Roma, Senin AS Roma sedang melalui masa-masa sulit pada musim ini. Mereka pun berusaha mencari pijakan untuk benar-benar keluar dari krisis. Kesempatan itu bakal terjadi di Stadion Olimpico saat skuad ”Serigala Roma” menjamu FC Porto pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Rabu (13/2/2019) pukul 03.00 WIB.
Laga pertama pada fase gugur ini sangat berat bagi Roma. Porto merupakan tim yang tidak pernah kalah dalam enam laga selama fase Grup D yang dihuni Schalke 04, Galatasaray, dan Lokomotiv Moskwa. Di level domestik, Porto merupakan juara bertahan Liga Portugal dan kini masih berada di puncak klasemen sementara.
Adapun Roma melaju ke fase gugur sebagai peringkat kedua Grup G yang dihuni Real Madrid, Viktoria Plzen, dan CSKA Moskwa. Selama fase grup, Roma dua kali kalah dari Real dan satu kekalahan dari Viktoria. Meski langkahnya tidak sesempurna Porto, Roma setidaknya masih punya harapan untuk bisa kembali menembus babak semifinal seperti musim lalu.
Selain Roma, wakil lain dari Italia, Juventus, juga bisa menembus babak 16 besar. Nasib mereka lebih bagus dari pada Inter Milan dan Napoli yang tersingkir di fase grup. ”Kami bangga menjadi salah satu wakil Italia. Kami harus punya target tinggi,” kata Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco seperti dilansir laman UEFA, Senin (11/2).
Namun, untuk mengejar target yang tinggi di level Eropa itu, Roma dan Di Francesco harus melihat penampilan mereka di level domestik yang naik-turun seperti jet coaster. Hari ini Roma bisa bermain bagus, tetapi empat hari kemudian mereka bisa menelan kekalahan memalukan. Pada laga berikutnya, mereka bisa tampil bagus lagi. Penampilan Roma musim ini pun menjadi sulit ditebak.
Seperti pada saat pertengahan Januari lalu. Mereka mengalahkan Torino, 3-2, lalu ditahan Atalanta, 3-3 (padahal Roma sudah unggul 3-0). Pada laga berikutnya di ajang Piala Italia, mereka dilumat Fiorentina, 1-7. Menariknya, ketika bertemu AC Milan yang kini juga sedang membaik penampilannya, Roma bisa menahan imbang, 1-1.
Pada laga terakhir sebelum menghadapi Porto, Roma memetik kemenangan 3-0 atas Chievo. Kemenangan ini bisa menjadi pelecut semangat Serigala Roma. Namun, di sisi lain, laga ini tidak sepenuhnya mencerminkan kebangkitan Roma. Chievo merupakan tim yang baru menang 1 kali dan kalah 13 kali dalam 23 laga Serie A.
Beban pelatih
Meski sudah menang atas Chievo, Di Francesco masih menanggung beban yang sangat berat untuk membuat timnya konsisten. Setelah menjadi pahlawan karena membawa Roma melaju hingga ke semifinal Liga Champions musim lalu, masa depan Di Francesco sempat dipertanyakan ketika timnya sering terpeleset di Serie A.
Bahkan, pada akhir 2018, manajemen klub sampai ”mengurung” skuad Serigala Roma di Trigoria sebanyak dua kali. Trigoria merupakan pusat latihan milik Roma. Para pemain diminta tinggal di tempat itu selama beberapa hari untuk memperbaiki penampilan.
Ketika berturut-turut kalah, rumor pemecatan Di Francesco segera beredar. Nama-nama pelatih seperti Vincenzo Montella dan Paulo Sousa muncul sebagai calon pengganti. Namun, manajemen klub masih percaya Di Francesco bisa melakukan perubahan.
Hal yang sama juga dirasakan para pemain. ”Pelatih punya etos kerja dan tahu apa yang dia inginkan dari timnya. Kadang keinginannya tidak bisa kami penuhi, tetapi ia tidak pernah kehilangan prinsip. Memang tidak mudah melatih di klub seperti Roma,” kata gelandang AS Roma, Daniele De Rossi.
Selama ini, Di Francesco berusaha merotasi pemain dan formasi. Terkadang upayanya gagal. Namun, dalam eksperimennya itu, ia semakin memahami apa yang terbaik untuk timnya.
Seperti saat ini, beberapa pemain Roma, misalnya Diego Perotti dan Cengiz Under, masih cedera, Di Francesco perlu meracik strategi yang tepat. Menguatkan lini pertahanan menjadi fokus utamanya karena bek Kostas Manolas dan kiper Robin Olsen masih diragukan bisa tampil.
Bermain di kandang, Roma perlu mengoptimalkan peran striker Edin Dzeko untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Hal yang tidak mudah karena Porto memiliki kiper gaek yang sering tampil di Liga Champions, Iker Casillas.
”Ini akan menjadi laga yang sangat sulit, tetapi kami ingin melangkah ke depan,” kata gelandang Roma, Lorenzo Pellegrini, seperti dikutip laman Football-Italia. (DEN)