BIRMINGHAM, RABU - Pemimpin tim Formula 1 McLaren, Zak Brown, menyampaikan kekhawatirannya atas perlambatan keuangan global, yang membuat upaya mencari sponsor untuk timnya semakin sulit.
Kondisi itu semakin dipersulit dengan dampak dari rencana Inggris Raya untuk keluar dari Uni Eropa. Hal ini membuat banyak perusahaan besar takut untuk berinvestasi jangka panjang di tim F1 yang bermarkas di Woking, Inggris, itu.
”Kondisi saat ini sama sulitnya dengan sebelumnya. Perusahaan sedikit ragu untuk berinvestasi jangka panjang karena mereka tidak yakin apa maknanya jika sesuatu terjadi di sekitar sini.
Hal itu membuat semuanya sedikit melambat dan polanya banyak menunggu,” kata Brown dikutip Crash.net, Rabu (16/1/2019), di sela Autosport International Show, Birmingham, Inggris.
Meski kondisi keuangan global menurun, McLaren masih mendapatkan dua mitra sponsor baru menjelang dimulainya musim F1 2019. ”Kami cukup beruntung bisa membawa sekitar lima mitra baru tahun lalu dan kami akan mengumumkan lainnya bulan ini.
Setidaknya dua yang sudah kami tanda tangani sehingga kami masih bisa membuat kemajuan bagus,” ujar Brown, yang tidak ragu mengungkapkan aspek bisnis yang dialami timnya.
Pada Grand Prix penutup musim tahun lalu di Abu Dhabi, beberapa tim F1 menyampaikan kekhawatiran mereka atas kemungkinan pengaruh negatif Brexit terhadap mereka, termasuk potensi masalah logistik dan staf-staf mereka.
Tujuh dari 10 tim F1 memiliki markas pendukung mereka di Inggris Raya, termasuk juara bertahan Mercedes. Meski demikian, sampai saat ini belum terlihat adanya pengaruh buruk itu karena proses Brexit tersebut belum tuntas.
Sejak Vodafone mengakhiri kerja sama dengan tim F1 Inggris itu pada 2013, tim McLaren sampai saat ini belum memiliki sponsor utama.
Lebih lambat
Sementara itu, perubahan aturan pada 2019 yang berupa penyederhanaan sayap depan dan belakang, berdasarkan simulasi awal tim Racing Point, disimpulkan akan membuat mobil-mobil F1 2019 menjadi lebih lambat.
Direktur Teknik Racing Point Andy Green, dikutip Motorsport.com, kemarin, mengatakan, perubahan aturan yang relatif kecil untuk 2019 itu berdampak sangat besar pada performa dan keseimbangan mobil. ”Ini menjadi sebuah pukulan besar.
Ketika kami pertama kali menempatkan mobil di terowongan angin beberapa bulan lalu, kami membicarakan beberapa detik yang hilang dari waktu satu putarannya dan juga keseimbangan mobil yang buruk,” paparnya.
Aturan penyederhanaan sayap depan dan belakang 2019 itu ditujukan untuk membuat balapan lebih ketat. ”Itu merupakan hasil kemungkinan terburuk.
Mudah-mudahan hal itu memberikan dampak positif pada balapan yang lebih ketat,” ujar Green.
Tim-tim F1 sudah memperkirakan akan terjadi balapan yang ketat pada awal musim balapan 2019 karena tim-tim masih berusaha mencari cara untuk meminimalkan dampak dari kehilangan downforce dari komponen sayap yang lebih disederhanakan itu.
”Perubahan itu signifikan, tidak sepenuhnya mengubah mobil, tetapi sangat dekat ke tujuannya,” ucap Green. (OKI)