JAKARTA, KOMPAS— Simon McMenemy, pelatih baru tim nasional sepak bola Indonesia, bertekad mengembalikan kebanggaan publik pada skuad ”Garuda”. Pelatih asal Skotlandia yang malang melintang di sepak bola Indonesia itu ditargetkan PSSI membawa skuad Garuda menempati peringkat 120 besar dunia.
Kali terakhir tim Garuda di peringkat itu adalah satu dekade silam sebelum terjadi dualisme di PSSI. Sejak itu, posisi skuad Garuda di peringkat FIFA terus melorot, bahkan sempat terbenam di peringkat 180 saat pembekuan PSSI pada 2015. Kini, Indonesia berada di peringkat 159 atau di bawah tim-tim Asia Tenggara lain, seperti Myanmar (139), Thailand (118), dan Filipina (116).
”Adalah kebanggaan besar bisa duduk di sini. Saya mungkin bukanlah pilihan utama dari para suporter. Namun, bisa saya pastikan bahwa tiada yang lebih bergairah dan bakal bekerja keras ketimbang saya.
Misi besar saya adalah mengembalikan kebanggaan pada timnas ini,” ujar Simon dalam jumpa pers, Kamis (24/1/2019), di Jakarta.
Simon ditunjuk PSSI menggantikan Luis Milla yang pulang ke Spanyol, Agustus 2018. Mantan pelatih klub Bhayangkara FC itu diikat kontrak hingga Desember 2020 mendatang.
Selain target menembus peringkat ke-120 dunia, Simon juga diharapkan dapat mengakhiri penantian lama publik Indonesia akan trofi Piala AFF pada 2020.
”Perlu kerja keras berjangka panjang guna meraih target juara di 2020 itu,” ujar Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria pada acara pengenalan pelatih baru timnas itu.
Selain Piala AFF 2020, agenda lain tim Garuda selama dua tahun ke depan adalah kualifikasi Piala Dunia 2022. Kualifikasi ini akan dimulai pada Juni mendatang.
Selain itu, tim asuhan Simon juga akan tampil pada kualifikasi Piala Asia 2023. Untuk itu, kerangka tim Garuda diharapkan sudah terbentuk setidaknya April mendatang.
”Menurut saya, sudah selaiknya kita tampil di Piala Asia. Ini tugas besar bagi saya. Kita punya talenta besar meskipun juga tidak sedikit masalah. Tugas saya di sini adalah memaksimalkan potensi itu dan menemukan kepingan yang hilang di tim,” ujar Simon kemudian.
Kering prestasi
Berbeda dengan di level yunior, prestasi timnas senior Indonesia selama ini bisa disebut mengecewakan. Mereka belum pernah menjuarai Piala AFF. Indonesia bahkan telah lama absen, yaitu 12 tahun, di Piala Asia.
Kali terakhir skuad Garuda tampil di panggung Asia itu adalah pada 2007. Pada saat itu, Indonesia kandas di penyisihan grup.
Namun, menurut Simon, tidak ada hal yang mustahil atau tidak bisa dicapai. Guna meraih mimpi itu, ia bakal selektif dalam memilih pemainnya. Bakat atau kemampuan teknis semata, ungkapnya, tidak cukup jadi jaminan tampil di timnas.
”Pemain kriteria saya adalah kombinasi kemampuan dengan sikap baik mewakili Indonesia. Pemain-pemain terbaik ini datang bisa dari mana saja, mulai yang berkarier di luar negeri, liga domestik, ataupun timnas muda,” kata Simon. (JON)