London, SeninMayoritas tim Formula 1 pada musim 2019 ini harus membayar lebih mahal untuk bisa ikut balapan jet darat itu. Semakin besar poin yang diraih sebuah tim, tim tersebut harus membayar lebih mahal uang kepesertaan tim. Tim juara dunia F1 2018, Mercedes, misalnya, harus membayar 4,838 juta dollar AS (sekitar Rp 69 miliar).
Seperti dilaporkan Motorsport, Senin (21/1/2019), sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan F1 yang dimulai pada 2013, Federasi Otomobil Internasional (FIA) menghitung biaya kepesertaan masing-masing tim itu berdasarkan jumlah poin yang diraih pada musim sebelumnya.
Setiap tahun, biaya kepesertaan itu naik karena berpatokan kepada Indeks Harga Konsumen AS sehingga pada 2019 ini semua tim harus membayar uang pokok kepesertaan 546,133 dollar AS (sekitar Rp 7,8 miliar), dan kemudian biaya tambahan berdasarkan poin yang mereka dapat pada musim 2018.
Sebagai juara konstruktor 2018, Mercedes harus membayar 6.553 dollar AS (sekitar Rp 93,4 juta) untuk setiap poin yang diraih, sedangkan tim lain membayar 5.459 (sekitar Rp 77,8 juta) per poin.
Ketika Mercedes menikmati musim yang sangat dominan pada 2016, mereka harus membayar biaya kepesertaan tahun berikutnya sebesar 5,25 juta dollar AS (hampir Rp 75 miliar dengan kurs saat ini).
Dari 10 tim peserta balapan F1 2019, enam tim harus membayar biaya kepesertaan lebih dari satu juta dollar AS, sedangkan empat tim lain di bawah satu juta dollar AS.
Tim Williams yang menempati peringkat terbawah konstruktor pada musim 2018 menanggung biaya kepesertaan 584.346 dollar AS (sekitar Rp 8,4 miliar), dari tahun sebelumnya 944,491 dollar AS (sekitar Rp 13,5 miliar dengan nilai tukar saat ini).
Pembagian keuntungan
Meski terlihat besar, uang kepesertaan itu terbilang kecil jika dibandingkan pembagian keuntungan yang diperoleh tim-tim F1. Untuk musim 2019 ini belum diumumkan berapa uang pembagian keuntungan yang diperoleh tim-tim F1.
Akan tetapi, sebagai gambaran pada musim 2018 tim Mercedes mendapatkan pembagian keuntungan dari musim 2017 sebesar 128,8 juta pound sterling (sekitar Rp 2,35 triliun).
Adapun bagian terbesar tetap diperoleh tim Ferrari meski hanya menempati posisi kedua, yaitu 147,2 juta pound sterling (sekitar Rp 2,69 triliun).
Pembagian keuntungan diperkirakan meningkat karena ada kenaikan sekitar tiga persen jumlah penonton siaran F1, dengan total 1,758 miliar pemirsa.
”Kami sangat senang melihat pertumbuhan dalam dua tahun beruntun setelah bertahun-tahun mengalami penurunan,” ujar direktur peneliti olahraga dunia pada pengelola F1 Liberty Media, Matt Roberts. (Reuters/OKI)