Mantan sprinter nasional Purnomo Yudhi (56) meninggal dunia, di Jakarta, Jumat (15/2/2019) pagi. Selama lima tahun terakhir, Purnomo berjuang melawan penyakit kanker getah bening.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mantan sprinter nasional Purnomo Yudhi (56) meninggal di Jakarta, Jumat (15/2/2019) pagi. Selama lima tahun terakhir, Purnomo berjuang melawan penyakit kanker getah bening.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Tigor Tanjung saat dihubungi pada Jumat mengatakan, pihaknya menerima informasi dari keluarga almarhum tak lama setelah Purnomo berpulang. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan hari ini.
Sebelum dimakamkan, jenazah dibawa terlebih dulu ke rumah duka di Perumahan Discovery Lumina, Bintaro, Tangerang Selatan.
”Saya juga sedang menunggu kabar terbaru dari pihak keluarga,” ujar Tigor melalui telewicara.
Selama lima tahun terakhir, Purnomo mengidap kanker getah bening. Tigor menyampaikan, selama berjuang melawan penyakitnya, sprinter kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, itu berpindah-pindah rumah sakit selama menjalani pengobatan.
”Terakhir kami tetap berkomunikasi dengan baik. Kami juga sempat menjenguk beliau saat menjalani terapi kanker,” kata Tigor.
Menurut Tigor, Purnomo merupakan salah satu sprinter yang istimewa. Dia meraih banyak prestasi ketika mewakili Indonesia. Prestasi terbaiknya adalah lolos hingga ke babak semifinal Olimpiade Los Angeles 1984 di Amerika Serikat. Kala itu, Purnomo berlaga di nomor 100 meter.
Pencapaian itu membuat Purnomo menjadi satu-satunya pelari Asia yang berlaga di semifinal lari 100 meter Olimpiade Los Angeles.
”Prestasi itu ia raih saat kondisi pemusatan latihan nasional tidak sebaik seperti saat ini,” ucap Tigor.