JAKARTA, KOMPAS — Berbeda dengan 2018, kali ini pemain bulu tangkis ganda putra Indonesia melewatkan Jerman Terbuka untuk langsung fokus pada All England. Selain harus mengikuti Djarum Superliga Bulu Tangkis, cara itu diharapkan memberi hasil maksimal bagi ganda putra di All England.
All England akan berlangsung di Birmingham, Inggris, 6-10 Maret, setelah Jerman Terbuka, 26 Februari-3 Maret. Dengan jadwal beruntun, Jerman Terbuka biasanya dijadikan sebagai ajang pemanasan menuju All England. Namun, kali ini, turnamen yang berkategori BWF World Tour Super 300 itu tak dimasukkan dalam daftar turnamen yang diikuti ganda putra Indonesia.
Kejuaraan antarklub Superliga Bulu Tangkis yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, 18-24 Februari, membuat sebagian besar ganda putra absen pada Jerman Terbuka. Kevin Sanjaya Sukamuljo dan kawan-kawan diharuskan mengikuti superliga yang berformat kejuaraan beregu putra dan putri.
”Waktunya terlalu mepet dengan Jerman Terbuka, jadi pemain langsung fokus ke All England. Lagi pula, yang jadi target untuk rangkaian turnamen di Eropa adalah juara All England,” kata pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Indonesia diwakili lima ganda putra pada All England, salah satunya juara bertahan dua tahun terakhir, Kevin/Marcus Fernaldi Gideon. Tahun ini, Indonesia bisa berharap pada nama lain selain Kevin/Marcus, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pemain lain yang akan tampil adalah Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Setelah selalu gagal pada babak pertama All England 2017 dan 2018, kemampuan Fajar/Rian telah sampai pada kategori layak untuk menjuarai turnamen besar. Oleh Herry, mereka bahkan dinilai sebagai pesaing berat Kevin/Marcus untuk mempertahankan gelar juara.
Pertemuan dengan Kevin/Marcus, sebagai ganda nomor satu dunia yang mendominasi gelar juara pada musim 2017 dan 2018, menjadi patokan. Fajar/Rian kalah dalam tiga pertemuan, tetapi selalu memberi perlawanan ketat pada dua pertemuan terakhir, yaitu pada final Asian Games Jakarta Palembang, Agustus 2018, dan perempat final Indonesia Masters 2019, 22-27 Januari.
Pada final Asian Games, Fajar/Rian kalah dengan skor 21-13, 18-21, 22-24. Adapun pada perempat final Indonesia Masters, mereka kalah 21-18, 17-21, 19-21. Kedua kekalahan itu didapat setelah mereka unggul lebih dulu untuk meraih kemenangan.
Pembeda
Faktor inilah, yang menurut Herry, menjadi pembeda antara Fajar/Rian dengan Kevin/Marcus. ”Pada poin-poin ’tua’ seperti angka 18 atau 19, Fajar/Rian masih kalah cerdik dari Kevin/Marcus. Kekuatan otot tangan dan kaki mereka juga berkurang saat memasuki gim ketiga. Namun, kekurangan itu sudah diperbaiki dan mereka seharusnya bisa tampil lebih baik,” kata Herry.
Keyakinan Herry juga didasarkan pada pengaturan jadwal yang melewatkan Jerman Terbuka. Pada 2018, Fajar/Rian tampil pada final Jerman Terbuka, tetapi tersingkir pada laga awal All England, sepekan kemudian. Mereka belum memiliki daya tahan fisik untuk tampil maksimal dalam dua turnamen beruntun.
Tahun ini, superliga harus diikuti sebelum All England, tetapi masih ada jeda sepekan di antara kedua kejuaraan itu.
”Pola latihan memang harus diubah karena ada superliga, latihan memantapkan pola permainan dengan dua melawan tiga orang berkurang. Namun, ini diharapkan tak mengganggu persiapan. Pemain sudah diingatkan untuk menjaga kondisi selama mengikuti superliga,” tutur Herry.
Sebelumnya, Rian berharap bisa tampil lebih baik pada All England 2019 karena waktu persiapan lebih panjang dibandingkan 2018.
”Setelah Indonesia Masters, persiapan langsung fokus pada All England, jadi seharusnya sekarang lebih siap. Superliga sedikit mengganggu, tetapi tidak masalah, yang penting kami bisa menjaga kondisi seperti yang diminta pelatih,” kata Rian.
Fajar/Rian akan berhadapan dengan Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korea Selatan) pada babak pertama. Mereka berada pada paruh atas undian bersama tiga unggulan lain, yaitu Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark/5), Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang/4), dan Kevin/Marcus (1). Jika dua ganda terbaik Indonesia itu selalu menang, mereka berpeluang bertemu di semifinal.