Belum Dinaungi KONI, Kurash Ingin Membuktikan Diri
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, SELASA – Cabang olahraga kurash bertekad membuktikan diri di ajang Sea Games 2019 di Manila Filipina. Pengurus Besar Kurash Indonesia menargetkan 2 emas dari 10 nomor yang dipertandingkan di Sea Games. Di tengah perjuangan itu, hingga saat ini kurash belum masuk naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia.
Pada Asian Games 2018 di Jakarta, kurash menyumbang satu medali perunggu melalui Khasani Najmu Shifa yang turun di kelas -63 kilogram putri. Capaian tersebut dinilai cukup baik mengingat kurash merupakan olahraga baru di Indonesia. Kurash berasal dari Uzbekistan dan baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 2016.
Capaian Shifa menjadi pelecut semangat cabang kurash untuk terus menempa diri demi meraih prestasi-prestasi berikutnya. Ketua Umum Pengurus Besar Kurash Indonesia (PB KI) Mayor Jenderal TNI Abdul Hafil Fuddin, bertekad meraih dua medali emas di Sea Games.
"Kurash masih baru di Indonesia, tetapi sudah bisa menyumbangkan medali di even sebesar Asian Games. Selanjutnya, kita melihat ke Sea Games dan kita harus mendapatkan dua medali emas. Karena itu, kita harus menggelar latihan secara rutin dan fokus," kata Hafil melalui siaran pers, Selasa (29/1/2019).
Sebagai langkah awal menuju Sea Games, PB KI menggelar seleksi nasional (seleknas) di Ciloto, Jawa Barat, selama sehari penuh pada Sabtu (27/1/2019). Seleknas bertujuan untuk mencari atlet-atlet yang akan dipanggil ke pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Pada SEA Games, kurash akan mempertandingkan 10 nomor, masing-masing lima nomor untuk putra dan putri. PBKI bersiap untuk turun di semua nomor yang dipertandingkan.
Menurut Hafil, proses seleksi terus berlangsung dengan sistem promosi degradasi. Pada Juni 2019, PB KI berencana menggelar kejuaraan nasional (kejurnas). Atlet kurash yang telah mengikuti pelatnas bisa saja terdegradasi bila ada atlet berpotensial yang muncul saat kejurnas.
Berharap perhatian
Sebagai cabang baru, Hafil berharap pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap kurash. Ia menginginkan federasi kurash di Indonesia bisa segera dinaungi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Saat ini PBKI tercatat sudah memiliki pengurus di 19 provinsi.
Dengan dinaungi KONI, perkembangan kurash di daerah bisa lebih cepat. Para atlet juga jadi lebih yakin untuk menekuni olahraga kurash.
Menurut Hafil, menjadi keanggotaan tetap di KONI sangat penting karena bisa membuat Kurash rutin dipertandingkan di dalam negeri.
“Harapan kami mudah-mudahan Maret atau April kita bisa menjadi anggota KONI. Oleh karena itu, semua pengurus harus mendukung," kata Hafil.