JAKARTA, KOMPAS Organisasi pertahanan yang rapuh menjadi kelemahan para pemain tim nasional Indonesia U-22 yang sedang bersiap menghadapi Piala AFF U-22 di Kamboja, 17 Februari-2 Maret. Kehadiran mantan penjaga benteng skuad ”Garuda”, seperti Nova Arianto dan Hendro Kartiko, di jajaran tim pelatih diharapkan mampu mengatasi masalah ini.
Nova, terutama ketika bermain di Persib Bandung pada 2007-2011, dikenal sebagai bek tangguh yang juga rajin mencetak gol melalui sundulannya.
Sementara Hendro merupakan salah satu kiper terbaik Indonesia yang sempat disamakan dengan Fabien Barthez, kiper Perancis. Tepat jika Nova dan Hendro menjadi asisten pelatih Indra Sjafri.
Seleksi skuad timnas U-22 saat ini mayoritas diikuti para pemain yang sebelumnya membela timnas U-19. Pada kompetisi terakhir, yaitu Piala Asia U-19 2018, lini belakang tim ”Garuda Muda” kerap melakukan kesalahan. Salah satunya ketika dikalahkan Qatar, 5-6, pada fase grup.
Bahkan, Taiwan yang merupakan tim terlemah di Grup A itu mampu membobol gawang Indonesia satu kali. Timnas U-19 pun kebobolan total tujuh gol pada fase grup. Berkaca dari performa lini belakang saat para pemain U-22 masih di tim U-19 itu, organisasi pertahanan menjadi fokus pembenahan.
Menurut Nova, pembenahan lini pertahanan merupakan fokusnya sejak ditunjuk menjadi asisten pelatih. ”Fokus saya tidak hanya membenahi (teknik bertahan) empat bek di belakang, tetapi juga para gelandang,” ujarnya setelah memimpin latihan di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Nova mengatakan, lini belakang Garuda Muda kurang rapat dan minim komunikasi. Masalah ini yang harus dibenahi terlebih dulu sebelum melatih bek untuk membangun serangan dari belakang.
Pemahaman pemain untuk menjaga kerapatan pertahanan dan meningkatkan komunikasi juga akan membantu memperbaiki transisi dari menyerang ke bertahan.
Berdasarkan pengalamannya sebagai pemain, Nova pun menekankan pentingnya bagi seorang bek untuk tidak hanya fokus memperhatikan pergerakan bola. ”Memperhatikan pergerakan lawan tanpa bola itu yang masih kurang,” ujarnya.
Terkait cara pemain membaca permainan, Hendro menekankan para kiper Garuda Muda untuk lebih bisa menjadi koordinator di lini belakang. Dengan berada di belakang, kiper memiliki kelebihan untuk melihat jalannya permainan.
”Kiper, selain mengerti cara bermain, juga harus mengerti cara mengorganisasi rekannya,” ujar Hendro. Salah satu kiper timnas U-22, Satria Tama, mengatakan, penting bagi kiper untuk memahami sepak bola modern, seperti yang diminta Indra. ”Kami dituntut untuk bisa membagi bola dari belakang,” ujarnya mengenai peran kiper.
Selain itu, daya tahan para pemain juga harus ditingkatkan. Karena itu, para pemain, menurut rencana, akan menjalani latihan daya tahan tubuh dengan berlari di Bukit Senayan, Rabu pagi ini.
”Pemain akan lari sekitar 20 kilometer atau selama 45 menit. Itu akan membuat daya tahan pemain meningkat,” kata Nova. (DEN)