Emiliano Sala seperti merasa ada yang tidak beres dengan pesawat kecil yang akan membawanya ke klub barunya, Cardiff City, Senin (21/1/2019) malam waktu Perancis. Striker berusia 28 tahun itu kemudian mengirim pesan suara kepada temannya di Argentina, tempat kelahirannya.
”Aku berada di dalam pesawat yang sepertinya akan jatuh. Jika dalam 1,5 jam ke depan kamu tidak mendapat kabar dariku, aku tidak tahu apakah mereka akan mengirim orang untuk mencariku karena mereka tidak akan pernah menemukanku.
Aku sangat takut,” kata Sala dalam rekaman suara yang ia kirim melalui aplikasi WhatsApp itu. Ayah Sala, Horacio Sala, memastikan bahwa itu benar suara putranya.
Entah apa yang dirasakan Sala saat itu. Namun, yang pasti, ia sangat ketakutan sehingga mengirim pesan suara itu sesaat setelah memasuki pesawat jenis Piper PA-46 itu. Bersama seorang pilot, Sala terbang dari Nantes menuju ke Cardiff, Wales.
Ketika pesawat itu sudah terbang sejauh 20 kilometer dan berada di atas Selat Inggris, pesawat itu lantas tidak bisa dikontak. Keberadaannya lenyap. Regu penyelamat pun berusaha mencari pesawat itu di sekitar Pulau Guernsey. Mereka sudah menyisir area seluas 3.000 km persegi dan belum menemukan hasil.
Polisi di Guernsey mengatakan bahwa suhu air laut di Selat Inggris sangat dingin dan angin sangat kencang. ”Jika pesawat itu mendarat di laut, peluang mereka selamat sangat kecil,” katanya.
Tipislah pula harapan Cardiff untuk mendapatkan penyerang tajam yang bisa menyelamatkan mereka dari degradasi di Liga Inggris. Cardiff saat ini berada di peringkat ke-18 klasemen atau di pintu zona degradasi.
Itulah sebabnya mereka berusaha mencari striker tajam seperti Sala untuk memperbaiki penampilan hingga akhir musim nanti. Sala merupakan pemain berbakat yang telah mengemas 12 gol selama bermain di Nantes musim ini.
Ia berada di bawah Kylian Mbappe (14 gol) dan Nicolas Pepe (13 gol) dalam daftar pencetak gol terbanyak Liga Perancis saat ini.
Cardiff lalu membeli Sala seharga 15 juta pounds atau sekitar Rp 213 miliar. Sala menandatangani kontrak pada Sabtu (19/1) dan menjadi pemain termahal yang pernah dibeli klub tersebut. Pemain yang mengawali kariernya di klub Bordeaux itu pun sudah tidak sabar untuk berlaga di Inggris.
Cardiff lalu membatalkan jadwal latihan pada Selasa (22/1) untuk menghormati Sala. ”Kami terus berdoa untuk mendapatkan kabar baik,” kata CEO Cardiff City Ken Choo.
Ken juga mengatakan bahwa ia sebelumnya sudah menawari Sala untuk menggunakan pesawat yang disediakan klub. Namun, Sala rupanya tidak mau dan memutuskan menggunakan pesawat yang kini justru hilang.
Bukan yang pertama
Sebelumnya, kecelakaan pesawat pernah merenggut nyawa 22 pemain Chapecoense pada 2016. Pesawat yang membawa tim asal Brasil itu kehabisan bahan bakar sebelum sampai di Kolombia untuk menghadapi Atletico National.
Pada 1958, 11 pemain dan ofisial Manchester United tewas karena pesawat gagal landas di Muenchen, Jerman. MU sampai saat ini terus mengenang tragedi itu setiap 6 Februari.
Tidak heran jika ada pemain seperti Dennis Bergkamp yang mengalami fobia terhadap penerbangan. Dalam buku otobiografi Stillness and Speed, Bergkamp rela gajinya di Arsenal dikurangi 100.000 pounds atau Rp 1,8 miliar karena ia tidak mau naik pesawat. Ia kemudian dijuluki ”The Non-Flying Dutchman”.(AP/AFP/REUTERS/DEN/KEL)