JAKARTA, KOMPAS - Indonesia tergolong terlambat dalam membangun kompetisi untuk para pemain muda. PSSI bersama Supersoccer TV kemudian mencari cara untuk mengatasi ketertinggalan pembinaan pemain muda dengan menggelar program Garuda Select. Melalui program ini, 24 pemain muda berbakat akan dikirim ke Inggris untuk menjalani latihan selama enam bulan.
Ke-24 pemain yang berusia di bawah 16 tahun itu diseleksi melalui program Elite Pro Academy, kompetisi kelompok U-16 yang digelar PSSI mulai 2018. Selain merekrut pemain yang sudah memiliki klub atau pernah membela tim nasional, pencarian bakat juga menyasar talenta baru di daerah.
Program Garuda Select ini mengingatkan program serupa yang pernah dijalankan PSSI, seperti Primavera, Baretti, dan Sociedad Anonima Deportiva.
Program-program tersebut hanya menghasilkan segelintir pemain yang menonjol, dan timnas tetap tidak punya prestasi yang membanggakan.
”Kami harus belajar dari sejarah, ada yang baik dan ada yang buruk. (Program) ini kami lakukan untuk percepatan menutup ketertinggalan,” kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria, Kamis (10/1/2019), di Jakarta.
Tertinggal jauh karena negara-negara lainnya sudah memiliki kompetisi pemain usia muda semacam Elite Pro Academy sejak 20 tahun lalu dan Indonesia baru mulai satu tahun lalu.
Garuda Select ini juga bukan program untuk membentuk satu tim utuh dan solid, tetapi pendidikan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan mengembangkan karakter sebagai pemain profesional.
Setelah enam bulan, ke-24 pemain tersebut akan kembali ke Tanah Air dan bermain dengan klub mereka lagi. Garuda Select akan melakukan seleksi lagi untuk angkatan berikutnya. Semua kegiatan para pemain selama di Inggris akan didokumentasikan oleh Supersoccer TV.
Apabila dulu para pemain berlatih di Italia pada era Primavera dan Baretti, kini PSSI memilih Inggris. Tisha mengatakan, Inggris menjadi model yang tepat karena memiliki pola pembinaan pemain muda yang dipandang terbaik saat ini.
Jika pelatihan pemain Tanah Air sedang berkiblat ke Inggris, pelatihan wasit berkiblat ke Jepang dan pendidikan pelatih berkiblat ke Jerman. PSSI berusaha bekerja sama dengan negara yang memiliki kompetensi yang terbaik dalam bidangnya masing-masing.
Menu tambahan
Menurut Tisha, Garuda Select ini akan menjadi menu tambahan bagi para pemain yang terpilih. Setelah merasakan kompetisi di Tanah Air, mereka kemudian mendapat kesempatan untuk merasakan berlatih dengan standar yang digunakan klub-klub di Inggris. Tim ini akan dipimpin dua mantan pemain Inggris, yaitu Dennis Wise sebagai Direktur Teknis, dan Des Walker sebagai Pelatih Kepala.
Walker menjanjikan bahwa para pemain akan mendapatkan pelatihan yang lengkap selama di Inggris. ”Pemain akan menjalani latihan sebanyak 14 jam dalam sepekan, mengikuti program diet teratur, latihan membentuk fisik, dan mempelajari analisis pertandingan atau latihan,” kata mantan pemain Nottingham Forest ini.
Wise mengatakan, tim Garuda Select akan menjalani satu laga uji coba setiap pekan melawan klub-klub di Inggris. ”Kompetisi pemain muda di Inggris berjenjang dan terbagi dalam tiga kategori. Garuda Select akan diuji dulu dan bermain melawan klub-klub kategori tiga (level terendah),” katanya.
Dari ke-24 pemain Garuda Select angkatan pertama ini, terdapat 20 pemain yang pernah membela timnas U-16. Mereka di antaranya Sutan Diego Zico, Amiruddin Bagus Kahfi, Mochammad Supriadi, Andre Oktaviansyah, Mochamad Yudha Febrian, dan Muhammad Salman Alfarid.
Pelatihan selama bergabung di timnas membuat mereka memiliki kemampuan yang menonjol. ”Zico, misalnya, merupakan pencetak gol berbakat. Dia dapat mencium peluang gol,” kata Wise, memuji alumnus Liga Kompas Gramedia U-14 yang kini bergabung dengan Persija Jakarta itu. (DEN)