JAKARTA, KOMPAS — Tiga kesebelasan di Liga Kompas Kacang Garuda U-14, yaitu Bina Taruna Cibubur, Kabomania, dan Pelita Jaya, menjadi lumbung gol lawan-lawan mereka. Rasio kebobolan yang tak diimbangi produktivitas gol menjadikan ketiga tim itu ”lebih besar pasak daripada tiang”.
Ketiga kesebelasan itu kini menghuni papan bawah klasemen sementara Liga Kompas. Mereka tengah diliputi tren negatif menyusul hasil minor yang didapat pada pekan ke-19.
Bina Taruna menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak, 28 gol, dengan rerata kemasukan 1,47 gol per laga. Tim yang diarsiteki mantan pemain PSIS Semarang, Harry Salishburi, itu baru melesakkan 10 gol sehingga ada defisit 18 gol.
”Gol-gol itu terjadi karena faktor kesalahan pemain belakang. Mereka saling menunggu dan mengandalkan rekannya untuk merebut bola,” ujar Harry, Sabtu (12/1/2019).
Hal serupa dialami Pelita Jaya. Gawang tim yang bermarkas di Sawangan, Depok, itu sudah kebobolan 23 kali dan baru memasukkan 12 gol.
Pelatih Pelita Jaya Herland Zulfikar mengakui, beberapa pekan terakhir lini depan timnya tumpul. Adapun pemain belakang kurang fokus dan kehilangan konsentrasi saat diserang. Komunikasi antarpemain juga perlu diperbaiki. ”Teknik dasar bertahan pemain belakang belum cukup kuat,” ujar Herland.
Kabomania tak lebih baik. Kesebelasan asal Bogor itu kebobolan 25 gol dan baru 11 kali membobol gawang lawan. Pelatih Kabomania Cecep Jumhana mengungkapkan, pemainnya masih disibukkan dengan kegiatan sekolah sehingga jarang hadir latihan. Latihan tim menjadi optimal. Latihan yang sedianya tiga kali sepekan kini hanya dua kali karena kekurangan pemain.
Posisi aman
Walau menjadi lumbung gol, ketiga tim itu masih aman dari degradasi. Namun, jika tidak segera berbenah, bukan tak mungkin mereka akan merosot ke zona degradasi.
Kesempatan bagi ketiga kesebelasan itu masih terbuka. Mereka tidak termasuk tim yang mendapat sanksi pengurangan poin. Apabila mampu membenahi pertahanan dan mempertajam lini depan, mereka bisa mengubah predikat tim lumbung gol dan bertahan pada musim depan.
”Kami harus tetap fokus dan tidak menyerah. Walaupun latihan tim tidak maksimal, saya berusaha memompa semangat juang anak-anak,” ujar Cecep.
Semangat pembenahan juga diutarakan Herland. Sepekan terakhir, sesi latihan tim banyak diisi mempertajam penyelesaian akhir dan tembakan ke gawang. Intensitas latihan menembak dan penyelesaian akhir ditambah, dari sekali dalam sepekan menjadi tiga kali.
”Untuk latihan bertahan masih normal belum ada penambahan. Hanya latihan satu lawan satu,” kata Herland.
Sementara itu, memasuki pekan ke-20, sejumlah tim promosi tampil mengejutkan dan bertahan di papan atas. Dari lima tim promosi musim ini, yakni Astam, Bina Taruna, Big Stars Babek FA, Benteng Muda IFA, dan Salfas Soccer, tiga tim terakhir bertengger di papan atas. Salfas di peringkat pertama, Benteng Muda di peringkat kelima, dan Big Stars di peringkat ketujuh.
Ketiga tim itu pun berusaha mempertahankan hasil positif tersebut. Pelatih Salfas Soccer Irwan Salam mengatakan, awalnya mereka hanya menargetkan bertahan di liga. Namun, tim bisa bermain konsisten. Target tim Salfas Soccer pun berubah, dari minimal masuk lima besar hingga tertinggi menjadi juara.
Bertahan di liga dinilai sangat penting untuk kelanjutan pembinaan murid-murid SSB Salfas Soccer. Adapun gelar juara bisa meningkatkan motivasi para pemain yang lebih muda. ”Sebenarnya, permainan saat ini sudah sangat baik. Ada keseimbangan antara pemain utama dan cadangan. Pemain belakang, tengah, dan depan juga semakin padu. Kami berusaha keras menjaga permainan tim seperti saat ini. Kalau bisa konsisten, anak-anak akan selalu meraih hasil optimal,” ujar Irwan.
Motivasi besar juga ditunjukkan Big Stars Babek FA. Pelatih mereka, Boni Safruddin Wijaya, mengatakan, target tim awalnya juga hanya bertahan di liga. Namun, melihat perkembangan pesat pemain, target mereka naik menjadi masuk lima hingga tiga besar.
Boni yakin target itu bisa tercapai sebab kemampuan pemain utama dan cadangan sudah semakin seimbang. Permasalahan hanya pada ketajaman pemain depan. ”Namun, saya terus berusaha mengasah ketajaman pemain depan. Kalau bisa lebih tajam, target yang kami inginkan itu sangat realistis untuk tercapai,” katanya.