Proposal anggaran 2019 dari cabang-cabang olahraga yang gagal memenuhi target prestasi di Asian Games 2018 akan dievaluasi mendetail oleh tim ahli Kemenpora.
JAKARTA, KOMPAS Sebanyak 19 dari 53 cabang olahraga gagal mencapai target prestasi di Asian Games 2018. Kemenpora akan mengevaluasi penampilan dan pencapaian setiap cabang olahraga agar penetapan target yang terlalu berlebihan tidak terulang lagi. Pencapaian prestasi di pesta olahraga Asia juga akan menjadi dasar pengalokasian anggaran pelatnas 2019.
Pelaksana Tugas Harian Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Chandra Bakti menuturkan, banyak cabang olahraga yang terlalu menggebu-gebu dalam menetapkan target prestasi.
”Contohnya bridge, menetapkan target tiga emas, kenyataannya satu pun mereka tidak dapat,” ujar Chandra, Jumat (11/1/2019), di Jakarta.
Cabang perahu naga yang semula yakin meraih 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu, tampil kurang sesuai harapan. Para pedayung gagal meraih medali emas. Mereka harus puas dengan 2 perak dan 1 perunggu. Namun, di cabang rowing dan kano, pedayung Indonesia sukses memenuhi target yang ditetapkan.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman Setiawan menuturkan, pedayung-pedayung Indonesia sebenarnya punya peluang besar merebut emas perahu naga ketika tampil lebih unggul dari China di babak semifinal. ”Di final, China tampil lebih all-out. Tetapi, selisih waktu tidak terlalu jauh,” ujar Budiman.
”Kalau selisih waktu terlalu jauh dari target, itu namanya pembohongan publik. Tetapi, catatan waktu kami tidak terlalu jauh dari perhitungan. Kami juga bisa yakinkan pemerintah bahwa di Asian Games 2022 di China, para pedayung akan tampil lebih baik asalkan persiapan dilakukan sejak jauh-jauh hari,” ucap Budiman,
Di Asian Games Hangzhou 2022, nomor lomba perahu naga dengan 20 pedayung kemungkinan besar akan dimainkan. Nomor itu merupakan andalan Indonesia meraih prestasi mengingat di Asian Games Incheon 2014, tim dayung Indonesia berjaya dengan tiga medali emas dan tiga perak.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PRSI Wisnu Wardhana mengatakan, target medali tim renang Indonesia memang belum tercapai di Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
”Tetapi, renang adalah olahraga terukur di mana ada perbaikan dan pemecahan sembilan rekor nasional. Artinya, pembinaan renang sudah meningkat,” katanya.
Wisnu mengatakan, olahraga terukur perlu dilihat juga dari peningkatan prestasi dan perbandingan dengan peningkatan prestasi atlet-atlet negara lain. ”Evaluasi sangat perlu asalkan implementasinya bisa betul-betul dilaksanakan dengan baik dan konsisten,” ujarnya.
Evaluasi
Terkait ketidaksesuaian antara target dan pencapaian itu, Kemenpora akan lebih ketat menilai proposal cabang. ”Belajar dari prestasi Asian Games, tahun ini kami ingin menetapkan target betul-betul obyektif dan berdasarkan kondisi riil di lapangan. Ini juga akan memengaruhi pengalokasian anggaran pelatnas,” ujarnya.
Menurut Chandra, pihaknya akan melakukan evaluasi dan verifikasi administrasi proposal anggaran 2019. Kajian mendetail akan dilakukan tim ahli terhadap cabang yang tidak dapat memenuhi target prestasi.
Kajian detail itu seperti penentuan nama atlet dan nomor pertandingan untuk pelatnas harus memperhitungkan kekuatan tim Indonesia.
Dalam mengalokasikan anggaran, Kemenpora akan mengutamakan 13 cabang prioritas menuju Olimpiade Tokyo 2020. Adapun cabang-cabang yang berpotensi meraih medali emas di SEA Games 2019 akan mendapat perhatian khusus. Kemenpora juga mengutamakan cabang yang melakukan regenerasi atlet. ”Tujuan kami membuat prestasi olahraga Indonesia meningkat.
Jangan sampai prestasi olahraga yang sudah ada di level Asia malah menjadi turun lagi,” ucapnya. Untuk Olimpiade 2020, Indonesia menargetkan meloloskan 30 atlet dengan target dua medali emas dari bulu tangkis dan angkat besi. (DNA)