Dominasi petenis senior atas gelar juara Grand Slam membuat kiprah petenis muda dinanti di Australia Terbuka. Dua di antara mereka, Taylor Fritz dan Alex de Minaur, akan bertemu para legenda, Roger Federer dan Rafael Nadal, pada babak ketiga.
MELBOURNE, KAMIS Taylor Fritz dan Alex de Minaur adalah 2 dari 10 anak muda berusia 22 tahun ke bawah yang akan tampil pada babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka. Kedua petenis yang pernah terpilih sebagai pendatang baru terbaik itu akan menantang para legenda, Roger Federer dan Rafael Nadal.
Fritz dan De Minaur pernah berhadapan dengan para jagoan itu, masing-masing, pada satu pertemuan. Namun, pertemuan kali ini lebih istimewa karena akan terjadi dalam turnamen Grand Slam dan berlangsung di stadion terbesar di Melbourne Park, Rod Laver Arena, Jumat (18/1/2019). Fritz akan melawan Federer, sementara Nadal melawan De Minaur.
Rod Laver Arena adalah tempat yang telah memberi satu dari 17 gelar Grand Slam buat Nadal, yaitu pada 2009. Federer lebih hebat, yaitu dengan enam gelar dari total 20 gelar juara. Bersama Novak Djokovic dan mantan petenis Australia, Roy Emerson, Federer menjadi tunggal putra dengan gelar terbanyak di Australia Terbuka.
Fritz (21) dan De Minaur (19), masing-masing, baru memasuki musim keempat di Australia Terbuka. Babak ketiga yang akan dijalani menjadi hasil terbaik kedua petenis yang sama- sama memulai karier di arena profesional pada 2015.
Prestasi kedua anak muda, yang dikenal dengan sebutan ”Next Gen” (Generasi Berikutnya) tersebut, memang sangat jauh dari Federer dan Nadal. Namun, mereka pernah diakui sebagai petenis pendatang baru terbaik ATP, Fritz pada 2016 dan De Minaur pada 2018.
Kedua petenis juga memiliki sedikit persamaan dengan legenda yang akan mereka hadapi. Fritz dilatih Paul Annacone, sosok yang melatih Federer pada 2010-2013 dan mengantarkan sang maestro pada gelar ketujuh di Wimbledon pada 2012.
Fritz telah belajar dari pertemuan dengan Federer yang terjadi pada babak kedua ATP Stuttgart 2016. Ketika itu dia kalah, 4-6, 7-5, 4-6. ”Saya memenangi set kedua. Saya sangat senang bisa menang atas Federer meski hanya satu set.
Saat pertandingan berlangsung ketat pada set ketiga, saya berpikir punya kesempatan untuk menang,” ujar Fritz dalam The New York Times.
Pola pikir itu membuatnya ingin memenangi laga dengan cepat. Alih-alih menang, kegembiraan yang terlalu dini itu justru membuat Fritz kalah. ”Saya belajar dari kejadian itu. Saya harus bersikap seperti pada pertandingan lain saat melawan Federer,” katanya.
De Minaur juga belajar dari kekalahan 1-6, 2-6, 4-6 saat berhadapan dengan Nadal pada babak ketiga Wimbledon 2018. Dikutip dari The Age, dia menyatakan harus tampil lebih rileks dan fokus pada kemampuannya sendiri.
Lahir di Sydney, Australia, dari ayah yang merupakan orang Uruguay dan ibu dari Spanyol, De Minaur pindah ke Alicante, Spanyol, pada usia 5 tahun. Dia berlatih tenis di negara asal Nadal itu dengan dukungan Tenis Australia.
”Nadal seperti raja di Spanyol. Prestasinya dari olahraga sangat luar biasa. Saya senang akan melawan dia untuk mengukur kemampuan saya,” kata De Minaur.
Oleh Nadal, petenis yang dimentori mantan petenis Lleyton Hewitt itu dinilai sebagai tantangan berat. Gelar juara di ATP Sydney dan dua kemenangan di Melbourne Park dinilai melambungkan kepercayaan diri De Minaur. Apalagi, dia akan tampil di hadapan publik Australia.
Djokovic lewati Tsonga
Petenis putra nomor satu dunia Novak Djokovic melangkah ke babak ketiga setelah mengalahkan Jo-Wilfried Tsonga, 6-3, 7-5, 6-4, di Rod Laver Arena, Kamis. Kemenangan yang mengantarkan Djokovic melawan Denis Shapovalov pada babak ketiga ini merupakan ulangan dari final 2008.
Sebelas tahun lalu, Djokovic mengalahkan Tsonga pada partai puncak untuk meraih gelar Grand Slam pertama dari 14 yang telah diperolehnya hingga AS Terbuka 2018. Djokovic pun selangkah lebih dekat ke gelar ketujuh di Melbourne Park.
Di putri, petenis nomor satu dunia Simona Halep juga lolos ke babak ketiga. Halep bermain 2 jam 31 menit untuk mengalahkan Sofia Kenin (AS), 6-3, 6-7 (5-7), 6-4. (iya)