JAKARTA, KOMPAS--Menyongsong Piala Dunia Basket FIBA 2023, Indonesia mulai membentuk tim yang dipersiapkan untuk berpartisipasi pada kejuaraan tersebut. Sebanyak 23 pebasket berusia 18-23 tahun terbaik dari seluruh Indonesia sudah dipanggil untuk pelatnas di Jakarta sejak 15 Januari. Mereka akan terus dibina agar memiliki kemampuan yang pantas untuk mewakili Indonesia di Piala Dunia mendatang.
Indonesia bersama Filipina dan Jepang terpilih sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia Basket FIBA 2023. Namun, Indonesia tidak bisa lolos otomatis ke kejuaraan tersebut, seperti Filipina dan Jepang. Itu karena kualitas timnas basket Indonesia masih di bawah rata-rata. Berdasarkan peringkat FIBA per 4 Desember 2018, timnas basket Indonesia ada di peringkat ke-86, sedangkan Filipina ke-31 dan Jepang ke-47.
Agar tak terjadi ketimpangan kualitas, FIBA mensyaratkan Indonesia meningkatkan mutu timnasnya sejak sekarang. Indonesia diminta membentuk timnas untuk kejuaraan itu jauh-jauh hari. Lalu, tim ”Merah-Putih” diwajibkan pula untuk bisa lolos delapan besar Piala Asia Basket 2021.
Saat ini Indonesia sudah lolos ke babak kualifikasi Piala Asia Basket 2021 yang akan bergulir mulai November 2019. Kepastian itu didapat setelah menjadi empat besar prakualifikasi Piala Asia Basket zona timur pada November 2018.
Sebagai bagian syarat itu, PB Perbasi membentuk timnas proyeksi Piala Dunia Basket 2023 itu sejak sekarang. Pada tahap awal, tim diisi 23 pebasket berusia 18-23 tahun. ”Mereka dikumpulkan atas rekomendasi dari daerah masing-masing dan pemantauan langsung PB Perbasi di sejumlah kejuaraan kelompok usia nasional,” ujar manajer timnas basket proyeksi 2023, Fareza Tamrella, di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Seleksi pertama
Tim itu akan menjalani seleksi tahap pertama dalam laga persahabatan menghadapi klub Liga Basket Indonesia (IBL), Hangtuah, di Jakarta, Jumat (18/1). Dari pertandingan itu, tim akan diciutkan menjadi 15 orang. Kemudian, dengan nama Indonesia Warriors, mereka akan diikutsertakan di empat seri terakhir IBL 2019, yakni dari seri lima (25-27 Januari) hingga seri delapan (15-17 Februari).
”Tak hanya membentuk tim ini, kami juga sedang memonitor dan mendata pebasket-pebasket berdarah asli dan berdarah campuran Indonesia yang bermain di luar negeri. Kami juga berencana menaturalisasi satu pemain NBA yang memiliki tinggi lebih dari 2 meter dan tentu punya kualitas dan sikap yang baik,” kata Fareza.
Untuk sementara, tim dilatih Dusan Ignatov. Pelatih asal Serbia itu berpengalaman melatih selama 25 tahun, juga pelatih salah satu pebasket 3 x 3 terbaik dunia, Dusan Domovic Bulut. ”Kelemahan pebasket Indonesia adalah mereka tidak memiliki dasar basket yang kuat. Namun, saya berusaha untuk mengajarkan mereka filosofi bermain basket saya, yakni mengutamakan taktik dan kecerdasan. Selain itu, saya ingin mengoptimalkan kecepatan mereka,” tutur Ignatov.
Pebasket timnas proyeksi 2023, Erick Jonathan Gosal (21), berharap pelatih bisa mengoptimalkan keunggulan kecepatan pebasket Indonesia. Di sisi lain, akurasi tembakan juga tidak boleh diabaikan sebagai salah satu kunci kemenangan.