BASEL, RABU—Roger Federer tak akan lagi melewatkan turnamen lapangan tanah liat seperti pada musim 2017 dan 2018. Dia akan tampil dalam dua turnamen tanah liat, termasuk Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-9 Juni.
Usai tersingkir pada babak keempat Australia Terbuka di Melbourne, 14-27 Januari, Federer mengatakan akan tampil di Roland Garros, Paris. Dia mengatakan tak perlu lagi melewatkan turnamen tanah liat seperti dua musim terakhir, karena tak ada lagi target juara grand slam di benaknya.
”Saat ini, saya sudah sampai pada tahap hanya menikmati tenis. Saya tak yakin bisa membuat terobosan besar lagi. Jadi, saya akan tampil di Roland Garros,” kata Federer yang dikalahkan petenis 20 tahun asal Yunani, Stefanos Tsitsipas, di Melbourne.
Telah tiga musim Federer absen di Perancis Terbuka. Pada 2016, dia tak bertanding karena cedera punggung meski masih tampil pada dua turnamen pemanasan, yaitu ATP Masters 1000 Monte Carlo dan Roma.
Pada 2017 dan 2018, Federer tak tampil pada semua turnamen tanah liat untuk menjaga kondisi tubuh. Bermain di lapangan tanah liat menuntut daya tahan fisik lebih prima daripada di lapangan keras dan rumput. Karena lapangan tanah liat memantulkan bola lebih lambat dan tinggi, hingga sering terjadi perebutan poin dengan reli.
Federer pun menghindari kondisi itu seiring bertambahnya usia. Tahun ini, maestro tenis asal Swiss itu akan berusia 38 tahun pada 8 Agustus.
Pelatih Federer, Severin Luthi, dalam wawancara yang ditulis surat kabar Le Matine di Lausanne, Swiss, Selasa (29/1/2019), mengatakan, Federer akan tampil pada satu turnamen pemanasan sebelum bertanding di Roland Garros. Namun, pria yang telah melatih Federer sejak 2007 itu, tak menyebutkan turnamen pemanasan yang akan diikuti.
Mulai April
Berdasarkan agenda turnamen Asosiasi Tenis Profesional (ATP), musim kompetisi lapangan tanah liat berlangsung sejak April hingga berakhirnya Perancis Terbuka. Untuk tahun ini, ATP menggelar tiga ATP Masters 1000 tanah liat sebelum Perancis Terbuka, yaitu di Monte Carlo (14-21 April), Madrid (5-12 Mei), dan Roma (12-19 Mei).
Direktur Turnamen Perancis Terbuka Guy Forget sangat gembira menyambut keputusan Federer. ”Meski demikian, keputusan itu tak mengejutkan bagi saya,” kata Forget seperti dikutip surat kabar Perancis, L’Equipe.
”Dia masih punya motivasi untuk bermain tenis dan dia senang melakukannya. Saya rasa, Federer rindu bermain di Roland Garros. Seperti seorang pianis, saat tidak bermain dengan rutin, dia akan merindukannya. Apalagi, menurut saya, penampilan Federer tetap cepat, tidak bertambah lambat,” ujar Forget dikutip dari www.tennisworldusa.org.
Luthi juga menegaskan, meski akan berusia 38 tahun, Federer belum memperlihatkan tanda akan pensiun. ”Dalam usia seperti saat ini, Roger memang tak memastikan akan bermain berapa lama lagi. Ini juga bukan berarti dia akan tetap tampil pada Olimpiade Tokyo 2020. Yang bisa saya katakan saat ini, pola latihannya tak berubah, termasuk latihan fisik dengan Pierre Paganini,” tutur Luthi.
Saat ini, Federer yang turun tiga tingkat ke peringkat keenam dunia setelah tersingkir pada babak keempat Australia Terbuka, berlibur bersama keluarganya di Swiss. Federer akan bermain lagi pada turnamen di Dubai, Uni Emirat Arab, 25 Februari-2 Maret.
Sementara itu, juara Australia Terbuka, Novak Djokovic termotivasi untuk melampaui prestasi Federer sebagai tunggal putra dengan gelar juara grand slam terbanyak. Djokovic, yang telah mengumpulkan 15 gelar grand slam, berselisih lima gelar juara dengan Federer. Djokovic mengatakan, jika tubuhnya selalu fit, bukan tak mungkin hal itu akan terjadi.
Setelah menjuarai tiga grand slam terakhir yakni Wimbledon dan AS Terbuka 2018, serta Australia Terbuka 2019, petenis nomor satu dunia itu berpeluang menyamai prestasinya dengan menjuarai empat grand slam beruntun. Djokovic melakukan itu sejak Wimbledon 2015 hingga Perancis Terbuka 2016. (AP)