Jendela transfer pemain pada Januari ini ibarat anomali. Nyaris tidak ada pemain bintang, apalagi nama besar. Jendela transfer Januari kini dijadikan pintu ke masa depan.
MILAN, JUMAT Jendela transfer musim dingin alias Januari ini biasanya menjadi peluang bagi klub-klub Eropa untuk menambal sulam skuadnya dalam upaya mencapai target pada akhir musim. Namun, Januari kali ini sangat berbeda. Klub-klub beramai-ramai membeli masa depan alih-alih memikirkan target jangka pendek.
Tahun lalu, jendela transfer Januari nyaris sama hangatnya dengan musim panas. Hijrahnya Philippe Coutinho dari Liverpool ke Barcelona dan hengkangnya Pierre-Emerick Aubameyang dari Borussia Dortmund ke Arsenal mewakili geliat transfer Januari 2018.
Kebutuhan sesaat juga mendasari tukar guling dua bintang Liga Inggris, Alexis Sanchez dan Henrikh Mkhitaryan. Kedua penyerang saling bertukar kostum, yaitu Arsenal dan Manchester United, saat itu.
Adapun kepanikan mendorong kepindahan Olivier Giroud dari Arsenal ke Chelsea persis pada hari terakhir jendela transfer. Saat itu Chelsea krisis striker menyusul perginya Diego Costa ke Atletico Madrid.
Jauh berbeda dengan musim lalu, mayoritas transfer musim dingin tahun ini berorientasi jangka panjang. Tengok saja AC Milan, klub Italia yang baru membeli Krzysztof Piatek dari Genoa. Striker 23 tahun itu dibeli 31,5 juta poundsterling atau setara Rp 580 miliar.
Pembelian Piatek menegaskan proyek peremajaan dan investasi besar-besaran Milan untuk mengembalikan kejayaannya pada masa depan. Skuad ”Rossoneri” sebelumnya telah memiliki barisan pemain muda hebat, seperti striker Patrick Cutrone (21), kiper Gianluigi Donnaruma (19), dan bek tengah Mattia Caldara (24).
”Ini adalah hari penting bagi masa depan klub ini. Kami ingin membangun sebuah mimpi sekaligus tim yang kompetitif. Kami ingin mengembalikan Milan seperti kita kenal dulu,” ujar CEO AC Milan Ivan Gazidis, seperti dikutip Calciomercato.
Milan memenangi persaingan sengit dengan klub-klub raksasa, seperti Barcelona dan Real Madrid, dalam memburu Piatek. Striker yang bersaing dengan bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, dalam perburuan sepatu emas di Liga Italia itu memang lama diincar Barca.
Piatek dianggap sebagai salah satu striker langka. Pemain yang mengemas 13 gol dari 19 laga Liga Italia itu mirip Luis Suarez, striker Barca. Striker asal Polandia itu tidak hanya punya insting gol yang tajam, tetapi juga tangguh dalam duel bola atas dan memiliki kemampuan olah bola mumpuni.
Namun, Barca tidak berkecil hati. Mereka baru mendapatkan buruan lamanya, Frenkie de Jong, dari Ajax Amsterdam. Ia dibeli dengan harga fantastis, yaitu 75 juta euro atau Rp 1,1 triliun. Padahal, usia pemain tengah itu baru 21 tahun.
De Jong bukanlah gelandang sembarangan. Pemain berdarah Belanda itu dianggap titisan legenda Ajax serta Barca, Johan Cruyff. De Jong, yang baru akan membela Barca akhir musim ini, dikenal dengan asisnya yang sangat mematikan. Ia cocok dengan permainan operan pendek dan penguasaan bola ala Barca.
Marc Overmars, legenda Barca yang kini menjabat Direktur Ajax meyakini, De Jong bakal menjadi bintang pada masa depan. ”Saya berharap ia melakukan hal fantastis. Intuisi saya berkata, ia bakal jadi pemain spesial,” ujarnya kepada Goal.
Selain Piatek dan De Jong, Christian Pulisic (Chelsea) dan Brahim Diaz (Real Madrid) adalah nama-nama muda lainnya yang menghiasi transfer Januari ini. (JON)