LONDON, JUMAT Liverpool FC diunggulkan sejarah menjuarai Liga Inggris di musim ini. Tiada satu tim pun yang pernah gagal juara seusai mengemas poin sebanyak ”The Reds” saat ini. Namun, musim ini bisa saja menjadi pengecualian dari tren itu.
Pendukung Liverpool, yang nyaris tiga dekade menanti tim itu juara, bakal kian optimistis dan tersenyum jika membuka buku sejarah Liga Inggris. Sejak 1905, 11 tim yang mengemas minimal 52 poin seusai menjalani 21 laga selalu finis sebagai tim juara. Itu salah satunya dialami Manchester City pada musim lalu.
The Reds, istimewanya, kini mengemas total 54 poin di puncak klasemen Liga Inggris. Selain City pada musim lalu, hanya Chelsea di era awal Jose Mourinho (2005-2006) dan zaman keemasan Tottenham Hotspur (1960-1961) yang bisa melampaui poin The Reds itu.
Tidak heran, Liverpool mendominasi bursa taruhan sebagai tim calon juara musim ini. Euro Club Index, situs yang memonitor indeks kinerja klub, menyebut peluang The Reds juara musim ini sangat tinggi, yaitu 56,6 persen. Adapun peluang City, tim peringkat kedua, hanya 33,5 persen.
Di masa lalu, tim-tim seperti Liverpool hanya tinggal menanti dikukuhkan sebagai juara. Hal itu dialami City, tim yang unggul telak, 14 poin, dari peringkat kedua, Chelsea, seusai menjalani 21 laga pada musim lalu. City akhirnya juara dengan torehan 100 poin.
Sayangnya, saat ini The Reds tidak bisa bersantai seperti halnya City musim lalu atau Chelsea pada 13 tahun silam. Musim ini adalah musim tersengit Liga Inggris sepanjang eksistensinya yang lebih dari satu abad.
Musim anomali
Ketatnya persaingan itu salah satunya tecermin dari kecilnya marjin keunggulan The Reds atas City, yaitu empat poin. Pada musim-musim lainnya di masa lalu, koleksi poin City saat ini, 50 poin, bisa mengantar mereka memuncaki klasemen.
Namun, itu tidak terjadi pada musim anomali seperti saat ini. ”City adalah tim pertama sepanjang sejarah yang tidak memuncaki liga setelah mengemas 50 poin dari 21 laga. Musim ini bakal menjadi yang paling kompetitif sepanjang sejarah serta dipenuhi rekor,” ujar Simon Gleave, analis senior di BBC.
Ketatnya persaingan itu juga terlihat dari kinerja tim di peringkat ketiga dan keempat saat ini, yaitu Tottenham Hotspur dan Chelsa. Kedua tim itu berkontribusi pada perolehan total 196 poin dari keempat tim teratas di Liga Inggris hingga 21 laga.
Capaian poin itu adalah yang tertinggi sepanjang sejarah liga itu. Liverpool, City, Spurs, dan Chelsea kini di jalur untuk memecahkan rekor 333 poin yang dikumpulkan empat tim teratas pada musim lalu.
Tidak heran, mengingat sengitnya persaingan di Liga Inggris saat ini, ESPN justru menjagokan City juara. Tim ini dinilai punya dua keunggulan ketimbang Liverpool, yaitu pengalaman alias mental juara dan materi skuad yang lebih merata. ”The Reds bakal mengalami kesulitan ketika cedera (pemain) mulai mendera karena mereka tidak punya pemain pelapis semewah City,” tulis ESPN.
Asumsi itu coba dipatahkan The Reds saat bertamu ke Brighton & Hove Albion di Sussex, Sabtu (12/1/2019) malam ini. Liverpool mengalami krisis di laga ini menyusul cedera tiga bek tengah, yaitu Dejan Lovren, Joe Gomez dan Joel Matip.
Gelandang jangkar, Fabinho, kemungkinan dipaksakan mengisi posisi itu untuk menemani palang pintu Virgil van Dijk.
Fabinho sempat tampil di posisi itu pada laga kontra Wolverhampton Wanderers di Piala FA, Selasa lalu. The Reds kalah 1-2 di laga itu. (Reuters/JON)