Valentino Rossi kebanjiran ucapan selamat ulang tahun ke-40 dari seluruh dunia. Bahkan, bintang-bintang olahraga dunia dari berbagai cabang olahraga pun mengirimkan ucapan selamat untuk legenda hidup MotoGP itu.
”Engkau akan selalu menjadi malaikat yang terbang ke berbagai penjuru dunia,” ujar Maradona dalam video di laman MotoGP, Sabtu (16/2/2019).
Selain Maradona, bintang tenis Rafael Nadal, Novak Djokovic, Roger Federer, dan Garbine Muguruza juga memberikan selamat. ”Selamat ulang tahun. Kamu luar biasa,” ujar Djokovic.
Semua ucapan itu memberikan semangat bagi Rossi yang masih mengejar gelar ke-10. Saat ini Rossi mengumpulkan sembilan gelar juara, tujuh kali di ajang GP500/MotoGP serta masing-masing sekali di kelas 250cc dan 125 cc.
Namun, selain ucapan dari rekan-rekannya itu, Rossi sebenarnya menyerap energi remaja dari interaksinya dengan para pebalap muda. Setelah dia mendirikan Akademi VR46 di tempat kelahirannya di Tavullia, Urbino, Italia, pada 2013, semangat untuk bersaing di level atas terus membara.
Rossi menemukan obat awet muda di akademi itu. ”Bekerja dengan anak-anak muda ini membuat Anda tetap muda,” ujar Rossi.
Usaha Rossi mengembangkan bakat-bakat muda Italia di ajang balap motor itu mulai menunjukkan hasil. Dua pebalap muda lulusan Akademi VR46 yang kini di MotoGP adalah Franco Morbidelli (Yamaha) dan Francesco Bagnaia (Ducati).
”Ide awal dari akademi ini adalah mengembalikan balap sepeda motor Italia ke 15 tahun lalu saat kami berada di puncak,” ujar Alessio ”Uccio” Salucci, sahabat Rossi, yang kini menjadi Direktur Olahraga Akademi VR46.
Lokasi akademi itu awalnya perkebunan seluas 65 hektar yang tidak terurus. Rossi memanfaatkan lokasi itu untuk berlatih bersama rekan-rekannya. Kemudian muncul ide mendirikan akademi pebalap.
Ide itu juga diinspirasi interaksi Rossi dengan para pebalap belia. ”Valentino biasa berlatih fisik di pusat kebugaran di Pesaro. Anak-anak di sana, seperti Niccolo Antonelli, Andrea Migno, Franco Morbidelli, sering datang karena mereka tahu dia (Rossi) berlatih di sana,” ujar Uccio.
”Mereka akan berkata: ’Vale, kami tidak punya sarung tangan, kami tidak punya baju balap.’ Kami membantu mereka, tetapi seadanya. Jadi, Vale mengusulkan memulai akademi untuk membantu anak-anak itu dengan sungguh-sungguh,” ujar Uccio.
Pengalaman Rossi menghadapi berbagai kesulitan saat balapan juga membantu para pebalap muda itu menemukan solusi. ”Dia telah berada di olahraga ini selama 23 tahun dan saya berusia 22 tahun. Semua kesulitan, dia pernah mengalaminya. Karena dia, kami mendadak bisa mengatasi masalah-masalah itu,” ujar Bagnaia.
Bagi Rossi, anak-anak muda yang sangat ambisius itu menjadi sumber energi baru. ”Berlatih sendirian itu membosankan. Sekarang dia (Rossi) berlatih bersama anak-anak itu yang cepat dan ingin mengalahkan dia. Dia juga ingin mengalahkan mereka dan itu tidak mudah. Kompetisi terus-menerus, itulah yang yang diperoleh Valentino dari akademi,” ujar Uccio.