FIRENZE, mINGGU Juventus yang berada di puncak klasemen Liga Italia masih bisa merasa tenang karena para pesaing terdekatnya, seperti Napoli dan Inter Milan, sedang mengalami paceklik gol. Pada laga pekan ke-23, Napoli dan Inter Milan masih mencari cara untuk menemukan ketajaman lini serangnya.
Napoli ketika bertandang ke Stadion Artemio Franchi untuk melawan Fiorentina harus kehilangan dua poin lagi karena laga berakhir 0-0, Minggu (10/2/2019) dini hari WIB. Pada laga lainnya, Inter menang 1-0 atas Parma dan mencetak gol pertama di Liga Italia pada tahun ini. Dalam empat laga terakhir, Inter tidak bisa mencetak gol.
Dengan hasil ini, Napoli tetap berada di peringkat kedua dengan 52 poin atau tertinggal delapan poin di bawah Juventus yang masih menjalani laga kontra Sassuolo, Senin (11/2) dini hari WIB. Sementara Inter masih kokoh di peringkat ketiga dengan 43 poin.
Hasil imbang di kandang Fiorentina itu pun menyisakan pekerjaan rumah bagi Pelatih Napoli Carlo Ancelotti. Mereka belum bisa mencetak gol dalam empat laga terakhir, tiga laga Liga Italia dan satu laga Piala Italia. Terakhir kali mereka bisa mencetak gol adalah ketika mengalahkan Lazio, 2-1, pada akhir Januari.
Ancelotti merasa timnya sudah mampu membangun serangan dengan baik. Namun, mereka seolah kehilangan kekuatan ketika berada di depan gawang lawan. Striker Napoli, Dries Mertens, misalnya, gagal memanfaatkan dua peluang gol malam itu.
”Mertens hanya tidak beruntung. Dia menciptakan peluang, tetapi kemudian kehilangan ketajaman di depan gawang lawan,” ujarnya seperti dikutip laman Corriere dello Sport.
Dalam dua musim sebelumnya, ketika Napoli masih dilatih Maurizio Sarri, Mertens menjadi andalan lini serang dan tampil produktif dengan 28 gol di Liga Italia pada musim 2016-2017 dan 18 gol pada musim 2017-2018. Pada musim ini, striker asal Belgia itu baru mencetak delapan gol dan gol terakhirnya terjadi pada akhir Desember 2018 saat menghadapi Bologna.
Malam itu, Ancelotti lebih memilih Mertens ketimbang Arkadiusz Milik untuk mendampingi Lorenzo Insigne dalam formasi 4-4-2. Namun, Milik yang kemudian menggantikan Mertens pada menit ke-62 juga paceklik gol.
Icardi galau
Di kubu Inter, Icardi juga sedang galau sehingga kehilangan ketajamannya. Kegalauan itu muncul karena Icardi sedang mengajukan kenaikan gaji menjadi 10 juta euro atau sekitar Rp 158 miliar per tahun. Namun, negosiasi masih alot.
Luciano Spalletti menyadari hal ini memengaruhi penampilan striker asal Argentina itu. Laga kontra Parma pun menjadi laga ketujuh bagi Icardi di Liga Italia tanpa bisa mencetak gol. Ia terakhir kali mencetak gol pada pertengahan Desember 2018 ketika Inter mengalahkan Udinese, 1-0.
”Icardi butuh menghindar sejenak dari persoalan kontrak itu,” kata Spalletti seperti dikutip laman Football-Italia.
Menurut Spalletti, manajemen klub siap membahas kembali kontrak dengan Icardi dan berusaha mengakhiri persoalan ini secepatnya.
Inter beruntung masih memiliki pemain asal Argentina lainnya, yakni Lautaro Martinez, yang mencetak gol ke gawang Parma pada menit ke-79. Martinez mencetak gol itu sekitar 2 menit setelah turun ke lapangan untuk menggantikan Joao Mario. (AFP/DEN)