHESTER, SABTU Manchester United menjaga kans meraih minimal satu trofi musim ini bersama manajer interim, Ole Gunnar Solskjaer, setelah membekap Reading, 2-0, pada babak ketiga Piala FA Inggris, Sabtu (5/1/2019) malam. Identitas baru MU yang lebih ofensif dan lugas semakin terlihat pada laga tersebut.
Meskipun hanya melawan tim Divisi Championship, kasta kedua di sistem Liga Inggris, penggemar MU sangat antusias menyambut laga Piala FA itu. Old Trafford, markas MU, nyaris penuh sesak di tengah hawa musim dingin yang menusuk.
Publik Old Trafford lagi-lagi disuguhi permainan cepat dan ofensif yang kembali menjadi ciri khas MU semenjak dipegang mantan legendanya, Solskjaer. Gol-gol ”Setan Merah” dicetak Juan Mata dan Romelu Lukaku. Alexis Sanchez, yang sempat lama tidak tampil sebagai pemain mula, ikut larut dalam geliat MU bersama Solskjaer itu. Sanchez menyumbang satu asis.
Kemenangan itu menjaga rekor menawan MU sejak diasuh Solskjaer, yang menggantikan Jose Mourinho, Pada Desember 2018. MU mencatatkan rekor sempurna, lima kemenangan bersama Solskjaer dan terlihat tajam di depan. Mereka menge- mas 16 gol atau 3,1 gol tiap laga pada kelima laga tersebut.
Hal lain tidak kalah penting, kemenangan di Old Trafford itu mengantarkan MU melangkah ke babak keempat atau 32 besar Piala FA. Trofi dari turnamen sepak bola tertua di Inggris ini dianggap sebagai target paling realistis MU pada musim ini. Solskjaer pun tidak menampik, dirinya memimpikan trofi itu diraih timnya pada akhir musim ini.
”Ini (Piala FA) bisa jadi kesempatan terbesar kami meraih trofi. Saya berbicara kepada anak-anak betapa menyenangkannya jika bisa melangkah ke (Stadion) Wembley untuk final nanti,” tutur Solskjaer, seperti dikutip The Guardian.
Meski demikian, Solskjaer menilai, ada hal lain yang lebih penting dari meraih trofi pada akhir musim ini, yaitu ketika kontraknya berakhir di MU. ”Menikmati musim panas sambil mendengar orang membicarakan gaya bermain MU,” ujarnya saat ditanya ambisinya terkait jabatannya yang singkat itu.
Bagi Solskjaer, mengembalikan identitas MU seperti pada era eks manajernya, Sir Alex Ferguson, merupakan hal terpenting. Pada masa itu, MU sangat disegani lawan dan dicintai fans karena konsisten dengan pakem sepak bola menyerang. Sayangnya, pakem itu sempat menghilang dari MU dan gagal direplikasi oleh para manajer terdahulu, baik itu David Moyes, Louis van Gaal, maupun Jose Mourinho.
”Semuanya harus dimulai dengan cara kita bermain karena bagaimanapun kita tidak bisa mengontrol hasil. Anda hanya bisa mengontrol cara menjalani laga,” ujarnya berfilosofi.
Adapun manajemen MU tengah gencar memburu kandidat manajer tetap untuk musim depan. Mereka antara lain adalah Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur) dan Massimiliano Allegri (Juventus). Namun, John O’Shea, mantan pemain MU, menilai, Solskjaer laik dipertimbangkan sebagai manajer tetap klub itu karena kiprah positifnya sejauh ini. (JON)